ng berada di belakang Carla, dengan sigap menarik pinggang Carla. "Semua orang
g milik Gilda dan sebuah buku yang berhasil memancing emosi Carla. Ia juga membantu Gilda berdiri
tang ini. Cukup kita saja yang tahu kejadian barusan." Sopir itu tidak menjawab, hanya melirik ke arah pipi Gilda yang mulai memerah. Setel
memakai masker menggeleng. "Nyonya bisa melakukan visum dan melaporkan kejadian ini, saya juga ak
ai melapor," jawab Gilda yang matanya sudah berkaca-kaca. "Tidak perlu lapor siapa pun, karena
kurang cepat menjauhk
pat itu." Gilda memegang perutnya, menunduk, dan menangis dalam dia
henti membaca, Gilda memikirkan beberapa rencana agar Mateo tidak bisa melihat bekas t
pertanda pesannya dibalas, terdengar. Meletakkan bukunya, Gilda
bertanya? Apakah Nyonya ingin pulang lebih lama lagi?
r, aku harus pulang mendahului kakek agar luka ini tidak dilihat," ucap Gilda yang langsung memasukkan salep dan ponselny
ir kepercayaan kakek mertuanya. "Tolong sembunyikan kejadian di mall tadi dari kakek," pinta Gild
ikirkan perasaan orang lain sampai rela
embuat perasannya tersentuh. Dengan tersenyum sedikit lebar Gilda menjawab, "Aku begini kar
i benar-benar tulus mencintai tuan Edzhar?" pertanyaan sang so
Harus mencari bukti dan itu tandanya ia harus mengawasi Carla, sementara hubungannya bersama Carla sekarang sudah terputus. Tidak m
u mengenal
adalah kakak sepupu tuan Edzhar dari pihak ibu. Kak
h sebelumnya kau pernah melihat mereka bertengkar? Maks
esuatu mengenai tuan Kendrick dan nyonya Carla?" Gilda menatapnya, dan sopir Mateo lantas melihat ke kaca setelah
ku tidak begitu yakin, tapi Kendrick pernah mengaku padaku bahwa dia sakit hati melihat pertunangan Ed dan
saya amati sejauh ini, nyonya Carl
ahwa dia akan berselingkuh di belakang Ed." Lampu lalu lintas yang berubah warna menjadi hijau, seakan memerintah mobil
n Mateo memanggil Nyonya untuk makan malam bersama di ruang makan," lapor Mona yang masih di lua
a saat ini dia tidak memakai masker, Gilda yang hampir saja membuka pintu menepuk jidat. "Mona, tolong baw
lantas membalas, "Baik, Nyonya. Saya sampaikan pada tuan
arus menutupi perbuatan Carla," gumam Gilda di dalam hati dan melanjutkan kegiatan membacanya.
a membukakan pintu untuk Mona. Belum sempat Mona melangkah masuk, Gilda menyerobot nampan penampung semangkuk bakso dan segel
emakai masker? Ap
ngerut bingung, namun memilih mengiyakan dan pamit pergi. Gilda membawa makanannya ke meja bekas tempat Edzhar meletakkan buku-b
bakso sapi malam ini membuat suasana hatinya makin membaik setelah dirusak kala di pusat perbelanja
gu kedatangan Mona. Hingga suara pintu diketuk, membuat Gilda bangun dari kursi sembari
gilnya. "Tuan Mateo ingin membicarakan sesuatu pada Nyonya di ruang keluarga, Nyonya
ah mala
ang dari arah tangga. Sosok Edzhar datang sambil membawa tas laptop dan jaket hitamnya. Melihat masker di wajah sang tuan muda, Mona dengan re
e kamar setelah membuka pintu di samping Gilda lebih lebar. "Kita akan turun ke r
a turun dulu." Mona ber
u menutup pintu dengan salah satu kakinya. Gilda didudukkan di tep
menyuruhku d
wab Edzhar tanpa menoleh ke arah Gilda. Dia saat in
perja
ta." Melangkah ke arah Gilda, dan kala di hadapan sang istri, tangannya menyodorkan s
g membuat Gilda menatap kertas perjanji
ian pern
tu tandatangani." Edzhar berlalu
menutup mulut. Air matanya mendesak, ingin keluar. "Kau ingin pernikahan ini cu
NJIAN PERNI
ngan di bawah in
tara Edzha
lahir: Belalang
am
disebut sebagai
Violet
l lahir: Capu
am
disebut sebagai
lumnya telah menikahi pihak ke dua (2) pada tanggal 11 September xxxx dan akan diceraikan pada tanggal 11 September xxxx. Pih
at perjanjian pernikahan kontrak ini dibuat dengan sebenarnya dan ditanda tangani dalam keadaan sada
rsebelahan dengan tempat Gilda tanda tangan. Melihat itu, rasa sesak semakin menekan dadanya. Gilda yang
naruh kertas perjanjian kontrak itu di atas meja, dan mengambil pena di sana. Tanpa pikir
Kalau menurutmu ini pilihan terbaik, aku ingin kau berhenti memperlakukanku sebagai istrim
maksu
tuhan apa pun, termasuk menyentuh perutku. Aku tidak ingin perasaanku padamu semak
k yakin u
Gilda mengerutkan keningnya begitu tahu ada bekas kemerahan di pipi Edzhar seperti miliknya. "Ada apa dengan pipimu, Ed?" tanya Gilda kemudian.