/0/23035/coverbig.jpg?v=6558abe809fef8c2b17d20db66015eb3)
Kepala ku mulai naik turun mengoral penis nya yang membuatku selalu terbayang. Sementara tangan kiri ku ikut mengocok naik turun. "Oooohhhh.... Cinta Stop...! Nanti keluaarrr! Aaaahhhh.....", lenguh Robi meminta ku berhenti mengoral penisnya. Aku berhenti dan kemudian berbalik badan, kami kembali saling pandang tanpa bicara satu kata pun. Lalu tiba-tiba tubuhku dipeluknya dan segera dibaliknya hingga kini posisi kami berganti menjadi Robi diatas tubuh ku dalam posisi missionary. Robi memandang tajam mata ku bebrapa saat seakan meminta ijin pada ku, aku hanya mengangguk dan berkata. "Pelan-pelan, ya!". Robi membelai pipi ku dan sesaat kemudian ia mencium kembali bibir ku agak lama dan setelah itu ia bicara dengan suara bergetar. "Jika sakit ngomong, ya. Ini juga yang pertama bagi ku, yang!". Aku hanya memejamkan mata saat kurasakan penisnya sudah berada di depan bibir vagina ku, di gesek-gesekannya sejenak supaya aku kembali bisa mengeluarkan cairan lubrikasi ku. Sambil terus menggesekkan penisnya di bibir vaginaku, Robi kemudian menggenggam penis nya dan mengarahkan serta menuntunnya ke bibir vagina ku. "Aawww....", pekik ku sambil meringis kesakitan saat kepala penis nya mulai membuka jalan, menuju vagina ku, 1/4 batangnya sudah memenuhi vagina ku yang kurasakan sesak dan penuh. "Sakit, Rob!", keluh ku. Robi yang melihatku meringis kesakitan kemudian ia mendiamkan sejenak sambil ia mengelus rambut dan mendaratkan ciumannya ke kening ku. Aku seperti merasa nyaman dengan perlakuannya barusan, sambil tersenyum aku berbisik pada nya. "Ambillah sayang, aku ikhlas menyerahkan untuk mu". Aku kembali memejamkan mata dan berusaha pasrah dan rileks, aku tahu ini bakalan sangat sakit dan merupakan kebanggan bagi kaum perempuan tapi rasa sayang ku menutup kesadaran ku saat itu, aku menanti dengan berdebar menyerahkan kehormatan ku pada lelaki yang sudah menaklukan hati ku. Melihat aku dengan pasrah di bawah membuat Robi mantap untuk memasukkan penis nya lebih dalam lagi hingga bisa merobek selaput darah ku. Lalu ia menghentakkan pinggulnya dengan keras sehingga membuat ku menjerit kembali. "Aaaaaawwwww..... Aduh.....! Aaaaaahhhhkkkk....".
Cinta sebuah kata indah yang bermakna luas dan penuh makna.
Cinta adalah penggambaran rasa, bahagia dan derita.
Semua insan yang di ciptakan Sang Pencipta pasti memiliki cinta.
Jangan takut untuk mencintai dan juga untuk dicintai, sudah kodrat manusia untuk hidup berpasang-pasangan, manusia bisa hidup bahagia dengan cinta, tetapi tidak sedikit yang hidup menderita karena cinta.
Begitu pula yang saat ini dirasakan seorang gadis cantik berusia 21 tahun yang bernama Cinta Rahayu Pramudya biasa dipanggil Cinta.
Ia menjalin hubungan percintaan dengan seorang lelaki berusia 21 tahun bernama Robi Hermawan.
Mereka menjalin cinta tetapi tak mendapat restu orang tua Cinta. Dan percintaan mereka sudah terlalu jauh hingga akhirnya Cinta hamil.
Cinta pun hendak dinikahkan oleh orangtuanya, dengan lelaki yang tidak ia kenal apalagi mencintai lelaki yang akan menikahinya.
Sebelum ia melangsungkan akad nikah, dengan berpakaian gaun untuk acara akad nikah ia justru kabur dari pernikahannya.
Kabur dengan seorang pengemudi mobil limousin yang akan mengantarkannya ke tempat acara akad nikah.
Pelarian Cinta tentu membuat heboh keluarganya!!
Bagaimana kisah Cinta selanjutnya....?
Yuk kita ikuti kisahnya di bawah ini....! Cekidot....
/////
Sekali lagi Cinta memandangi pantulan bayangan dirinya. Cermin di hadapannya memang tidak bisa berbohong. Ia tampak demikian cantik dan anggun dalam balutan busana pengantin.
Penampilannya; anggun, memukau dan tanpa cela.
Kebaya berwarna putih mutiara itu melekat dengan indah di tubuhnya yang tinggi semampai, memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya yang menawan.
Buah dadanya yang ranum disangga korset yang kencang. Punggungnya yang ramping semakin langsing karena dibelit stagen dan memperlihatkan liuk pinggulnya yang menggairahkan.
Cinta sendiri tak habis-habisnya mengagumi kebaya hasil karya perancang kenamaan yang dikenakannya itu. Brokat sutranya dikirim langsung dari Paris, sulamannya yang halus bermotif kelopak mawar, dihiasi tatahan kristal.
