Unduh Aplikasi panas
Beranda / Cerita pendek / Unholy 21+
Unholy 21+

Unholy 21+

5.0
92 Bab
182.1K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***

Bab 1 FuckVicky Part 1

Vicky selalu mengira bahwa pria itu akan mendatanginya malam-malam.

Mungkin Evander akhirnya akan bosan dengan istrinya dan masuk ke dalam kamarnya.

Pria itu akan mengunci pintu kamar dan membangunkannya dengan sebuah ciuman. Pria itu kemudian akan duduk di pinggir ranjang dan menyalakan lampu agar bisa melucuti pakaiannya.

Tangan kasar Evander akan terasa luar biasa melawan kulitnya yang gemetaran. Pria itu bahkan tidak perlu mengatakan apa-apa. Vicky hanya butuh pria itu menindih dan menjejalkan kejantanannya, lalu menyetubuhinya hingga ia menjerit dan memohon agar diampuni.

Tapi seperti biasa, semua itu hanya fantasi.

Vicky tidak benar-benar ingin memiliki hubungan dengan suami baru mommynya. Evander Jacobson adalah daddy tirinya.

Vicky hanya suka membayangkan pria itu ketika ia bermasturbasi. Ia membayangkan kepala kekakuan pria itu terbenam di antara pahanya, lidah kasar menjilatinya. Sangat cepat hingga yang bisa dilakukannya hanyalah menggeliat dan melenguh memanggil namanya. Oh, daddy.

Ia ingin kata-kata yang keluar dari bibir Evander hanyalah perintah. Ia butuh kuku pria itu menggali ke pahanya ketika pria itu membenamkan dirinya hingga ke pangkal, memenuhi dan merobek celahnya yang belum tersentuh pria manapun.

Vicky membayangkan suara bola pria itu menampar selangkangannya. Denyutan batang yang ada di dalamnya akan terasa seirama dengan remasan celahnya, membentuk nada yang sempurna.

Ia mungkin akan melenguh dan membuat semuanya terasa sangat seksi. Tapi ia juga tidak ingin membuat semuanya mudah bagi pria itu. Ia mungkin akan melawan dan membantah. Hanya untuk melihat seberapa jauh pria itu bersedia mempertaruhkan harga dirinya untuk mendapatkannya.

Vicky tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya ketika lendir pelepasan pria itu berceceran memenuhi lubang sempitnya. Ia akan memastikan ia melenguh sekeras mungkin agar mommynya mendengar. Betapa ia membenci mommynya sendiri karena menikahi pria itu.

Vicky baru saja pulang dari kampus ketika menemukan pintu ruang kerja daddynya terbuka. Ia tidak bisa menahan diri. Ia tidak tahu mengapa ia melakukannya, tapi ia melakukannya. Ia masuk ke dalam.

Evander mendirikan perusahaan teknologi bersama beberapa teman kuliahnya ketika pria itu berumur 19 tahun. Perusahaan yang kemudian dijualnya dengan harga ratusan milyar ketika ia berusia 25 tahun. Sejak itu, Evander bekerja di rumah. Sebagai freelance dari satu proyek ke proyek lain, membangun semacam program komputer yang tidak terlalu dipahami oleh Vicky.

Ruang kerja Evander memperlihatkan level organisir di atas rata-rata. Pria itu memiliki binder berisi dokumen yang semuanya tersusun rapi sesuai abjad di lemari cabinet.

Vicky melihat laptop Evander terbuka di atas meja kerjanya. Mengikuti rasa penasarannya, Vicky duduk dan menekan mouse yang ada di sebelah laptop.

Layar langsung menyala, menampakkan screen saver laptop. Seorang model berbikini dengan dada padat tersenyum ke arah Vicky.

Kemudian kolom yang meminta password muncul.

Sial.

Vicky mencari-cari di sekitar meja untuk menemukan petunjuk. Secarik kertas atau note pad. Tapi ia tidak menemukan apa-apa.

Iseng, Vicky memasukkan namanya sendiri dengan sedikit tambahan yang kreatif. Siapa tahu, kan.

