/0/14428/coverbig.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba)
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Selina Gianvito tidak tahu sudah berapa kali dia menghubungi nomor telepon Raditia Mustafa dalam satu jam terakhir, tetapi tidak satu pun usahanya yang berhasil.
Dia baru saja melahirkan bayi mereka. Bagaimana pria itu bisa sekejam ini?
Selimut rumah sakit berwarna putih tampak kusut di tangannya dan pandangannya mulai kabur. Dia menggigit bibir bawah dengan keras karena kesal sampai mengeluarkan darah. Di luar, samar-samar dia bisa mendengar seseorang yang meminta dokter untuk membiarkan bayinya tetap hidup. Tepat pada saat ini, dia ingat bahwa hari ini adalah hari pernikahan Raditia dengan wanita lain.
Dia tahu bahwa Raditia hanya ingin mempertahankan bayinya, bukan dirinya.
Dia bahkan sudah memiliki nama untuk bayinya dan seorang ibu baru untuk menggantikannya.
Sungguh tidak masuk akal!
Sambil menahan air mata dan rasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya, Selina memeluk bayinya dengan erat.
Tiba-tiba, pintu ruang bersalin terbuka dari luar. Sekelompok orang menerobos masuk, termasuk Melani Gianvito.
Wajah Selina berubah menjadi pucat. Dia memeluk bayinya lebih dekat dan menatap tajam ke arah orang-orang di depannya.
Melani memandangnya dengan jijik dan berkata dengan tegas, "Berikan bayinya, Selina. Ini adalah utangmu pada kakak perempuanku. Jika terjadi sesuatu pada bayi itu, Raditia akan membunuhmu."
"Aku tidak melakukan apa pun pada Lila!" Selina membalas dengan keras.
Tak terpengaruh dengan ucapannya, Melani mencibir, "Itu tidak penting lagi. Jika Raditia yakin itu salahmu, maka itu salahmu! Serahkan saja bayi itu padaku. Dia akan membantu Lila masuk ke dalam Keluarga Mustafa dan menjadi istri Raditia. Keluargaku akan bersukacita atas hal ini. Sedangkan kamu, kamu akan membusuk di penjara karena apa yang telah kamu lakukan padanya!"
"Tidak! Aku tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada Lila! Kamu tidak bisa mengambil bayiku!" Selina menolak dengan keras.
Dia tidak bersalah! Mengapa Raditia memercayai omong kosong itu dan menghukumnya seperti ini?
Ini tidak adil! Dia mengandung bayi itu di dalam rahimnya selama sembilan bulan dan mencintainya dengan sepenuh hati. Dia tidak akan pernah membiarkan bayinya mengakui wanita lain sebagai ibu!
Dengan tangan gemetar, Selina mengangkat ponselnya dan menghubungi nomor Raditia berulang kali, tetapi tidak berhasil. Akhirnya, ponsel Raditia dimatikan.
Melani mencemooh, "Apa kamu pikir Raditia akan menjawab? Berhentilah bermimpi. Kamu hanyalah alat baginya. Sekarang setelah kamu melahirkan, kamu tidak lagi berguna. Raditia menceraikanmu karena dia sangat jijik padamu dan lebih memilih menikahi kakakku yang koma daripada bersamamu. Sadarlah, Selina. Raditia tidak pernah mencintaimu."
Selina merasa hatinya hancur berkeping-keping mendengar kata-kata Melani. Dia tidak percaya Raditia bisa sekejam ini. Pernikahan mereka selama dua tahun tidak ada artinya bagi pria itu dan dia tidak lain hanyalah batu loncatan bagi Lila untuk menikah dengan Keluarga Mustafa!
Tiba-tiba, rasa sakit yang tajam menjalar di perut bagian bawahnya. Selina mengerang dengan perasaan ngeri dan terkejut. Rasanya seperti seluruh tubuhnya tercabik-cabik. Kemudian, dia merasakan darah di pahanya, mengalir ke bawah kakinya dan ke lantai putih. Napasnya menjadi terengah-engah, seolah-olah dia akan pingsan.
Perawat yang hadir terkesiap dan berteriak dengan panik, "Dia mengalami pendarahan!"