Begitu mewah dan gemerlapan.
Kain batik yang melilit bagian bawah tubuhnya pun dipesan khusus dari solo. Batik tulis dengan tekhnik melukis yang rapi dan halus. Warnanya senada dengan kebayanya, berpadu dengan motifnya yang berwarna kelabu kelam dan disepuh perada keemasan.
Riasan wajahnya tampak kemilau membuat raut wajah Cinta seperti bermandikan cahaya.
Penuh pesona, dan cantik memikat.
Seuntai ronce melati menjuntai dari sisi sanggulnya. Dilengkapi dengan kembang goyang yang disematkan di antara sasakan rambutnya, sempurna sudah penampilannya sebagai calon mempelai.
Seharusnya Cinta bahagia dan bersyukur, sesaat lagi ia akan melangkah ke pelaminan dan bersanding di mahligai. Tapi, di hari istimewa ini. Cinta justru terlihat murung, sedih dan kacau.
Ia berdiri tercenung di dalam kamar ini. Hatinya, gundah gulana.
Ia melirik ke jam yang tergantung di dinding dengan resah. Dua jam lagi akad nikah akan dilangsungkan di masjid agung.
Dan itu berarti dua jam lagi ia akan sah menjadi istri Fredy Mulyadi. Pria yang sama sekali tidak dicintainya.
Karena itu, Cinta merasa begitu benci pada kebaya yang dipakainya, sanggulnya, dan untaian melatinya. Semuannya. Semua yang melekat di dirinya saat ini.
Cinta harus segera mengambil keputusan. Sekarang, atau tidak selamanya. Ia harus kabur membebaskan diri atau terpasung seumur hidup dalam perkawinan yang diatur orangtuanya ini.
Ibunya baru saja meninggalkan Cinta. Para penata riasnya juga.
Setelah selesai mendandani Cinta, ibunya melarang siapa pun masuk ke kamar ini. Tidak seorang pun boleh mengusik Cinta, agar ia merasa nyaman dan tenteram. Ibunya ingin Cinta menyiapkan diri sebaik-baiknya sehingga ketika melangkah ke luar kamar nanti, ia akan tampil demikian mengagumkan bagai seorang ratu.
Tinggal Cinta sendiri di kamar yang luas ini. Kamar Cinta yang telah disulap dan didekor menjadi kamar pengantin yang indah. Rangkaian bunga segar dan juntaian kelambu menyulap kamar ini menjadi mahligai peraduan dalam istana.
Cinta melangkah mengitari kamarnya, perlahan-lahan ia membuka pintu, dan melongokkan wajahnya ke luar dengan hati-hati.
Keluarga dan sanak saudaranya tampak hilir mudik dengan kesibukan sendiri-sendiri dan keluar-masuk kamar masing-masing. Mereka repot mempersiapkan penampilan mereka dan segala urusan yang diperlukan untuk upacara pernikahan.
Rumah orangtua Cinta yang terdiri dari dua lantai memang besar dan megah, dengan banyak kamar dan ruangan.
Sejak beberapa hari lalu banyak kerabat yang menginap di sini, untuk membantu persiapan pernikahan Cinta.
Mereka terlihat lalu-lalang, tanpa memperdulikan sekitar, terburu-buru seperti berpacu dengan waktu. Perhatian mereka tersita pada urusan yang harus segera diselesaikan.
Tidak ada yang curiga, ketika Cinta melangkah ke luar kamar. Mereka hanya menoleh sekilas dan memandang terpesona.
Cinta berusaha berjalan dengan tenang melintasi ruang tengah, meskipun di dalam dadanya jantungnya berdebar-debar.
Ia berusaha untuk bersikap sewajar mungkin agar gerak-geriknya tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang sekitarnya.
Cinta berhasil melewati ruang depan dan menyelinap ke luar rumahnya.
Sekali lagi ia menengok ke belakang, memastikan tidak ada seorang pun yang mengamati dirinya, lalu cepat-cepat menjinjing kainnya.
Sedikit susah payah ia berlari menuruni anak-anak tangga di beranda yang bersambungan langsung dengan pelataran halaman.
Di halaman terparkir sebuah limousin sewaan yang berwarna hitam mengkilat.
Karangan bunga tampak dipasang di bagian depan kap mesin dengan untaian pita melambai-lambai.
Mobil pengantin yang siap mengantarkan calon mempelai.
Seorang supir sedang terlihat menunggu dengan sabar di sisi luar mobil.
Pemuda berusia 27 tahun, berwajah bersih dan segar.
Ia mengenakan setelan jas dan dasi kupu-kupu, sekilas tidak tampak seperti supir.
Postur tubuhnya yang tinggi dan atletis sangat mengesankan. Tampan bagai seorang model lelaki atau artis.
Tapi Cinta tidak sempat mengagumi ketampanan pemuda itu.
Tanpa menyapa si supir, Cinta langsung menerobos naik ke dalam mobil.
Pemuda itu sampai menoleh bengong.
