Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya "Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert". "Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau" "Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu" pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, "Hehehe gak sabar banget nih tan?" ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt......
Di suatu pagi menjelang siang
Di suatu rumah dalam suatu komplek perumahan
Tok... tok... tok.. tok..., terdengan suara pintu kamar diketukan.
Terlihat seorang ibu rumah tangga, Santy (38 Tahun) yang secara fisik layak seperti ibu-ibu yang sudah punya anak dan mendekati umur 40 tahun, tidak kurus dan tidaklah gemuk. Sebenernya Santy memiliki dada yang cukup membusung dan pinggul yang menggiurkan pria manapun apabila dia rajin berolahgara dan merawat dirinya dengan sungguh. Santy sudah menjanda selama 2 tahun. Dia di tinggal suaminya yang meninggal karena serangan jantung. Dengan Harta warisan dari suami dan tokonya, cukup membuat Santy hidup dengan tenang berkecukupan.
Saat ini Santy sedang mencoba membangunkan anak semata wayangnya, Henry (18 Tahun). Seorang pemuda yang baru saja lulus dari SMA, yang cenderung agak gemuk, malas dan sangat kecanduan bermain game. Saking kencaduannya, di kadang tidak acuh atas kejadian di sekitarnya, yang ada dalam pikirannya hanya game dan game saja.
Bahkan karena kencaduannya itu, tidak seperti anak-anak yang lain yang seumuran, bukannya sibuk mencari Universitas untuk melanjutkan pendidikan, Henry malah lebih sering bergadang hanya untuk main game.
Tok... Tok... Tok...
"Henry.... Hen... bangun dong sayang, sudah siang iniiiiii!" pinta Santy di depan pintu kamar anaknya sambil terus mengetuk pintu anaknya.
Tok... Tok... Tok...
"Sayang sudah jam 10 lohh iniii, masa masih mau tidur sih" lanjut sang ibu sambil terus mengetuk pintu kamar anaknya.
Tok... Tok... Tok...Tok.....
Hening tidak ada balasan dari anaknya yang masih didalam kamarnya.
"huft...... ni anak kebiasaan deh mentang-mentang baru lulus SMA, malah malas-malasan gini malah gak usaha cari kuliah yang dia mau" batin Santy.
Dengan suara yang lebih keras dan ketukan yang lebih keras DOK... DOK... DOK...." HENRY BANGUN SUDAH SIANG INI, KOK MALAH MALAS-MALASAN Sih".
Lalu terdengar suara grasak-grusuk dari dalam kamar anaknya. Tak Lama Kemudian terbukalah pintu kamar anaknya.
Clek....
Terlihat Henry yang masih terlihat berantakan habis bangun tidur. Dengan rambut yang acak-acakan si anak bertanya dengan nada kesal kepada ibunya. "Paan sih Ma !? Kan Henry masih libur habis lulus" keluh Henry.
Lalu Santy menjawab "Lahhhh terus kalau libur kamu bisa malas-malasan terus gitu? "
"Lihat tuh si Andre (18 Tahun), pagi-pagi sudah ngajak mama sepedaan" Lanjut ibunya Henry.
Andre merupakan tetangga dari Santy dan Henry yang masih dalam satu komplek meski rumah mereka tidak bersebelahan. Andre merupakan teman sepermainan Henry, tetapi beda sekolah. Meskipun begitu mereka sama-sama gemar bermain game, tetapi berbanding terbalik dengan Henry, Andre gemar berolahraga untuk menjaga fit tubuhnya untuk tetap prima sehingga terlihat atletis dan menggairahkan kaum hawa. Dan tidak hanya itu berbanding dengan Henry yang pemalu dan pemalas, Andre sangat easy-going terhadap semua orang.
Setelah mendengar omelan ibunya dan selesai mengucek-ngucek matanya, Henry baru sadar kalau ibu masih berkeringat dan sedang memakai pakaian olaharga, sebuah T-shirt putih kebesaran dan legging yang dibalut celana pendek diluarnya. (ane gak nemu ilustrasinya, harap pembaca bisa berimajinasi hehehe intinya buka pakaian ketat. Detail ini penting buat kedepannya ya)
Lalu Henry berkomentar "Oalahhh, tumben si Andre ngajak mama sepedean"
Dengan ketus Santy menjawab "Lahhhh kamu gimana sihhh...., ini kan sudah ketiga kali-nya dalam seminggu ini Mama sepedaan pagi sama Andre"
Dengan cengengesan Henry membalas ketusan ibunya "Hehe iya ya.... ? Aku gak sadar Mam hehehe...."
Lalu Santy dengan nada kesal dan sambil menoel kepala anaknya "Ishh kamu sih nge-game terusssss, masa gak sadar mama ngapain aja. Padahal kamu juga di rumah loh....."
"Kan Henry sering mama ajak juga, ehh....giliran diajak kamunya kalau gak lagi maen game paginya atau kamunya masih tidur abis bergadang" omel Santy ke anaknya
"Males aku banget aku sih mam..... Di luar panas pake bangettttt'" keluh Henry sambil menggaruk-garuk lehernya.
