/0/15546/coverbig.jpg?v=68e49a6799763f5b881a1460afd503d4)
Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong patokku di mulut kenikmatan Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu. Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kenikmatanku. Dan .... langsung amblas semuanya .... bleeesssssssssssskkkkkk ... ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena patokku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong ... tanpa harus bersusah payah lagi. Mamie pun menyambut kehadiran patokku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, "Sam Sayang ... kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu ... agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. " "Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah .... " sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta. Lalu aku mulai menggenjotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, "Dudududuuuuuh .... Saaaam ...
Diriku bukan kacang yang lupa pada kulitnya. Aku sadar benar bahwa awal kesuksesanku berkat kebaikan Mamie, ibu tiriku yang sekaligus Papa ijinkan untuk menjadi kekasihnya.
Itulah sebabnya aku tak pernah melupakan kebaikan Mamie itu. Minimal seminggu sekali aku "menengok"nya. Meski Papa ada di rumah pun, aku tetap diijinkan untuk membawa Mamie ke lantai dua. Bahkan Papa ikut mendukung agar Mamie punya anak lagi dariku.
Maka aku pun mengikuti keinginan Papa dan Mamie, untuk "berjuang" agar Mamie hamil lagi.
Keinginan kami pun terkabul. Mamie hamil lagi untuk anak kedua kami. Lalu lahirlah anak cewek yang cantik dan diberi nama Athia Kamaratih, yang diartikan sebagai Dewi Cinta.
Mamie pun mengerjakan seorang babysitter lagi. Babysitter lama tetap ditugaskan untuk mengasuh Satria Pratama (anak pertamaku dari Mamie), sementara babysitter yang baru ditugaskan untuk merawat dan menjaga Athia Kamaratih.
Dan Mamie hanya dua bulan beristirahat. Lalu sibuk lagi mengurus bisnisnya bersama Papa.
Anehnya, setelah punya anak dua, Mamie malah semakin cantik dan semakin menggiurkan di mataku.
Bahkan pada suatu hari aku sengaja membawa Mamie ke villa yang bekas tempat pertemuanku dengan Mrs. Alana dan bekas tempat mengeksekusi keperawanan Bella.
Setiap kali mau menjumpai Mamie, aku selalu mengendarai sedan mewah pemberian Mamie. Tak pernah memakai jeep hadiah dari Merry. Karena aku ingin diriku terkesan selalu merawat benda apa pun yang Mamie hadiahkan padaku.
Dan memang sedan mahal pemberian Mamie itu selalu kurawat dengan baik. Ada yang kurang enak sedikit saja, pasti kumasukkan ke bengkel langgananku, untuk dicari dan dibetulkan bagian yang membuat kurang nyaman itu.
Pada waktu membawa Mamie ke villaku itu pun, aku memakai sedan pemberian Mamie.
Tibalah aku dan Mamie di depan villaku yang sebenarnya selalu dijaga oleh beberapa orang satpam secara bergiliran dan kebersihannya selalu dijaga oleh dua orang pembantu.
Belum masuk pun Mamie tertegun di depan villaku dengan sorot pandangan kagum di sepasang mata sipitnya. "Wow ... villamu ini luar biasa mewahnya. Dindingnya dilapisi batu pualam asli ya ?"
"Iya Mam, " sahutku, "Di bagian dalamnya pun sama, semuanya dilapisi batu marmer asli. "
"Cekkk cekk cekkk, " Mamie berdecak kagum sambil geleng – geleng kepala, "Berapa puluh milyar kamu ngabisin duit untuk membangun villa ini Sam ?"
"Aku hanya menjalankan duit taipan dari Macau Mam. "
"Ohya ? Orang Macaunya pasti cewek kan ?"
"Hehehee ... betul Mam. Mrs. Alana namanya. "
"Dan kamu pacari dia juga, makanya dia bisa buang – buang duit padamu kan ?"
