ati, saat ponsel Mateo yang menyala disodorkan padanya. Gilda yang melihat rekaman
senyum yang sangat dipaksakan. Mateo yang mengamati ekspresi Gilda, sama sekali tidak men
t jantung Gilda terasa seperti kena pukulan benda tumpul nan berat. Gilda perlaha
rlu khawatir," ucap Gilda yang mencoba tersenyum leb
bertanya
. Gilda pun merasa bahwa apa yang ia katakan barusan sudah berlebihan, dan mampu menimbulkan
Malam itu hanya kecelakaan yang seharusnya tidak pernah terjadi," jelas Gilda sembari meraih tangan Mateo. "Aku akan menj
memasukkan potongan tahu serta sayur ke dalam mulut
anya pria tua itu yang membuat Gilda berhenti makan dengan spontan, dan menaruh sendoknya. "Jujurlah padak
perut yang terbalut gaun birunya. "Aku akan merawat bay
un melirik ke arah tangan Gilda yang tengah mengelus perut pelan-pelan. "Kau mengandung anak Edzhar, dan dia
an tersenyum tegar walaupun netranya berkaca-kaca. Tatapannya secara penuh terarah pada pria di hadapannya itu. "Aku tidak mungkin
arus kau pikirkan," jelas Mateo dengan nada yang lebih serius, tapi lembut. "Ikatanmu dan Ed ada pada
ku tidak apa-apa merawatnya. Aku tidak ingin menghancurkan masa depan Ed bersama Carla, Kakek." Diraihnya ta
" ujar Mateo sembari menarik tangannya dari pegangan Gilda. Mateo memundurkan kursi la
eh seorang pria muda yang muncul dari meja lainnya. Mateo didampi
Maafkan aku ...," bisiknya dengan kepala tertunduk. Gilda benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia yakin, cepat atau lambat Mateo pasti membongkar
ah pulang lebih dulu, hanya dia dan Dalila saja yang masih berada di sana. Begitu keluar dari
pontan mengangguk. "Bibi sudah kuminta untuk pulan
gugup di hadapan Edzhar. "Aku ingin pulang, sepert
arakan sangat penting." Gilda menelan ludahnya saat melihat
har dan masuk ke ruang istirahatnya. Wanita itu buru-buru masuk sambil menghela napas panjang. "Apakah
menemui Edzhar yang sudah menunggu. Gilda dibukakan pintu oleh Edzhar setelah wanita itu menutup tok
dzhar tiba-tiba bertanya, "Apakah me
aksudm
aku bukan sahabat
ertanya hal yang tidak penting? Jelas kau
il melirik perut rata Gilda. "Kau tega menyembunyikan bayi
idak mau menghancurkan pernikahanmu dengan Carla
ulahku." Menoleh ke arah Gilda sejenak, sebelum menambahkan, "Kau
a ucapan Gilda itu dibuat diam dengan ucapan Gilda lagi yang bertanya, "Terlepas dari bukti CCTV di rumah kakek Mateo
Gilda yang semula menatap Edzhar itu, menolehkan kepala ke kiri. Ia enggan bersuara. "Kau egois jika
engucapkan, "Kau tidak perlu cemas, aku akan bertanggung jawab." Keduanya diseli
i Edzhar. Wanita itu memilih diam sambil menundukkan kepala. Pikirannya semakin kalut sete
sudah bisa menebak dari awal kalau dirinya akan dibawa ke kediaman Martinez. Terlebih
, berjalan di belakang pria itu dengan tangan memegang tali tas selempangnya. Sesudah mel
ih-bersihlah sebelum berdiskusi dan makan malam bersama," perintah Mateo s
ia datangi lagi. Mona yang berdiri di dekat tangga lantai dua, menemaninya naik hingga berada
lat muda. Wanita itu pun turun bersama Mona. Pelayan utama di rumah besar Martinez itu diperintah
saran Kakek, aku ak
"Sudah seharusnya kalian bersama. Kakek yang akan mengurus pernikahan k
g mengatakannya
erbicara pada tunanganmu itu." Edzhar mengangguk setuju. Kemudian melihat ke
bibir bawahnya, menahan air mata yang hendak turun. "Aku bukan wanita kejam, a
dicap sebagai anak haram atau apa pun sebutannya. Dia b
rikan keadilan untukmu dan bayi dalam perutmu," bisik Edzhar l
ar pernikahan akan dipandang sebelah mata, Gilda. Apa kau ingin anakmu
api aku memikirkan p
"Kalian tidak bisa menikah tanpa restuku," ucap seseorang yang tiba-tiba masuk dan membuat semua mata tertuju padanya. Wanita yang umurnya jauh di atas Gilda itu melirik tajam sambil berjalan cepat ke tempat mereka berbincang. Wanita itu duduk di samping Mateo dan mengatakan, "Aku tidak pernah setuju putra kesayanganku menikah dengan gadis yatim piatu."