"Syaratnya, kamu harus kencan satu malam dengan saya di rumah. Malam itu juga, saya akan kasih kamu uang senilai 100 juta," Bagai rezeki nomplok untuk gadis memiliki lesung pipi itu. Hanya kencan saja bukan? Di rumah pula. "Hanya menemani saya dinner, enggak lebih." Setelah dipecat dari kerjaannya, terbitlah uang menghampiri gadis tersebut. Memang, nasib itu seperti tempe, enggak ada yang tahu.
Kepulan asap r*k*k bercampur dengan asap kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan raya. Seorang gadis mempunyai wajah jutek itu terus saja mengh*s*p benda nik*t*n tersebut. Seolah sedang menghilangkan beban pada pikirannya.
"Arghhh, sialan," umpat Naima sambil menendang angin sepanjang jalan trotoar.
"Kabur woy, ada orang gila!" Seruan anak SD pun tidak Naima gubris. Tetap acuh gak acuh.
"Cantik-cantik stress!!" celetuk ibu-ibu memakai gamis bunga yang menyilaukan mata, mengatai Naima. Beliau rela berhenti hanya untuk menjelekan gadis tersebut? Memang ya, dunia itu sudah tua. Muka sudah keriput, rambutnya pula mungkin sudah beruban semua. Tau-tau hobi si Ibunya suka nyinyirin orang meski Naima enggak kenal sama sekali?
"Lu ngatain gue?!" Naima menjatuhkan puntung rokoknya, lalu menginjaknya secara brutal. Ia pun gak segan menendang roda belakang motor si Ibu tua yang berhasil mengusik ketenangannya.
"Dih, serem. Kayak orang psikopat," cibir beliau kembali.
Wah-wah, minta di sentil ginjalnya. Naima sudah ancang-ancang melipat lengan bajunya sampai sikut, tapi Ibu tua tadi memilih kabur dan hampir menabrak pengendara lain sangking terburu-buru.
Naima mendengkus, "Tadi enteng banget ngatain gue! Giliran diserang balik auto melempem kek kerupuk disiram air," cebiknya melanjutkan berjalan, namun tidak tentu arah.
Sudahlah!! Gadis itu sedang patah hati. Bukan. Bukan karena putus cinta atau di selingkuhin oleh sang pacar. Naima potek hatinya sebab ia dipecat dari tempat kerjaannya.
"B*ngs*t?!" umpatnya untuk yang kedua kali, kala Naima ditabrak kencang dari arah belakang.
"Sabar-sabar, tahan. Gak boleh emosi. Kalau emosi bisa hancur dunia karena khodam gue ular kobra," lirih Naima menarik nafasnya, lalu keluarkan secara perlahan.
"Maling woy?!" Naima buka pejaman matanya. Asli anjir, suaranya nyaring banget ege!! Bikin gendang telinga Naima iritasi.
"Mbak preman, bantu kejar malingnya elah!! Malah diem ngejogrog di sini. Bantu sesama manusia itu banyak pahalanya, banyak... " gadis tersebut nggak segan menginjak kaki pria setengah wanita.
"Cerewet banget lu elah!!" Kemudian Naima menyumpal mulut pria di sampingnya menggunakan bungkus rokok tanpa belas kasih.
***
"Noh, dompet berharga elu!" Naima melempar dompet kulit warna hitam polos.
Pria setengah wanita tersebut sigap menangkap dompet milik Bos nya.
Hap
Tepat sasaran.
"Jangan asal Mbak preman. Ini dompet mahal tau. Isinya kartu black card semua,"
Naima hanya manggut-manggut, "Lu ngatain gue preman... " ia sengaja menjeda ucapannya sembari menghampiri pria yang gak punya rambut sama sekali alias botak, "emangnya muka gue mirip macam preman, hah?!" gertak Naima dengan suara rendah, akan tetapi penuh ketegasan. Baru awalan. Belum ke inti pun pemanasan.
"Nama saya Cikey," ealah, lagi di gertak dia malah ngajak kenalan. Basi anjay.
"Cupu lu!" ketus Naima sambil menjitak keras jidat Cikey.
"Dompet saya mana, Key?" Bagai adegan slow motion, Naima dan Cikey kompak menoleh ke arah belakang.
