yang menggelayuti langit. Pukul 19.00, dan suasana di salah satu hotel berbintang lima ini makin hidu
terbaik mereka. Senyum manis tersungging di wajah, saling bergandengan dengan pasangan atau
anya ia bisa mendapatkan minuman itu dalam jumlah banyak. Jangan tanyakan juga berapa sloki yang telah ia habiskan sebelum sampai di tempat ini, ka
menghargai orang lain, jadi untuk kali ini tolong pahami bahwa ia benar-benar membutuhkan minuman itu untuk berubah menjadi sosok yang lain. Orang t
kita di sini." Sopir taxi menoleh
an di tangannya, membuat sopir taxi memaklumi kondisi orang yang sedang patah hati. Namun setelah sampai di tujuan
as karena banyaknya uang yang harus dikeluarkan. Ia merogoh ke dalam tas kecil ya
dikuasai alkohol, tapi pikirannya masih bekerja dengan baik. Ia menyeret gaun kuning sepanjang sepanjang jalan. Tidak peduli de
ndara sangat bagus. Elaina terhuyung sebentar, sebelum menegakkan diri dan melangkah cepat ke ara
berkedip. Rasa kaget masih menguasainya karena gadis itu menyeberang tanpa
frameless, bergumam dan menatap arah Iobi. Ia kembali me
aat lift terbuka, membiarkan dirinya terdesak di dalam. Celoteh orang-orang hanya didengar sepintas. Otaknya kini terlalu sibuk
m lift itu. Tiba di depan ballroom, ada banyak orang di lorong. Menggunakan undangan yang dipinjam
dari para undangan. Musik mengalun dari orchestra di ujung ruangan. Ia me
gangkat ujung gaunnya. Melangkah dengan cepat menuju pelaminan. la menyambar kertas Iebar dan mengkilat dari meja prasmanan.
ada dan harus ia sembur keluar. Hingga lima antrian lagi di depan MC pernikahan m
bercerita, sudah lama kalian menjalin hubungan
un putih dan mulai bicara. "Kami menjalin hubungan kurang lebih enam
epal saat m
h kalian langsung klik satu sa
anka adalah satu-satunya wanita dalam hidupku. Tida
OOON
luar dari barisan. Membuang kertas undangan ke
kamu! Berani-b
sementara istrinya menatap b
Fidell dengan panik. Beru
alangi dan ia tidak peduli. Vodka membuatnya kuat un
kedua orang tua disamping Fidell. "Baru dua hari kamu putusin aku secara sepihak, kamu udah nikah! Na
Sang papa
ga. Tangannya melambai untuk mengusir Elaina, dan dua
putus dari lama. Kenapa
il sepatu dan melemparkannya ke arah Fidell. Meleset, lemparannya men
ng terus terang. Jangan pak
yang terjadi. Tapi, Elaina tidak peduli. la ingin seluruh dunia tahu, apa yang sudah dilakukan
dan dua pria penjaga kini menyergap Elaina, memegang tangannya dengan erat. Tidak pedu
inya kamu mem
ia macam apa yang dinikahinya. Kamu ingat gaun yang aku pakai ini? Gaun yan
hati karena ak
nya. "Sakit hati? Bukan putus yang bikin aku sakit tapi karena kamu menduak
jas pengantin dan rambutnya, mena
a aku memilih Ivanka. Pria mana yang
n ini semakin membuat kilat amarah di mata Eliana bersinar. Satu hal yang Fidell ab