emekakkan telinga. Di dalam kamarnya, Dika, remaja berusia 18 tahun, me
i sepagi ini?" gerutu Dika, akhirnya me
di. Suara Anita masih terdengar jelas dari balik pintu, menyanyik
ntu kamar mandi. "Bisa nggak s
nampakkan wajah Anita yang basah dan berbus
k cicak kegencet pintu," protes Dika. "Aku kan mau t
agus gini kamu bilang kayak cicak. Kakak lag
op nyanyi ya?" Dika memo
ta menjulurkan l
an telingaku, nanti genderang telingaku bisa
Gimana kalau kakak nyanyin
g. "Ya udah deh, yang pent
gguk. "Tapi awas ya
an dengan malas. "Pokokny
kaknya mulai bernyanyi lagi, kali ini dengan suara yang lebi
gkan kepala. "Dasar Kak Anita. Sene
makin lebar. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di Harto
. Dika, dengan rambut acak-acakan khas orang baru bangun, sudah duduk d
enghiasi wajahnya. "Pagi, keluarga tersaya
terbatuk-batuk. "Bisa ng
di seberang adiknya. "Maaf, Dik
indahku?" gerutu Dika. "Padahal tadi
impi aja bangga. Kakak malah mau ket
nya, mendadak tertar
reka datang membawa sepiring nasi g
hadapannya. Tanpa basa-basi, dia langs
a," tegur ibunya.
g suruh Kak Nita diet deh. Tu
Enak aja! Ini nam
kong," balas Dika
ngahi. "Tapi Nita, Dika ada ben
a berkata, "Iya, Bu. Nanti Nita coba deh. Oh iya, Nita haru
p. "Lho? Hari
angga. "Hari pertama kerja, dong! Di Hartono
rtono Firm? Yang itu? Ya
a tadi Kakak bilang mau ketemu cowok g
. Tapi... yakin diterima? Maksudnya..." dia m
akakmu ini ya! Lihat aja nanti, Kakak b
a dan bergegas ke pintu. "Nita be
i, Dika dan ibunya
a-kira Kak Nita bakal berta
ta lihat saja nanti, Nak. Kakak
dalam-dalam. "Oke, Anita," gumamnya pada diri sendiri. "Hari in
nggunya dengan rencana-rencana tersendiri. Hari itu
menghiasi wajahnya. Blazer yang sedikit ketat dan rok pensil yang
an tahu siapa bos sebenarn
kesuksesan membuatnya tidak mem
R
ng membuat semua orang menoleh. Anita, dengan hidung menempel d
sik-bisik mulai terd
hat tuh s
, apa d
keren k
i alih-alih merasa malu, dia malah me
enturan tadi adalah bagian dari rencananya. "Saya Anit
ngang dengan reaksinya, semen
enuju meja resepsionis. "Permisi, sa
ini yang berjaga adalah seorang wanita cantik yang terlihat ramah.Si resepsionis ini, yang masih berusaha
ara familiar
ell. Lihat sia
perlahan, dan matanya bertemu dengan s
, senyum sinis menghia
mengancam. "Aku sudah menunggumu.Akan ku buat kau me
u saja dimulai, dan sepertinya, ini akan