"Iya juga Mam. Sekarang hampir semua duitnya dipercayakan padaku untuk membangun bisnis di negara kita. "
Mamie menggandeng lenganku masuk ke dalam villaku. Sambil berkata, "Berarti dua orang konglomerat yang memback-up kamu sekarang ya. "
"Iya Mam. "
"Baguslah. Berarti kamu sekarang sudah jauh lebih tajir daripada Mamie kan ?"
"Ah ... aku tak pernah menghitung sampai ke sana Mam. "
"Tapi yang penting kamu jangan melupakan Mamie ya Sayang, " ucap Mamie setelah berada di ruang keluarga.
"Jiwaku tidak sekerdil itu Mam, " kataku sambil meraih lengan Mamie agar duduk di pangkuanku, "Mamie adalah awal dari segalanya. Tanpa Mamie tak mungkin aku bisa seperti ini sekarang. Dan yang terpenting, Mamie adalah wanita pertama yang mengandung dan melahirkan putraku. Sekarang ditambah lagi dengan kehadiran si cantik Devi. Aku bahagia sekali Mam. "
Mamie yang sedang duduk di atas kedua pahaku, lalu menciumi pipiku berulang – ulang. Lalu berkata perlahan, "Mamie juga bahagia, karena kamu selalu mengerti apa yang mamie inginkan, Sayang. "
Seperti biasa, kalau Mamie sudah duduk di pangkuanku, pasti tanganku merayap ke balik gaunnya. Kali ini pun begitu. Tanganku menyelundup ke balik gaun sutra orangenya, lalu menyelinap ke balik celana dalamnya. Dan mulai menggerayangi kemaluannya.
Pada saat yang sama, Mamie mencium bibirku, lalu melumatnya dengan lahap dan romantisnya. Karena jemariku mulai menyelundup ke dalam liang memeknya yang selalu saja membangkitkan gairahku.
Semua ini membuat nafsuku mulai bergejolak dan tidak terkendalikan lagi. Maka dengan hati – hati kuangkat dan kubopong Mamie ke dalam kamar utama. Kamar yang pernah kupakai mengeksekusi Mrs. Alana dan keperawanan Anabella.
Lalu kurebahkan Mamie dengan hati – hati di atas bed bertilamkan seprai putih bersih itu.
Kutanggalkan segala yang melekat di tubuhku, sementara Mamie pun melakukan hal yang sama. Melepaskan segala yang melekat di tubuhnya, sehingga kami jadi sama – sama seperti Adam dan Hawa waktu pertama kali diturunkan ke permukaan bumi ini.
Ketika melihat Mamie sudah telanjang bulat, aku sangat mengaguminya. Karena Mamie bahkan lebih menggiurkan daripada waktu belum punya anak dahulu. Mungkin karena Mamie teramat pandai merawat badannya, dengan berolahraga, minum suplemen dan ramuan – ramuan secara teratur. Sehingga sepintas lalu tubuhnya seperti wanita yang baru 25 tahunan.
Dan yang paling mengherankan, aku sering cepat bosan kepada perempuan yang sudah kugauli. Tapi kepada Mamie ini sebaliknya. Semakin sering aku ketemuan dan ML dengannya, yang tertinggal di hatiku adalah kangen dan kangen terus. Hanya saja aku terlalu sibuk mengurus ini dan itu, sehingga Mamie seolah tidak punya greget lagi. Padahal aku sering merindukannya, tapi terhalang oleh kesibukan. Sedangkan Mamie berbeda dengan wanita – wanita lain yang sudah kumiliki. Mamie punya harga diri yang sangat tinggi. Mamie tidak mau mendatangi tempatku. Harus aku yang mendatangi tempatnya ... !
Tapi kalau sudah berduaan di dalam kamar seperti ini, Mamie tidak jaim lagi. Tidak jaim pula untuk memegang batang kemaluanku, yang lalu diselomotinya dengan lahap, takk ubahnya anak kecil yang sedang menyelomoti permen loli atau es lilin.