Dengan berdecak pinggang "Duhhh... jangan ogahan gitu dong... kan biar kamu sehat juga sayangggg, kamu tuh harus banyak gerak dan kena sinar matahari juga sayang, masa mau di kamar terus sihh" komentar Santy terhadap kebiasan buruk anaknya.
Lanjut omelan Santy "Kamu tuh ya... harusnya juga nemenin Mama tau.... Siapa tau nanti kamu kuliah di luar kota"
"Takutnya jarang ketemu mama nanti, harusnya kita spend time together honey...." ujar Santy sambil mengelus pipi anaknya dan memelas kepada anaknya
Tapi Henry dengan jengkel malah menepis tangan ibunya sendiri. Dan hal itu membuat Sant kaget dan sedit.
"Yaelah....Mam, terserah aku dong Mam, Henry mau ngapain aja toh masih libur juga..." ketus Henry dengan tindakan dan nada yang agak sedikit menjengkelkan di telinga Ibunya.
Santy hanya bisa menghela kecewa dan terdiam menatap anaknya yang barusan menepis tangannya dan ogah-ogahan untuk berolah-raga. "Yauda deh...... terserah kamu mau ngapain aja selama liburan, tapi jangan lupa cari dan daftar kuliah ya sayang..." pinta dan pasrah Santy.
Meski ada rasa kecewa, tapi tetap dengan rasa keibuannya, Santy meminta anaknya untuk sarapan pagi yang sudah disiapkan olehnya. "Oh ya... Hen... tuh ada makanan buat sarapan kamu. Mama tadi beli bubur ayam di warung Pak Joko. At least..... kamu makan teratur dan yang sehat dong sayanggg" lanjut Santy.
"iya... iya....., thanks Mam" Jawab Henry datar.
Di tengah obrolan antara ibu dan anak tersebut, tiba-tiba muncul sesosok pemuda dari dapur rumah Santy dan Henry. Siapa lagi kalau bukan si Andre, jejaka ganteng dan bercharismatic yang baru saja menemani Santy untuk bersepedaan pagi tadi di sekitar komplek mereka.
"Halo broooo....., baru bangun ni hahhaha" sapaan dan tawaan mampir dari mulut Andre.
Terlihat Andre yang berkeringatan yang menenggunakan Jersey Sepeda yang merupakan pakaian ala pesepeda jaman sekarang. Dengan reseleting dada yang terbuka, memarkan badan yang fit dan memiliki six-pack yang dapat memikat wanita manapun. Andre menghampiri pasangan ibu dan anak tersebut lalu bertanya ke Herny "Bergadang lagi ni Hen....?ck.. ck.. ck... Nge-push rank nih?"
Dengan meggaruk-garuk kepala, Henry hanya cengar-cengir mengganguk.
Lalu ejekan datang dari Andre "Sekali-kali olahraga bisa kali brooo.... biar gak tambah bulet gitu badan lo hahaha"
"Hehehe" Cengir Henry atas ejeken temannya itu. Lalu Henry menjawab dengan nada tidak antusias "Males gw bro....., panasss di luar. Enakan naekin rank gw mah"
"Tuhkan Henry lebih mentingin nge-game, sampe gak pernah mau olahraga nemenin mamanya padahal sudah di ajakin juga" omel Santy di depan Andre.
"Wahhhh parahhh....... masa lu gak mau nemenenin nyokap lu juga sih? Durhaka loh hahaha" ejek Andre untuk memana-manasi Santy
Mendengar itu Santy menyahut "Tuh kamu Hen.... dengerin si Andre, durhaka kamu mentingin game daripada mama kamu sendiri....huh..."
Andre manghampir Santy dan berdiri disebelahnya dan menepok dadanya sendiri buk...buk..., Andre berkata "Sudah tante, biar Andre aja yang nemenin sepedaan"
.
"Iya Dre, makasih ya sudah ngajakin dan nemenin tante sepedaan" Jawab Santy.
"Si Henry mending gausa di ajakin lagi ya tante, percuma kan si Henry pasti gak bakal mau dan ngeluh doang...." Lanjut Andre menganjurkan Santy
Dengan mendesah capek, Santy setuju atas anjuran "Hadehh bener kata kamu Dre, Iyaaahh tante juga capek ngajakin anak tante. Bisanya cuma makan tidur makan game doanng".
Henry hanya bisa terdiam pasi atas omongan Andre dan Santy yang menyindir dirinya. Tidak heran dengan sikap Henry yang diam, di depan Andre dia memang cenderung mengalah atau bahkan takut. Bahkan Henry hanya diam melihat tatapan Andre terhadap ibunya yang cenderung mesum.
Lalu ibunya Henry menyeletuk ke Andre "oh ya Dre, padahal baru tiga kali loh bareng kamu Dre...., tapi sudah bikin nagih aja ya sepedean pagi-pagi gitu".
