ak ada kecocokan apalagi mantan mertuanya Livi terus saja mendesak mereka berdua untuk cepat memberikan keturunan. Sudah bu
tangga pun belum dikaruniai keturun
amun, sebelum ke dapur karena stok air putih s
esan masuk
enginap di
ak teringat sesuatu. Segera di
aima, ada saja halangannya. Iya, Livi meneleponnya.
meja makan. Mendadak lelaki itu laper. Mau m
las. Masih untung Livi tidak melihat tingkahnya sebab mereka melakukan telepon biasa, bukan video call
diri. Memang ya, Bani suka nyebelin kalau pas malam-mala
Wanita itu amat khawa
r supaya kedengaran. Ia mengambil dua bungkus m
" sebelum Livi salah paham, Bani cepat-cepat menjelaskan keja
dah mengambil stok air putih, kenudi
mie sudah mendidih. Ia perlu konsent
a di toilet? Tante mau bicara sebentar sam
irasa sang keponakan
asak mie dulu," seru lel
jangan lupa telepon balik, okay?" Ba
dah," loh, siapa yang pertama kali n
ah tua. Sukanya nge
*
rnya. Oh ya, ia baru ingat semisal ada Naima di sana. Berlarian, takut gadis itu kenapa-kenapa. Beginila
k tersentak ketika Naima tengah merin
"lo kagak mati 'kan?" sambung Bani. Ia mer
gue gentayangin yaitu elu, Om?!" desis N
nya," ledek
Basah. Dress yang gadis itu gunakan basah sem
rlahan tapi pasti, Bani mengangkat tubuh N
rol bersama Bani. Lelaki kampret yang tega mengurungnya di