Sebenarnya aku kurang tega membiarkan Mamie mengoralku. Karena biar bagaimana dia itu istri ayahku, yang tetap saja menimbulkan rasa hormat di hatiku.
Namun setelah jiwa digoda nafsu birahi, semuanya dilupakan.
Setelah cukup lama aku dioral oleh Mamie, aku pun menggumulinya di atas bed. Menciumi dan menjilati bibirnya, lehernya, daun telinganya, toketnya dan ketiaknya. Dan Mamie menyambutku dengan pelukan hangatnya.
Dan ketika wajahku sudah berhadapan dengan memeknya yang tetap kugilai, Mamie merentangkan sepasang paha mulusnya selebar mungkin. Lalu kujilati memeknya yang selalu kukangeni ini habis – habisan. Tak cuma kujilati, jempol tanganku pun mulai ikut beraksi. Menggesek – gesek kelentit Mamie yang sudah sangat kuhapal letak dan bentuknya ini.
Mamie pun mendesah – desaah terus, sampai akhirnya ia bersuara dengan nada memohon, "Sudah Sayang ... masukkan aja kontolmu ... mamie sudah kangen benar sama entotan kontol gedemu itu ... "
Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong penisku di mulut memek Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu.
Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kemaluanku. Dan .... langsung amblas semuanya .... bleeesssssssssssskkkkkk ... ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena penisku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong ... tanpa harus bersusah payah lagi.
Mamie pun menyambut kehadiran penisku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, "Sam Sayang ... kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu ... agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. "
"Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah .... " sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta.
Lalu aku mulai mengentotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, "Dudududuuuuuh .... Saaaam ... kontolmu ini yang bikin mamie tgergila – gila padamu ... selalu saja membuat mami klepek – klepek gini ... iyaaaaaaaa ... iyaaaaaaa ... entot terus Saaaaam ... entot teruuuussssssssssss ... entooooooottttttttttttt ... entoooooooottttttttttt ... iyaaaaaaaaa ... iyaaaaaaaaaaa ... !"
Terlebih lagi setelah aku mengentotnya sambil mencelucupi puting payudaranya yang satu dan meremas payudara yang satunya lagi.
Aku sendiri mulai merasakan nikmatnya menyetubuhi Mamie, karena meski memeknya tidak sesempit sebelum punya anak dahulu, namun liang kewanitaannya ini tetap terasa legit. Terlebih setelah Mamie mulai mengayuun pinggulnya, bergoyang – goyang laksana goyangan penari perut dari timur tengah, disertai dengan getaran – getaran erotis di perutnya yang tetap kecil, tidak buncit sedikit pun.
Aku pun menanggapi goyang pinggulnya dengan menjilati ketiak kirinya, sambil meremas toket kanannya. Dan semakin berhamburanlah rintihan – rintihan histeris ibu tiriku yang sangat cantik dan baik hati itu.
"Saaaaaam ... oooooooohhhhhhhhhh .... Saaaaaam .... dientot sama kamu sih sepuluh kali sehari juga mau Saaaaaaaam .... entooooot teruuuuuuuussssss Sayaaaaaaang .... entooot teruuussss sepuasmu Sayangkuuuuuu ... ooooohhhhhhhhhh ... ini nikmat sekali Saaaaaaammmm ... nikmaaaaaaaaaaaaaattttt ... entoooottttttt teruuussssssss ... entoooooooottttttttttttttttttttttt ... entoooooooooooooooooootttttttttttttttttt .... !"
Cukup lama aku mengentot Mamie. Sementara tubuhku sudah bermandikan keringat, bercampur aduk dengan keringat Mamie yang senantiasa harum mewangi, berkat wewangian yang senantiasa dipakainya itu.
Bahkan pada suatu saat, Mamie mulai berkelojotan. Dan aku tahu benar, bahwa Mamie akan segera mencapai puncak orgasmenya.
