buka pintu ruangan Adrian. Begitu masuk, di
ndengus, matanya menyapu penampilan Anita dari ata
uk tidak membalas. "Maaf soal insiden d
aranya penuh sarkasme. "Karena menabrak orang dua kal
mencoba lagi, suaranya bergetar. "S
ekali tidak menyenangkan. "Hati-hati? Kau
s. Ingin rasanya dia membalas,
lingi Anita, "Aku mulai berpikir kau sengaja men
atanya membelalak kaget.
in aku tertarik pada... yah, kau tahu." Dia menggerakk
menggigit bibirnya lebih keras, berusah
ertinya kau sangat 'berbakat' dalam membuat kekac
ahan?" Anita be
opi' pribadiku. Pagi dan setelah makan
ian dari job desc saya
au begitu... pintu keluarnya di sana. Silakan pil
iak, ingin membantah, tapi dia tahu dia tidak punya pilihan. "Bai
ganku. Dan tolong, lain kali kalau mau masuk ke sini, pastikan kau
akhirnya jatuh begitu dia keluar dari ruangan. D
m hati. 'Suatu hari nanti, aku akan m
sa berat banget. Begitu masuk, dia lan
sung nyerocos, "Gimana tadi, Nit? L
ruangan Adrian. Dari dia dihina habis-habisan sampe akhir
syukur deh lo cuma disuruh bi
ambahin, "Biasanya sih ya, orang yang bikin kesalahan dikit aja
m cuma ngangguk-
syukur nggak dipecat. Jaman susah gin
ang ngangkat. Begitu tau Adrian yang nelpon, dia langsung g
an minta dibua
kaget. "Sekar
dia tahu tidak bisa menolak
au, dia cuma nyuruh gue nyam
ah deh," katanya sambil jalan ke pantry
k ke yang lain, "Gila ya si Adrian. Hari per
ala. "Yah, namanya juga Adrian.
au buat kopi ketika seo
atkan kopi, Mbak?"
kasih, tapi Pak Adrian mint
Lho, tumben Pak Adrian min
angkat bahu. "Ngomong-ngomong, Pak
kopi yang dikit gulanya. Dia nggak
guk. "Oke, ma
ruangan Adrian. Dia mengetuk pintu pel
t tanpa mengangkat waja
Adrian dengan hati-hati. Adrian akhirnya mengalihkan pe
atanya menyipit, menatap Anita deng
drian, suaranya re
. "Kopi, Pak. Seper
nnya mengepal di sisi tubuhnya
pa yang salah? Dia sudah membuatnya sesuai inf
Anita tergagap
u oktaf. "Jadi sekarang kau bisa berpikir? Kena
rian yang siap meledak. Dia ingin menjelask
Anita menutup mata, bersiap untuk yang terburuk. Apakah Adrian
dengar deru napas Adrian yang memburu, bercampur d
enar-benar melampiaskan amarahnya? Atau ada sesuatu