Mulut Naima menganga sedikit diiringi matanya yang menyipit, silau. Sementara Cikey mengangkat tinggi-tinggi dompet kulit milik Bos nya sembari berseru kencang, "Nih, Bos dompetnya. Saya hebat 'kan udah kejar malingnya?" Idih, si Cikey ngaku-ngaku.
"Hm," dehem Bos nya. Kemudian arah pandangnya beralih pada gadis di samping asisten pribadinya.
"Mingkem. Saya tau kalau wajah saya itu ganteng,"
Naima tersadar dilanjut tawa sinisnya yang mengudara, "Gue bukannya terpana liat wajah elu yang terlihat biasa-biasa,"
Cikey sampai menutup mulutnya rapat-rapat. Dalam pikirannya, mungkin Naima berani sekali bicara lo-gue kepada Bos nya. Why? Ada yang salah?? Haruskah Naima bicara formal. No!! Itu bukan gayanya.
"Jidat elu lebar, gue silau ngeliatnya," Bos nya Cikey malu dan menahan salting.
"Btw, lu sugar daddy ya? Kenalin, gue Naima. Seorang gadis yang sudah menyelamatkan dompet elu. Dan kata dia... " ujar Naima menunjuk Cikey nampak kemerahan di wajahnya, malu sudah ketahuan berbohong, "isinya kartu black card semua," imbuhnya diam-diam tersenyum smirik.
Naima jujur. Karena ia ingin membuktikan kalau ucapan Cikey betulan atau sekedar omongan belaka.
"Kamu mau uang?" tanyanya balik.
"Why not? Sebagai balas budi, maybe??" Padahal, Naima gak perlu uang. Tabungannya sudah banyak.
Gadis itu pula enggak jaim-jaim ngupil di hadapan mereka, kemudian dihempaskan ke udara.
"Pilih yang mana?" Tak disangka-sangka. Dia sengaja membuka dompet dan memperlihatkan isinya yang ... yeah. Berapa biji dah tuh kartu black card nya?
Glek
Jiwa misquen Naima usai dipecat meronta-ronta.
"Tapi ada syaratnya," Naima pura-pura bersiul guna menutupi kekesalannya. Ketimbang ngasih duit aja pake ada syaratnya.
"Syaratnya, kamu harus kencan satu malam dengan saya di rumah. Malam itu juga, saya akan kasih kamu uang senilai 100 juta,"
Naima terbatuk-batuk, Cikey langsung mimisan.
"Tapi, Bos 'kan sudah-- " Bos nya Cikey mengangkat satu tangannya, tanda diam.
Bagai rezeki nomplok untuk gadis memiliki lesung pipi itu. Hanya kencan saja bukan? Di rumah pula.
"Hanya menemani saya dinner, enggak lebih,"
Setelah dipecat dari kerjaannya, terbitlah uang menghampiri Naima. Memang, nasib itu seperti tempe. Enggak ada yang tahu.
Sibuk menikmati status duda dan memiliki satu anak yang begitu cantik, enggak ada angin serta badai, Mama tercinta justru menjodohkan dirinya dengan seorang gadis polos berumur delapan belas tahun. Akankah ia terima, atau menolaknya??
"Lebaran besok Nisha gak dibeliin baju baru tidak apa-apa 'kan?" Lagi? Memang sih Nisha tidak memaksa Miftah--Ayah kandungnya untuk membeli baju baru untuk dirinya. "Kalau Cici dapet enggak, Yah??" Miftah berjongkok menyamakan tingginya dengan si bungsu, "Pastinya dong. Abang Kifli juga dapet," ujarnya sembari mengusap lembut sang putri. *** Semenjak kematian Bunda nya, sikap Miftah berbeda dari biasanya. Selalu pilih kasih. Kifli dan Cici suka sekali dibelikan sesuatu sementara Nisha tidak. Padahal, ia perlu membeli keperluan sekolah akibatnya Nisha kerja di toko bunga sejak lulus SMP. Akankah kisah hidupnya berakhir tragis seperti kebanyakan film yang sering Nisha tonton?? Akankah dunia adil dengan mendatangkan seorang pria datang di kehidupan Nisha?? Di bulan suci ramadhan. Semoga ia bisa bahagia meski bukan Miftah orang yang membuatnya bahagia. Yah, semoga saja.