Tapi kali ini aku seolah ingin memamerkan keperkasaanku. Bahwa pada saat Mamie terkejang – kejang, dengan liang memeknya yang berkedat – kedut, aku tetap gencar mengentotnya.
Begitu juga setelah Mamie terkulai lemas, aku tetap gencar mengentotnya dengan gerakan hardcore yang sangat keras. Sehingga moncong penisku terus – terusan mentok di dasar liang memek Mamie. Hal itu membuat Mamie membuka matanya lagi. Lalu tampak seperti bergairah kembali.
Tapi ia berkata, "Gantian ah. Mamie pengen di atas. "
"Boleh, " sahutku sambil tersenyum geli. Karena seingatku, Mamie lebih cepat orgasme dalam posisi WOT.
Tapi kuladeni saja keinginannya. Apa sulitnya celentang dan membiarkan Mamie yang mengentot, membiarkan liang memeknya mengocok batang kemaluanku.
Bersambung...
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Memang benar perkataan adrian tentang dirinya, dia wanita yang sangat cantik nan rupawan, aroma tubuhnya sampai tercium meskipun jarak di antara kita cukup jauh. tubuhnya juga sangat terawat, pantatnya yang besar dan nampak sekel, dan lagi payudara miliknya nampak begitu bulat berisi. "Ehmm... dia itu yaa wanita yang mendapat IP tertinggi sekampus ini !", gumamku. "Cantik, kaya dan pintar.. dia seperti mutiara di kampus ini !", lanjut gumamku.
Ujang menatap tajam ke lawannya tersebut "Datok lo harus tau seberapa greget nya gue?!" "Gue baru 20 tahun, terus kontol gue cuman dipake kencing doang" "Tisu Magic mode", Ujang bersiap kembali kali ini semua badannya sudah berlapis baja , ilmu pamungkas pun sudah diaktivkan, "TELO RASA MEKi" sang datok pun bersiap dengan ilmu pamungkasnya terlihat semua badannya mengeluarkan uap panas Dan keduanya bagai petir melesat dengan kecepatan tak kasat mata mengeluarkan ajian pamungkasss "BOOOOOMMMMMMMMMM"
Ava menarik nafas panjang sebelum melepas penutup terakhir tubuhnya. Dan kali ini, yang hadir hanyalah ketelanjangan yang membebaskan, ketelanjangan yang membebaskannya dari pakaian kepalsuan yang menutupinya selama ini. Ava memejamkan mata, menikmati udara sore dan dingin air yang mengalir membasahi tubuhnya. Sore itu ia merasa menyatu dengan alam.
Kupejamkan mataku, dan kukecup bibirnya dengan lembut, dia menyambutnya. Bibir kami saling terpaut, saling mengecup. Pelan dan lembut, aku tidak ingin terburu-buru. Sejenak hatiku berkecamuk, shit! She got a boyfriend! Tapi sepertinya pikiranku mulai buyar, semakin larut dalam ciuman ini, malah dalam pikiranku, hanya ada Nita. My logic kick in, ku hentikan ciuman itu, kutarik bibirku mejauh darinya. Mata Nita terpejam, menikmati setiap detik ciuman kami, bibir merahnya begitu menggoda, begitu indah. Fu*k the logic, kusambar lagi bibir yang terpampang di depanku itu. Kejadian ini jelas akan mengubah hubungan kami, yang seharusnya hanya sebatas kerjaan, menjadi lebih dari kerjaan, sebatas teman dan lebih dari teman.
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Kebanyakan orang mengatakan bahwa cinta adalah hal yang indah, tetapi bagi Gina tidak demikian. Dia tidak bisa mengerti mengapa kehidupannya yang sempurna tiba-tiba menjadi seburuk neraka. Setelah mengalami keguguran dan cacat wajah, karier dan reputasinya juga hancur. Kehidupan Gina yang sempurna mulai hancur setelah dia bertemu dengan Evan. Pria itu dengan kejam menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping. Hati Gina benar-benar tertusuk oleh duri-duri cinta.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.