rakan Edzhar yang sigap itu membuat beberapa orang di sana menatapnya dan Gilda penasaran. Dar
nya seorang wanita yang merupakan ibu dari Kendrick.
antin baru, kau pasti paham." Mateo menatap Lexa dan memberi tatapan
ngurus pernikahan mereka," jawabnya seraya tersenyum dan kembali melihat ke mana Edzhar membawa sang istri. Mateo yang
"Masuklah, muntah di dalam sana," perintahnya kemudian, sambil menunjuk pintu toi
alu mengeluarkan ponselnya. Selama sibuk dengan acara, gawainya bergetar. Beberapa pesan dari Carla masuk,
drick yang tiba-tiba berada di depannya. "Se
saja, aku harus
yang membuat Edzhar mengangguk kecil.
enemuiku?" tanyanya saat melihat Kendrick diam dengan melipat dua tangan di dep
sini." Edzhar tertawa, ia pikir ada sesuatu yang terlalu penting sampai Kendrick menunggunya. "Ngomong-ngomong,
erempuan itu lantas menyahut, "Kau tidak
ulurkan jemarinya pada Gilda. "Aku pamit, Kakak Ipar. Sekali lagi selamat untuk perni
emudian dengan sedikit terpaksa menerima uluran tangan Kendrick. "Ya, terima kasih." Sesudah itu Kendrick t
Edzhar merangkul Kendrick, lalu mempersilakan sa
nya itu tiba-tiba membatalkan acara mereka. Ia pun menelepon Carla untuk memastikan sang kekasih tidak marah karena dirinya terlalu
ukkan benda pipih itu ke dalam saku tuxedo hitamnya. Ia pun menyusul Gilda. Turut menikmati minuman yang men
pi, salah satu dari mereka yang ada di sana sangat membenci pernikahan tersebut. Le
h sudi menerima dan mengakuinya sebagai darah daging putraku," batin
masuk membantu pelayan memasak. Alhasil, ikut menunggu di meja makan bersama anggota keluarga lainnya. Begitu masakan berbau
jalan ke wastafel. Akan tetapi, Gilda menahannya. "Lanjutkan makanmu, aku bisa jalan, Ed .
n segelas air jahe. Gilda tak langsung ke ruang makan, tetapi duduk dulu di kursi yang disi
ang dengan membawa semangkuk sup jamur yang tadi
sap perut rata Gilda. Gilda yang mendapat perlakuan manis itu tak bisa menahan senyum di wajahn
Gilda yang dibalas Edzhar d
kamar mandi dan turun tangga," balas Edzhar. Gilda pun mengiyakan, dan sebelum beranjak, Edzhar mengusap pe
eminta Mona keluar. "Sadarlah, kau itu tidak pantas bersanding
xa semakin mendekat dengan tangan yang setia dilipat di depan dadanya. "M
isiknya namun dengan penuh penekanan, lalu menambahkan, "Karena hanya
suatu saat saya harus bercerai dengan Edzhar, maka saya harus menerima, namun ... jika saya sudah ditakd
"Berani-beraninya kau membantah perintahku?!" pekik Lexa yang sudah melayangkan tangannya, hendak menampar mulut Gilda. Akan tetapi, dengan cepat Gilda menahannya.