ri dan bisa bangkit kembali seperti dulu, dengan tek
stri yang selalu bergelimang harta dan hidup
i berdagang pakaian. Aku mengambil dari penyalu
arga, dan teman-teman. Bahkan, kepada para relasi yang dulu menjadi rekanan bisn
angan iba orang-orang yang membeli bara
enggendong Jelita yang saat itu masih balita ke sana ke mari. Sement
ikahanku. Anak-anak membutuhkan biaya untuk sekolah dan tidak mungkin
bertumpu dan menggantungkan na
akan memberikannya pada suamiku sebagai modal untuk membangu
karena ingin menolong, lama-lam
gus dan mengikuti trend paling mut
di Jakarta. Harganya pun bersaing dan lebih murah
emberi kemudahan
ar kontan, tetapi bisa mengang
tu ternyat
orang kalap, memborong sem
ku yang mendatangi mereka dan mengantarkan p
perti ini membuat pelan
nganku dari pemasok. Kini sedikit demi sediki
ngkong dan China. Bahkan, aku juga mulai pergi ke negara it
dengan kepiawaianku mengatur cash flow membuat bisnisku makin lama semakin berkembang
k ekslusif untuk kole
ahankan untuk para pelanggan setiaku yang kelebihan ua
ai bangkit, setelah melih
untuk mencari pe
mengenyahkan harga
ya yang dulu untuk menjajaki k
menjadi penyalur alat tulis
ngan yang kuperoleh. Setelah terkumpul c
u sangat bahagia sekali, perjuanganku berhasi
apa," bisik suamiku dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih un
g rumit dan terlalu tinggi tingkat persaingan dan resiko kerugian tinggi. Kali ini, ia lebih hati-hati dalam m
aju. Negara-negara yang tidak memiliki cukup lahan untuk menanam sumber alam, pada
yaan alam di negeri yang subur dan permai ini, bukan? Dengan mengekspornya,
penyaluran alat tulis kantor, mebel dan elektronik. Da
h berkat bantuanku. Ia merasa berhutang budi
orang nomor satu, tetapi bila di rumah
tidak akan bisa sesukses ini lagi dan tidak
telah dibeli olehku, harga dirinya, gengsi
kebun kosong di sebelah, sehingga kami me
gah dan luas. Seolah dengan begitu aku ingin mengatakan ke
ih lagi semua kehormatan dan kedudukan
kemudian, melengka
r pemuda itu serba salah. "Jangan
nghapus air matan
u menatap ke spion menantang mata si supir, tepat di
muda itu me
aksa kawin dengan orang lain, apa yang akan kau lakukan?"
u sambil menelan ludah keluh. "Yang paling menyiksa bagi
andaran kursi. Ia membuang pandangannya ke luar j
uh...." bisiknya sa
tu....! Itu saja y
.? Rumah keluarga, atau teman,
" bisik Cinta getir. "Mereka mendukung mama saya untu
kan mbak?" tanya pemuda itu sambil
dingin luar biasa, ia mer
ikan jawaban yang memuaskan ke mana sebetulnya ia
ama," ucap Cinta akhirnya. "Supaya saya bisa menyembunyikan diri, mengasingk
rtanya apa-apa lagi, daripada malah tambah rumit. Belum
ak salah, diujung jalan tol Cikampek, ada penginapan yang lumayan bersih, kubawa s
eduanya membisu. Sesekali pemuda itu melirik ke kaca spion dan diam-diam mengagum
k, dinaungi sepasang alis yang tebal dan hitam
semakin memukau dengan rias
a. "Cantik-cantik
nta yang terpekur meman
a, tapi pikirannya menerawang ke mana-mana. Sampai-sampai ia tidak sadar
tan menginap di sini?"
sam