Melani hanya melihat Selina perlahan-lahan jatuh ke lantai dan menuntut, "Untuk apa kalian berdiri diam di sana? Ambil bayinya! Cepatlah, atau kalian semua akan menyesal!"
Bayi dalam gendongan Selina dengan cepat direnggut darinya.
Selina pingsan dan jatuh ke lantai, darah menggenang di sekelilingnya, tetapi tidak ada seorang pun dari sekelompok orang yang menerobos masuk yang tampak peduli padanya.
Mengetahui kondisi Selina, tim bedah rumah sakit buru-buru mengeluarkan formulir persetujuan untuk mengoperasinya, tetapi tidak ada yang mau menandatanganinya.
Semua orang tahu bahwa Raditia tidak mencintai Selina. Dia dan bayinya hanyalah pion untuk membantu wanita yang dicintai Raditia, Lila Gianvito, untuk menikah dengan keluarga Mustafa.
Tidak ada yang peduli dengan keselamatan Selina, karena Raditia sudah selesai dengannya. Bagi orang-orang ini, kematiannya adalah hasil yang jauh lebih baik.
Tak lama setelah Selina dibawa ke ruang gawat darurat, dokter keluar dan dengan sedih melaporkan bahwa Selina telah meninggal dunia. Melani tidak terlihat terkejut dan segera pergi dengan bayinya setelah itu.
Cahaya terang di koridor menonjolkan merahnya darah Selina di lantai.
Di sampingnya terdapat formulir persetujuan yang terabaikan, ternoda oleh noda darah.
Namun, segera setelah Melani dan yang lainnya pergi, petugas medis bergegas ke luar ruang gawat darurat dan melapor pada dokter, "Kami punya masalah, Dokter! Pasien ... ada dua bayi lagi di dalam rahim pasien ...."
Empat tahun setelah hari yang menentukan itu, seorang anak laki-laki yang menggemaskan duduk dengan tenang di kamarnya di vila Keluarga Gianvito.
Anak laki-laki itu memiliki mata yang dalam dan ekspresi yang dingin, membuatnya terlihat dewasa melebihi usianya. Segala sesuatu tentang wajahnya tampak sempurna, kecuali bekas tamparan yang samar di pipinya.
Pintu tiba-tiba terbuka dari luar, menampakkan Melani dengan gaun adibusana merah dan sepatu hak tinggi.
Riasannya yang mewah tidak dapat menyembunyikan kekesalannya karena melihat anak laki-laki itu masih belum berpakaian untuk acara yang akan berlangsung. "Para tamu sudah datang, Narel. Ganti pakaianmu sekarang dan keluarlah bersamaku."
"Aku tidak akan keluar," jawab Narel Mustafa dengan dingin.
Melani merengut, berjalan menghampiri anak laki-laki itu dengan langkah marah. "Aku bilang ganti pakaian formalmu sekarang!"
"Aku tidak mau!" Narel menghadap ke arah Melani, dengan pipinya yang bengkak terlihat jelas.
Melani marah. Matanya yang berkobar-kobar meraih kastil Lego yang dibangun Narel dan dia menghancurkannya dengan suara keras.
Narel melihat dengan tidak percaya saat set Lego itu hancur berantakan di lantai. Air matanya langsung mengalir. Sambil menyeka air matanya, dia berteriak, "Tante Melani! Aku menghabiskan waktu semalaman untuk membangunnya. Mengapa Tante menghancurkannya?"
Mendengar kata "Tante" membuat Melani semakin marah. Hal itu terus-menerus mengingatkannya bahwa dia telah mendapatkan semua yang dia miliki sekarang karena Narel.
Mata Melani tampak dingin saat dia berkata, "Itu akibatnya jika kamu keras kepala. Sekarang, turunlah ke lantai bawah."
"Aku membencimu!" ucap Narel melalui gigi terkatup sambil memungut pakaian formal di lantai dan melemparkannya ke arah Melani.
Melani segera meraih pergelangan tangan anak itu dan menatap matanya. "Dengar, Narel. Kamu pasti sudah ditelantarkan di panti asuhan jika bukan karena aku. Jadi, aku tidak peduli jika kamu membenciku, tapi kamu harus menahannya sampai pesta berakhir dan semua tamu pergi. Jika tidak, aku akan mengirimmu ke panti asuhan!"