Victoria. Salah.

Vicky1. Salah.

FuckVicky.

Hampir saja Vicky menjerit ketika pesan "password diterima" muncul.

Vicky mulai menjelajah isi laptop daddy tirinya.

Tidak banyak yang menarik, kecuali satu, tersimpan di dalam folder tersembunyi. Folder dengan namanya, Vicky.

Vicky membuka folder sambil menahan napas dan hampir tersedak ketika melihat isinya. Puluhan, bahkan mungkin ratusan foto di dalamnya. Semua foto dirinya. Semua diambil ketika ia sedang telanjang.

Di salah satunya, Vicky bisa melihat dirinya sendiri ketika sedang bermasturbasi di kamar. Sangat jelas seakan pria itu berada di depannya ketika memotret. Vicky bisa melihat jemarinya masuk ke dalam celahnya yang sangat basah sementara matanya setengah terpejam dengan bibir membuka.

Dari mana pria itu mendapatkan semua foto ini?

Apakah ia memasang semacam kamera atau alat perekam di dalam kamarnya?

Kemungkinan besar begitu. Lagipula, ia dan mommynya lah yang pindah ke rumah pria itu setelah mereka menikah. Siapa yang tahu apa yang di pasang pria itu di kamarnya.

Vicky mendengar suara langkah kaki di lorong.

Panik, Vicky membanting laptop menutup dan mencari tempat untuk sembunyi. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam lemari. Sambil menangkupkan tangannya sendiri ke depan bibir agar tidak bersuara, Vicky menunggu.

"Vicky?" Suara pria itu terdengar.

Langkah kaki kembali terdengar. Berjalan mengitari ruangan sebelum berhenti di depan lemari.

"Aku tahu kau ada di dalam lemari," pria itu melanjutkan. "Daddy punya mata di mana-mana."

Vicky mengumpat dalam hati. Tentu saja pria itu tahu ia ada di sana. Tidak punya pilihan, Vicky membuka pintu lemari dan menundukkan wajahnya, merasa bersalah sekaligus karena tidak ingin merasakan tatapan marah pria itu. Vicky yakin ia pasti akan dihukum setelah ini.

"Daddy hanya ke bawah sebentar tahu-tahu kau sudah ada di dalam. Kukira kau mengerti peraturan di rumah ini, Vicky. Ruang kerja Daddy adalah off limit untukmu. Apakah kau lupa?"

Vicky menggeleng.

"Tidak, Daddy. Sorry," gadis itu menjawab.

Evander menarik lengan Vicky dari dalam lemari. Cengkeraman tangan pria itu terasa erat. Tidak aneh karena Evander memiliki badan yang kekar dari menghabiskan banyak waktu di gym. Badan berotot pria itu membuktikan hasil kerja kerasnya.

Evander mungkin berumur 40 tahun, tapi pria itu terlihat jauh lebih muda dari umurnya.

Vicky tidak berani mengangkat wajahnya tapi ia bisa merasakan napas Evander yang panas di lehernya.

Sebuah getaran mengalir melewati tubuh Vicky. Di satu sisi, ia ingin pria itu menindih dan menyetubuhinya hingga lemas, tapi di sisi lain, sisi yang lebih waras, sisi yang mengerti betapa gilanya keinginannya itu, memberitahunya untuk kabur dari hadapan pria itu.

Sayangnya sisi liarnya mengambil alih tubuh Vicky. Karena saat ini, celah Vicky benar-benar basah. Ia bahkan bisa merasakan cairannya merembes keluar dari celahnya dan membasahi celana dalam yang ia kenakan.

Vicky mengenakan rok pendek dan kaos ketat saat itu. Dan seakan bisa membaca keinginan di dalam wajah Vicky, Evander meraih ke bawah dan meminggirkan kain di selangkangan Vicky ke samping.

Tahu-tahu, satu jemari pria itu sudah mengusap sepanjang belahan di antara paha Vicky yang tercukur rapi.

"Aku sudah memberikanmu sangat banyak kan, Vicky?" pria itu bertanya dengan napas berat.

"Y-ya, Daddy."