"Iya tante, emang bikin nagih kok. Jadi gini tan...... kalau badan kita sudah terbiasa dengan berolahraga nantinya badan kita bakal nagih untuk terus beraktivitas" Jelas Andre.
Sambil menganggukan kepalanya, Santy bertanya "Oh begitu ya..... ? Kamu tahu juga banyak ya soal ginian ya?"
"Iya dong tante, Andre kan dibiasain olahraga sejak kecil dan pas kecil pernah mimpi jadi atlet tapi gak jadi heheh" Jawab Andre
"Hmmm... bener juga sih, tante dulu sering lihat kamu sama papa kamu jogging kalau pagi. Sekali lagi makasih ya Dre, nanti ajak tante lagi ya" timpa Santi
"Sama-sama tante, biar gak hanya sehat dan badannya jadi bagus hehehe" cengir Andre dengan menatap Santy dari atas hingga bawah.
Tetapi Santy tidak menghiraukan tatapan, toh dia pikir maklum seorang pria, dan tidak mungkin Andre punya niat buruk terhadap dirinya. Lalu tanpa sengaja Santy melihat ke bagian bawah Andre, dan melihat ada "sesuatu yang besar" disitu. Santy langsung menolehkan kepalanya melihat kearah lain. Tanpa disadari oleh Santy, Andre tersenyum melihat gelagat dirinya.
Dan yang terjadi adalah bawah ada beberapa detik di keheningan di rumah tersebut, untuk menghilangi kecangungan itu, Santy berseru "Wah bener tuh Dre!!, biar badan tante makin bagus dan langsing juga".
"Nah bener tante....... makanya besok-besok sepedaan lagi sama Andre ya..." Ajak Andre dengan antusias
"Iya dengan senang hati Dre.... biar tante makin strong dan sehat hihihi." Jawab Santy semangat dan gembira atas ajakan kedepan tetangganya mudanya.
Henry hanya bisa mendengarkan obrolan antara ibu dan temannya sambil melanjutkan diamnya sambil menggaruk-garukan kepalanya yang tidak gatal itu. Bahkan saking asiknya pembicaraan antara Santy dan Andre, Henry tidak di ajak dari pembicaraan mereka lagi. Oleh Karena itu Henry memutuskan untuk ke meja makan untuk menyantap sarapan yang di belikan oleh mama nya. Meskipun gitu Santy dan Andre tetap terus ngobrol tentang rencana sepedaan mereka di kemudian hari tanpa mengacuhkan Henry. Di saat Santy tidak melihat dirinya, Andre hanya tersenyum dan menatap Henry dengan tatapan merendahkan.
Setelah ngobrol panjang dengan Andre, Santy memutuskan untuk mandi. Lalu sebelum Andre pamitan untuk pulang, dia mengajak henry untuk nge-game "Oh ya Hen, nanti kita kapan-kapan maen bareng push rank ya...sambil pake Dscrd juga ya"
Dengan senang menerima tawaran tersebut, memang pada dasarnya Andre sangat jago maen game juga. "Mayan auto-win nih" Pikir Henry
Lagi game dan game yang berada di kepala Henry, dia tidak sadar hal tersebut yang akan menjatuhkannya ke jurang yang amat dalam.
Apakah jurang tersebut?????
Bersambung
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Kisah seorang istri yang tidak diterima karena ditalak tiga oleh suaminya setelah beberapa menit melakukan ijab kabul pernikahan, suasana masih ramai baju pengantinpun masih dikenakan. Suara riuh tamu undangan pernikahan terdengar seperti hujan angin di hati si pengantin perempuan. Apakah ini mimpi? Bukankah baru beberapa menit ini ijab kabul dilaksanakan? Bukankah riasan pengantin masih belum pudar, bahkan henna di tangan masih tergambar jelas. Hidangan untuk tamu undangan belum tersentuh. Ada apa? Sakit, sedih, nyesek bercampur aduk menjadi satu hingga melahirkan dendam kesumat dalam hati wanita tersebut. Sang janda pun tak tinggal diam dan betekad untuk membalas apa yang telah menimpa hidupnya.
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
Tiga tahun lalu, keluarganya menentang pilihan William untuk menikahi wanita yang dicintainya dan memilih Fransiska sebagai pengantinnya. William tidak mencintainya. Malah, dia membencinya. Tidak lama setelah mereka menikah, Fransiska menerima tawaran dari universitas impiannya dan mengambil kesempatan itu. Tiga tahun kemudian, wanita tercinta William sakit parah. Untuk memenuhi keinginan terakhirnya, dia menelepon Fransiska untuk kembali dan memberinya perjanjian perceraian. Scarlett sangat terluka oleh keputusan mendadak William, tetapi dia memilih untuk membiarkannya pergi dan setuju untuk menandatangani surat cerai. Namun, William tampaknya menunda proses dengan sengaja, yang membuat Fransiska bingung dan frustasi. Sekarang, Fransiska terjebak di antara konsekuensi dari keragu-raguan William. Apakah dia bisa melepaskan diri darinya? Akankah William akhirnya sadar dan menghadapi perasaannya yang sebenarnya?