Kehidupan Shafiyah langsung berubah kala suaminya di PHK dari kantor tempat dia bekerja. Alasannya, karena ada seseorang korupsi--mengambil saham perusahaan sampai mengalami kerugian mencapai milyaran rupiah. Serba-serbi hidup mewah, bergelimang harta, kebutuhan selalu tercukupi, kini roda telah berputar. Sebagaimana takdir berkata tidak melulu kita berada di atas. Ada kalanya harus mengerti dan merasakan bagaimana kehidupan di kalangan bawah. Ya, Shafiyah terpaksa tinggal bersama dengan mertuanya. Sang suami bertani di sawah guna mencukupi biaya sehari-hari. Menghadapi orang tua suami yang masih mengenyam jadul alias jaman dulu. Kehidupan Shafiyah terombang-ambing. Bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Shafiyah bisa bertahan hidup di desa, serta mengalami hal-hal tidak terduga?
"Kalau jalan lampu hijau, hati-hati lampu kuning, kalau kita asing, gimana?" "Udah asing kali. Gak inget ya, kita udah putus dua tahun yang lalu?" Cica, perempuan yang tahun ini menginjak kepala dua itu, harus berjumpa kembali dengan sang mantan sewaktu SMA dulu. Pertemuannya sangatlah tidak aesthetic. Di selokan--ketika Cica fokus memainkan ponsel sampai tidak melihat selokan penuh lumpur dan bau. "Es krim yang dari Cina itu apa sih namanya? Miss you gak sih?" Cica memutar kedua bola matanya, lalu mencebik kasar, "Bantuin gue naik, oy. Malah ngegombal terus. Udah kenyang gue makan janji manisnya elu, Soleh?!" Soleh--mantan Cica justru terkekeh ringan. Lelaki tersebut jongkok alih-alih membantu Cica keluar dari selokan, "Le minerale itu yang ada nangis-nangisnya dikit gak sih?" "Keinget masa lalu ya, Beb?" sambung Soleh membuat Cica menggeram, menahan emosi. "Dasar g*la," Tidak disangka, Cica menarik pergelangan tangan Soleh. Alhasil, mereka berdua sama. Iya, sama-sama kotor terkena lumpur. "Untung gue masih sayang sama elu, Ca," Soleh mencuil sedikit lumpur dan menaruhnya di pipi tirus sang mantan.
Kenal lewat sosmed berujung asing? Atau di ghosting? Lebih parahnya cuma dijadikan pelampiasan karena kisah masa lalunya belum kelar? Rela menjadi badut padahal dalam hati ingin memilikinya? Dari pernyataan di atas, alhamdulillah aku tidak mengalami hal tersebut. Because i'm enjoy, tidak melibatkan hati atau real cuma temenan. Apa ya sebutan zaman sekarang itu? Oh iya, HTS. Artinya hubungan tanpa status--yang setiap harinya tidak pernah absen mengirim pap, sleep call hingga ketiduran, me-reply story masing-masing, di nyanyiin tiap malam. Woah, sungguh indah bukan? Ya, aku mengalaminya baru-baru ini. Dari aplikasi apakah bisa menetap di hati dan berakhir ke pelaminan? Ayo, simak kisahku sampai selesai. Di jamin membuat kalian jomblowan dan jomblowati meronta juga ingin mempunyai pasangan. Tidak seperti aku, memilih HTS ketimbang pacaran karena suatu alasan.
Ratu Gifara, gadis berusia 16 tahun itu harus beradu mulut setiap harinya dengan Raja, semenjak naik ke kelas 11. Lelaki yang memiliki bola mata hitam pekat dan berwajah datar yang akan menunjukkan sifat nyinyir hanya kepada Ratu seorang. Keras kepala. Itulah sifat mereka berdua. Tidak ada yang mau mengalah, hingga hari kelulusan tiba. Tentang Ratu yang tidak mengetahui perjanjian rahasia antar kedua orang tuanya bersama seseorang. Ditambah Raja, lelaki bermulut pedas dengan sejuta rahasianya.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
21++ Bocil dilarang mampir Kumpululan Kisah Panas Nan Nakal, dengan berbagai Cerita yang membuat pembaca panas dingin