Cinta melambaikan tangan dari dalam mobil dengan tidak sabar, membuat pemuda itu segera menyusulnya masuk dengan gugup.
"Cepat! Ayo, jalan!" Cinta memerintah pemuda itu dengan nafas terengah-engah.
"Sekarang, mbak?" tanya pemuda itu heran.
Ia sempat menengok ke belakang karena tidak percaya.
"Siapa lagi yang kau tunggu? Saya calon pengantinnya!" sahut Cinta panik.
"Tentu, saya tahu." jawab pemuda itu berusaha untuk sopan.
Ia mengamati penampilan Cinta dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan penuh kekaguman.
"Tapi seharusnya mbak didampingi pengiring pengantin".
"Tidak perlu!" potong Cinta ketus. "Kau dibayar untuk mengantarkan calon pengantin, bukan yang lain!"
"Tapi, Mbak." kilah pemuda itu canggung. "Berdasarkan jadwal, kita harus berangkat setengah jam lagi..."
"Sekarang kataku!" Cinta hampir memekik saking gemasnya. "Kalau kau tidak mau berangkat juga, saya pergi naik taksi saja! Percuma membayar mahal limousin kalau supirnya cerewet dan menjengkelkan seperti kau!"
"Maaf, Mbak." ucap pemuda itu menyesal, sambil menunduk. "Saya hanya bermaksud menjalankan tugas."
"Mau tau tugasmu sekarang?" semprot Cinta emosi. "Tutup mulutmu dan jalankan mobil ini!"
Pemuda itu langsung menyalakan mesin dan menginjak pedal gas.
Mobil limousin itu segera menderu pergi dari perkarangan rumah, melesat di jalan raya.
"Maaf, Mbak..." kata pemuda itu, melirik dari spion dengan takut-takut. "Apakah.... Apakah tidak kepagian kita sampai di masjid, Mbak?"
"Siapa bilang kita akan ke masjid?" dengus Cinta dingin.
Sekarang pemuda itu mengangkat wajahnya yang tercenung, menatap Cinta lekat-lekat dari pantulan kaca spion.
"Lalu." Ia bertanya kaget. "Mau ke mana kita sekarang, mbak?"
"Ke mana saja!" bentak Cinta dengan dada turun naik. "Ke rumahmu! Ke hotel! Ke pantai! Ke mana saja...."
Lalu tangis Cinta pecah tak tertahankan lagi. Tangis yang dipendamnya sejak tadi.
Kini ia terisak-isak pilu, sambil berkata. "Asalkan aku tidak perlu melangsungkan pernikahan mengerikan ini...."
Bersambung
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Memang benar perkataan adrian tentang dirinya, dia wanita yang sangat cantik nan rupawan, aroma tubuhnya sampai tercium meskipun jarak di antara kita cukup jauh. tubuhnya juga sangat terawat, pantatnya yang besar dan nampak sekel, dan lagi payudara miliknya nampak begitu bulat berisi. "Ehmm... dia itu yaa wanita yang mendapat IP tertinggi sekampus ini !", gumamku. "Cantik, kaya dan pintar.. dia seperti mutiara di kampus ini !", lanjut gumamku.
Ujang menatap tajam ke lawannya tersebut "Datok lo harus tau seberapa greget nya gue?!" "Gue baru 20 tahun, terus kontol gue cuman dipake kencing doang" "Tisu Magic mode", Ujang bersiap kembali kali ini semua badannya sudah berlapis baja , ilmu pamungkas pun sudah diaktivkan, "TELO RASA MEKi" sang datok pun bersiap dengan ilmu pamungkasnya terlihat semua badannya mengeluarkan uap panas Dan keduanya bagai petir melesat dengan kecepatan tak kasat mata mengeluarkan ajian pamungkasss "BOOOOOMMMMMMMMMM"
Ava menarik nafas panjang sebelum melepas penutup terakhir tubuhnya. Dan kali ini, yang hadir hanyalah ketelanjangan yang membebaskan, ketelanjangan yang membebaskannya dari pakaian kepalsuan yang menutupinya selama ini. Ava memejamkan mata, menikmati udara sore dan dingin air yang mengalir membasahi tubuhnya. Sore itu ia merasa menyatu dengan alam.
Kupejamkan mataku, dan kukecup bibirnya dengan lembut, dia menyambutnya. Bibir kami saling terpaut, saling mengecup. Pelan dan lembut, aku tidak ingin terburu-buru. Sejenak hatiku berkecamuk, shit! She got a boyfriend! Tapi sepertinya pikiranku mulai buyar, semakin larut dalam ciuman ini, malah dalam pikiranku, hanya ada Nita. My logic kick in, ku hentikan ciuman itu, kutarik bibirku mejauh darinya. Mata Nita terpejam, menikmati setiap detik ciuman kami, bibir merahnya begitu menggoda, begitu indah. Fu*k the logic, kusambar lagi bibir yang terpampang di depanku itu. Kejadian ini jelas akan mengubah hubungan kami, yang seharusnya hanya sebatas kerjaan, menjadi lebih dari kerjaan, sebatas teman dan lebih dari teman.
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.