Sambil merasakan jemari pria itu mengusap, Vicky mulai gemetaran. Gadis itu ingin melenguh tapi ia tidak ingin Evander tahu betapa bergairahnya ia sekarang.

Evander melingkarkan tangannya yang lain ke pinggang Vicky dan menarik gadis itu kian mendekat.

Vicky berusaha untuk mundur ke belakang. Tapi Evander tidak mengijinkan. Pria itu menahan sementara jemarinya mulai bergerak kasar dan memaksa, bekerja kian masuk ke dalam lipatan Vicky yang licin.

Semakin susah bagi Vicky untuk bisa menahan lenguhannya sekarang.

Tapi begitu desahan itu terlepas dari bibir Vicky, Evanler menarik tangannya dan melangkah mundur.

"Aku menebak kau melihat foto-fotomu?" pria itu bertanya sambil mengamati Vicky dengan pandangan tajam.

Vicky mendongak sekarang.

"Ya. Bagaimana Daddy bisa-"

"Aku memiliki cara. Aku selalu mengawasimu, Babygirl. Ingat itu."

Pria itu meraih lengan Vicky dan memutar tubuh gadis itu membelakanginya. Menahan satu tangan Vicky di belakang punggung, . Evander meraih tangan Vicky yang lain dan meletakkannya ke posisi yang sama sebelum mendorong tubuh gadis itu ke arah tembok.

"Daddy sudah mengamatimu sejak lama, Babygirl. Aku sudah memberikan apapun yang kau inginkan. Sekolah, pakaian dan tas bermerk, perhiasan, kendaraan pribadi. Sekarang, Daddy butuh sesuatu balik darimu."

Jantung Vicky berdetak semakin keras. Apakah yang didengarnya tidak keliru? Pria itu menginginkan sesuatu darinya?

"P-please... Lepaskan aku, Daddy," Vicky membisik.

Evander menekan tubuh Vicky sedikit lebih keras ke arah tembok.

"Oh... Daddy akan melepaskanmu, Baby. Setelah Daddy selesai," pria itu berkata sambil menggesekkan selangkangannya ke pantat Vicky.

"T-tapi, Daddy. A-aku belum pernah melakukannya dengan siapapun sebelum ini," Vicky merintih. Ia bisa merasakan kekakuan di antara kaki Evander menekan pantatnya.

Evander tertawa. Pria itu melilitkan tangannya ke pinggang Vicky. Kemudian dengan kekuatan penuh, pria itu mendorongkan tonjolan keras dan kaku di dalam celananya dan menggosokkannya melawan bagian belakang putri tirinya

Vicky hampir tidak bisa bernapas. Ia yakin Evander akan menyetubuhinya dengan kasar dan tanpa ampun, ia bisa merasakan gairah pria itu meluap dari badan Evander yang panas.

Celah Vicky berdenyut penuh gairah memikirkannya. Siapa yang mengira, pria itu rupanya menginginkan dirinya juga.

Evander memutar badan Vicky kembali menatap ke depan dan tanpa membuang waktu mulai melucuti pakaian gadis. Evander merobek kaos yang di kenakan Vicky hingga dada gadis itu memburai keluar. Kemudian, dengan kekuatan yang sama, Evander memelorotkan rok dan celana dalam Vicky hingga pussy berambut halus itu terpampang jelas.

Udara di dalam ruangan dingin, tapi tubuh Vicky gemetaran oleh gairah yang panas.

Walau ia bisa merasakan celahnya berdenyut ingin segera dimasuki, tapi Vicky juga menemukan dirinya merasa malu. Vicky menaikkan kedua tangannya menutupi dadanya yang padat dan mengeratkan kedua kakinya menjadi satu.

"Jangan, Daddy," Vicky mendesah, entah menolak atau menggoda.

Dengan mudah, Evander menurunkan tangan Vicky dan menarik paha gadis itu membuka. Kemudian tanpa aba-aba, Evander memasukkan satu jarinya ke dalam celah putri tirinya.

to be continue...

to be continue...

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 92 Omku Sutradara Film Porno Part 2   10-29 21:46
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY