/0/15671/coverbig.jpg?v=74d2f39c3fb4e4db67973a2933f899b5)
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Di Bandara Kota Sema, Sabrina Andarias berdiri menunggu di area tunggu dengan koper besar di kakinya.
Dia melirik jam tangannya lagi. Sudah tiga puluh menit berlalu sejak dia turun dari pesawat. Namun, suami yang menikahinya setahun yang lalu tidak terlihat di mana pun.
Dia mengipasi dirinya dengan jari-jarinya sambil mengernyit. Sabrina sudah memiliki kesan buruk terhadap seseorang yang belum pernah dia temui.
Seharusnya ini menjadi pertemuan pertama mereka. Bagaimana pria itu bisa datang terlambat?
Saat Sabrina menyaksikan orang-orang datang dan pergi, dia pun mengingat pernikahannya yang dilaksanakan secara terburu-buru.
Itu terjadi setahun yang lalu setelah kakeknya menderita penyakit parah.
Sabrina yang saat itu sedang berada di luar negeri bergegas pulang menemuinya. Saat itulah kakeknya menyatakan bahwa dia berharap melihatnya segera menikah.
Sabrina ingin menolak permintaannya. Namun, ketika dia teringat bagaimana kakeknya telah mengadopsinya dari panti asuhan dan membesarkannya hingga menjadi dewasa, dia tidak sampai hati untuk mengecewakannya.
Karena itulah, dia menikah dengan pria yang dipilihkan kakeknya untuknya, seorang pria yang belum pernah dia temui.
Calon suaminya tidak hadir pada hari pernikahan mereka. Ada orang lain yang turun tangan untuk mendaftarkan pernikahan mereka.
Sabrina sama sekali tidak mengenal suaminya sendiri. Yang dia ketahui hanyalah namanya dan pria itu adalah seorang pengusaha.
Sampai hari ini, Sabrina tidak yakin apakah pilihan yang tepat baginya untuk berkompromi. Orang yang menjadi suaminya tidak benar-benar memberinya sesuatu yang bisa Sabrina sukai.
Dia melirik jam tangannya untuk yang keseratus kalinya. Sepuluh menit lainnya telah berlalu.
Sabrina menghela napas dengan putus asa. Saat dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubunginya kakeknya, suara melengking menembus udara dan hampir memecahkan gendang telinganya.
Mobil Aston Martin berwarna perak berhenti di depannya. Jendela di bagian kursi pengemudi diturunkan.
Sabrina mundur selangkah. Begitu dia melihat wajah yang dikenalnya, dia berseru, "Kenapa kamu ada di sini?"
Di belakang kemudi adalah orang yang paling tidak diharapkannya untuk ditemuinya sekarang, sepupunya, Ogi Patris.
"Aduh! Perkataanmu menyakiti hatiku!" Ogi memegangi dadanya seolah dia benar-benar terluka. Setelah keluar dari mobil, ekspresinya berubah cemberut. "Kembalinya kamu ke sini sangatlah penting. Kita berdua sudah lama tidak bertemu. Sebagai sepupumu, aku tidak bisa menahan diri untuk datang menjemputmu sendiri, tapi kamu sangat jahat padaku. Ini sungguh tidak adil!"
Sabrina sudah terbiasa dengan aktingnya yang buruk.
Dia memutar bola matanya ke atas dan mengatupkan gigi, menolak untuk berbicara.
"Masuklah, Sabrina. Kamu pasti lelah dan lapar. Ayo, aku akan mentraktirmu makan siang." Setelah meraih kopernya dengan satu tangan, Ogi meletakkan tangan lainnya di bahunya dan mendorongnya ke mobil.
"Tunggu! Aku tidak bisa ikut denganmu." Sabrina menghentikannya.
"Kenapa?" Ogi berhenti. Dia mendengus ketika beberapa saat kemudian dia memahami jawabannya. "Apa itu karena suamimu? Kamu masih ingin menunggu kedatangannya?"
Sabrina tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi ekspresi wajahnya menjelaskan semuanya.
Ogi mendengus. "Jangan menunggunya lagi. Perlukah aku mengingatkanmu bahwa dia tidak pernah menghubungimu sejak kalian berdua menikah? Bukankah itu sudah cukup memberitahumu yang perlu kamu ketahui?"
Sabrina tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk menjawabnya.
"Jika dia ingin datang menjemputmu, dia pasti sudah datang sebelum aku. Bagaimana kamu bisa memercayai pria yang telah mengabaikan keberadaanmu selama satu tahun?" tambah Ogi dengan nada yang lebih sinis.
Setelah memikirkan itu dalam-dalam, Sabrina membalas dengan nada membela diri, "Tapi Kakek bilang Marko akan datang menjemputku."
Dia pikir Marko akan menepati janjinya karena pria itu telah berjanji pada kakeknya.
Ogi memegangi pangkal hidungnya dan menghela napas tidak berdaya. "Bahkan jika kamu masih ingin menunggunya, kamu tidak perlu berdiri di bawah sinar matahari. Masuklah ke mobil. Di luar panas."
Saat mereka berdua sedang berdebat, sesosok tubuh tinggi muncul di tengah kerumunan dan berjalan menuju ke arah mereka.
Mario Korius sedang berbicara di telepon. "Aku sudah sampai di bandara. Minumlah obat Nenek sekarang."
Suara lembut wanita terdengar dari ujung telepon, "Ingat, Rina mengenakan gaun merah hari ini. Rambutnya panjang dan ikal. Juga, kopernya berwarna hitam ...."
"Aku sudah melihatnya, Nek. Sekarang, bisakah Nenek berhenti khawatir?" Mata Mario mengarah pada dua orang yang berjarak beberapa meter darinya. Dia mengernyit.
Ada seorang wanita yang cocok dengan deskripsi yang diberikan neneknya, warna kopernya pun sesuai.
Akan tetapi, wanita itu baru saja masuk ke mobil seorang pria sementara pria itu membukakan pintu untuknya.
Nada suara Mario tiba-tiba berubah dingin. "Aku harus pergi dulu, Nek. Nanti aku akan menghubungi Nenek lagi."
Wajah Mario berubah suram. Pada saat yang sama, kilatan dingin muncul di matanya yang dalam.
Dia meletakkan ponselnya, berbalik, dan pergi.
Kembali ke dalam mobilnya, cengkeraman Mario pada kemudi semakin erat saat dia memperhatikan dua orang di dalam mobil sport tersebut.
Pria asing yang tidak dia kenali menyerahkan sebotol air pada wanita itu. Saat dia meminumnya, pria itu merapikan rambutnya dengan penuh kasih sayang. Meskipun Mario tidak bisa melihat wajahnya, itu tidak lagi penting baginya.
Amarahnya memuncak dalam dirinya.
Tiba-tiba, dia menertawakan dirinya sendiri.
Kenapa dia menganggap ini mengejutkan? Seharusnya dia sudah mengetahui hal ini sejak lama.
Wanita yang disebut sebagai istrinya telah meninggalkan kota selama setahun penuh setelah pernikahan mereka. Mereka belum pernah bertemu atau mengenal satu sama lain melalui panggilan telepon. Dapat dimengerti jika istrinya mencari pacar lagi.
Mario membentuk garis muram di bibirnya. Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetik sebuah pesan.
Begitu dia menekan tombol kirim, dia menyalakan mobilnya dan mengebut di jalan.
----
Sore harinya, Sabrina mengenakan setelan bisnis berwarna terang yang sederhana dan elegan, lalu pergi ke Grup Seja.
Grup Seja merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Sema. Para karyawan di sana adalah bakat elit di kota.
Sabrina masuk ke gedung megah yang menjadi kantor utama perusahaan itu. Dengan resumenya yang luar biasa, dia mendapatkan pekerjaan sebagai staf humas pribadi untuk CEO perusahaan itu, Mario.
Pengawas Departemen Humas, Legina Juniarta, mengantarkan Sabrina menemui Mario.
Tanpa sepengetahuan Sabrina, pria yang akan menjadi bosnya adalah suaminya sendiri, Marko.
Mario tidak percaya pada orang lain. Dia menggunakan nama aslinya saat menandatangani buku nikahnya. Hanya orang-orang terdekatnya yang mengetahui nama aslinya, yaitu Marko Korius.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?