Ini adalah pertama kalinya dalam empat tahun Raditia menyelenggarakan pesta ulang tahun yang megah untuk Narel.
Namun bagi Melani, ini adalah kesempatan berharga untuk lebih dekat dengan Raditia setelah sekian lama. Dia tidak akan pernah membiarkan anak laki-laki yang keras kepala ini menghancurkan masa depannya.
"Jika kamu tidak mau turun ke lantai bawah, tinggallah di sini selamanya dan jangan pernah keluar!" Melani bergegas keluar dari kamar tidur dan mengunci pintu dari luar.
Ketakutan segera menyelimuti wajah Narel. Terakhir kali dia dikurung, dia sangat ketakutan karena seluruh ruangan itu gelap dan menyeramkan dan dia hanya ditemani oleh tikus-tikus. Hal itu membuatnya sangat trauma sehingga kini dia menderita fobia akan sendirian dan kegelapan.
Anak laki-laki malang itu berlari ke arah pintu yang tertutup dan menggedor-gedor dengan tangan kecilnya, sambil menangis dan memohon, "Tante Melani, maafkan aku! Tolong buka pintunya! Aku tidak mau sendirian! Aku takut! Aku berjanji akan bersikap baik! Tante, kumohon!"
Bima tak menyangka, jika seorang gadis yang dia tolong seminggu yang lalu akan menjadi ibu susu anaknya. Dia adalah Jenny, seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang masih berstatus pelajar SMA. Namun, entah alasan apa, diumurnya yang masih terbilang muda gadis itu sudah mengandung. Apa mungkin karena salah pergaulan? Atau justru memang dia sudah menikah? Semakin lama dilihat, Jenny semakin mempesona. Hingga membuat seorang Bima Pradipta yang masih berstatus suami orang menyukainya. Dan suatu ketika, sebuah insiden kesalahan pahaman membuat keduanya terpaksa menikah dan menjadikan Jenny istri kedua Bima. Akankah pernikahan mereka abadi? Lalu, bagaimana dengan Soraya istri pertama Bima? Akankah dia terima dengan pernikahan kedua Bima? Atau justru dialah yang terlengserkan? “Setelah kita menikah, aku akan menceraikan Raya, Jen!” Bima~ “Kalau begitu Bapak jahat namanya, masa Bu Raya diceraikan? Aku dan dia sama-sama perempuan, aku nggak mau menyakitinya!” Jenny~
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
Adult content 21+ Farida Istri yang terluka, suaminya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Perasaan tersakiti membuatnya terjebak kedalam peristiwa yang membuat Farida terhanyut dalam nafsu dan hasrat. Ini hanya cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama, jabatan dan tempat itu hanya kebetulan belaka
Sinta butuh tiga tahun penuh untuk menyadari bahwa suaminya, Trisna, tidak punya hati. Dia adalah pria terdingin dan paling acuh tak acuh yang pernah dia temui. Pria itu tidak pernah tersenyum padanya, apalagi memperlakukannya seperti istrinya. Lebih buruk lagi, kembalinya wanita yang menjadi cinta pertamanya tidak membawa apa-apa bagi Sinta selain surat cerai. Hati Sinta hancur. Berharap bahwa masih ada kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki pernikahan mereka, dia bertanya, "Pertanyaan cepat, Trisna. Apakah kamu masih akan menceraikanku jika aku memberitahumu bahwa aku hamil?" "Tentu saja!" jawabnya. Menyadari bahwa dia tidak bermaksud jahat padanya, Sinta memutuskan untuk melepaskannya. Dia menandatangani perjanjian perceraian sambil berbaring di tempat tidur sakitnya dengan hati yang hancur. Anehnya, itu bukan akhir bagi pasangan itu. Seolah-olah ada penghalang jatuh dari mata Trisna setelah dia menandatangani perjanjian perceraian. Pria yang dulu begitu tidak berperasaan itu merendahkan diri di samping tempat tidurnya dan memohon, "Sinta, aku membuat kesalahan besar. Tolong jangan ceraikan aku. Aku berjanji untuk berubah." Sinta tersenyum lemah, tidak tahu harus berbuat apa ....
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!