arko, masih belum datang juga. Dia sedang dalam perjalanan
ntuk menemukan bahwa ek
at, "Aku di sini untuk bert
sedang tidak ingin berbicara, Sabrin
pergi tanpa menoleh
nya. Saat ini sudah pukul tujuh lewat empat pu
mengambil ponselnya dan membaca p
dalam alamat dan wak
setelah setuju untuk datang? Apa
bertemu dengan wanita yang dinikahinya? Apakah dia s
eberapa pertanyaan, Sabrin
lah menelan sepotong steak dengan paksa, dia meletakkan pi
ng membuatmu datang terlambat? Jika malam in
saat melihat suasana
tnya semakin m
arko itu? Beraninya dia membatalkan janji dua kali padamu di hari yang sama? Kamu berh
suasana!" Julita membungka
an menutup bibir dengan rapat meskipun dia
suara lembut, "Jangan bersedih begitu, Sabrina. Mungkin
rcaya bahwa cinta sejati pun bisa terjadi pada Sabrina dan suaminya.
ngangguk d
melihat pons
um membalas pes
pesan darinya atau dia
n pacar istrinya terhenti karena
juga. Entah kenapa, Marko tidak ingin Sabrin
hnya bisa meledak kapan saja. Dia baru saja masuk
ihat bahwa istrinya baru sa
begitu dia membac
ia lain di depan umum, tetapi wanita itu masih berani mengirim
anita yan
an hal melampaui batas, tetapi tidak satu pun dari mereka yang mendekati apa yang baru saja dilakukan istrinya
angat j
samping, menyalakan mobil, da
k pergi berputar-putar mengelilingi kota. Mala
umahnya adalah neneknya, Lorisa Karlan. Dia sedang
udah jam berapa sekarang! Kenapa ka
neneknya lalu menghela napas. "Nenek, kenapa Nenek ada di sini?
akek Sabrina memberitahuku bahwa kamu tidak pergi menjemputnya dari bandara. Lantas ke mana kamu tadi? Juga, kenapa kamu be
berdayaan melint
i meletakkan mantelnya di s
nceritakan semua yang dia sa
ak kekasih ketika dia masih hidup. Gaya hidupnya itulah yang membuatku terlahir ke dunia. Ba
risa dengan nada lem
oleh cucunya. Seperti biasa, d
adi seperti ayahku. Aku berniat untuk tetap setia pada istriku, dan aku berharap dia melak
saat setelah dia
menyelidikinya dengan baik. Aku melakukan itu sebelum aku membuatmu menikahi Sabrina. Dia bukan wanita ya
n bibir dan memi
"Karena kalian berdua belum pernah pergi berkencan, kalian harus meluangkan lebih banyak waktu untuk m
bicaraan. "Ini sudah sangat larut. Aku akan meminta sopir untuk
ia melihat matanya yang cekung dan garis-garis l
am mobil, Mario kembali dan berbaring d
h gairah terus muncul di benaknya. Dia tidak bisa melupakannya tidak peduli sebe
akan pernah berhasil. Mungkin