Buku Mentari NA
/0/9447/coverbig.jpg?v=d9244b326a7b423383048a2b72b22886)
Ada Apa Dengan Arendra?
Suara langkah kaki yang mendekat membuatnya membalikkan badannya dengan cepat, memfokuskan pandangannya pada objek itu. "Mau dimana? Jantung atau kepala?" "Bagaimana kalau kamu memanahnya di hatiku saja? Dengan cintamu?" Anayra Az-Zahra. Ia tertawa dibalik cadarnya, membalikkan badannya lalu melepaskan anak panahnya. Seperti biasa, tepat sasaran. "Saya tidak tau kalau laki-laki yang abi minta untuk dipertimbangkan sebagai kandidat calon suamiku ternyata seorang pembual, saya yakin dengan kata itu kamu sudah berhasil mengelabui banyak perempuan," mengambil satu anak panah lagi dan memfokuskan pandangan. "Hahaa, aku suka bagaimana pemikiran seorang Anayra." Dibalik cadarnya Anayra tersenyum remeh, melepaskan anak panahnya lalu tertunduk. "Namun saya belum memutuskan apakah anda pemenangnya ataukah menjadi kandidat yang gugur di antara banyaknya peminang." setelah mengatakan itu, Anayra berlalu. Kakinya berhenti melangkah saat mendengar perkataan dibelakang sana, dibalik cadarnya ia tertawa lagi. Hatinya telah membenarkan tanpa ia sadari. "Oh ya? Padahal aku merasa, aku sudah berhasil menjadi pemenang selayaknya kamu yang memanah hatiku hari ini. Bagaimana? Benar bukan?" Namanya Arendra Fagtaputra. Dia tergapai namun kehidupannya terlalu gelap, saking gelapnya butuh bertahun-tahun untuk menderang.
/0/9440/coverbig.jpg?v=da8ca4d011094753b1b4f336fb900cf0)
Apa Kabar Jiwa-mu hari ini?
Hai, namaku Awan Gintari. Sering disapa Awan oleh semua orang. Hmm, aku suka menjelajah namun semuanya menghilang saat menemukan nama ayah tertera di salah satu makam, duniaku mulai berubah. Mulai dari keceriaan, kebahagiaan, kasih sayang dan juga keseharian yang begitu membosankan. Lantas, apa kalian ingin menemaniku sebentar? Mendengar keseharian yang kuanggap membosankan ini? Jika ya, mari ikut bersamaku kedalam cerita ini. Bersama Awan, yang kini membenci kesehariannya.