r setelah pertanyaannya tak dijawab Edzhar. "Kau
," sahut Gilda yang langsung membuka pintu kamar. Edzhar yang terke
i oleh Lexa. Mertua dan menantu itu tampak berjarak. Gilda yang tak ingin ambil pusing lan
n Edzhar yang sama-sama kaget itu menatap ke arah Lexa yang tampak diam tak membantah. "Ibumu hampir menyakiti Gild
g baru di sini, Kakek. Ak
gung jawabku juga menjaga kandunganmu dari apa pun d
, tetapi aku tidak ingin keluarga ini terpecah hanya karena kejadian di dapur pagi tadi. Aku tidak terl
lembut. "Ibu tidak ingin meminta maaf pada Gilda? Perbuatan Ibu keterlalu
a karena tidak tahan melihatnya di sini. Dar
i mana Edzhar duduk sambil menatap Mateo. Mateo pun ikut menatap sang cucu. "Kebetulan aku akan memeriksa villa yang aku kelola mulai
uh dari toko roti milikku
mudah mengabulkan ucapan Edzhar. "Sering-seringlah kalian datang kemari untuk menjengukku," jawab Mateo seraya berdiri di
skan langkah kakinya daripada mendengar suara Gilda. "Aku m
ruk di sofa. Gilda yang kaget, terlebih saat Edzhar melepas masker penutup bekas tamparan Carla dan m
har dengan tangan yang sudah merayap ke pinggang Gilda. "Tid
memakai akalnya, menahan bibir Edzhar dengan tangan secepat mungkin. "Aku memang istrimu, tapi ak
kusentuh adalah dirimu." Gilda mengalungkan tangannya ke leher Edzhar dengan tampang yang mulai marah. "Bagaimana kalau kita mengulang
ng, Edzhar lantas menyumpal mulut Gilda dengan bibirnya. Di tangga menuju lantai dua itu Edzhar melumat bibir s
menurunkanmu, tapi di atas ranjang." Setelah itu Edzhar kembali menyerang bibir Gilda dengan kaki kiri menutup kamar.
Ditatapnya perempuan yang kini tengah mengandung bibitnya. Diciumnya leher Gilda. Deng
Ed ...," bisik Gilda yang otaknya masih bekerja
Mengabaikan ucapan Gilda, Edzhar terus menjalankan aksinya yang semakin membuat wanita itu murka
Gilda. "Ini sudah tugasmu," tekan Edzhar. Wajahnya p
u ...," ucap Gilda yang ikut menyorot
osisikan dirinya tepat di atas Gilda lagi tanpa menekan perutnya. Edzhar
lam ini. Tak peduli dengan nama yang disebut istrinya, lelaki itu semakin
Berhenti atau ... atau aku akan, akan mengatakan yang sebenarnya pada kakek Mateo," ancamnya yang tak membuat Edzhar be
tak Edzhar murka, begitu ram
au tidak mencintaiku, tapi menginginkan tubuhku! Aku bukan selingkuhanm
nangkan istrinya, Edzhar justru turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi. Sementara Gilda yang syo
ia memutuskan keluar dari rumah Mateo. Mengambil tasnya di atas meja belajar milik Edzhar, Gilda juga meraih ponsel d
k ada di belakang ...," gumam
jalan mengendap-endap menuju pintu belakang. Jalan satu-satunya yang paling aman di rumah Mateo adalah pintu belakang, karena petugas keamanan
gambil oksigen banyak-banyak. "Maafkan aku, Kek. Aku tetap ingin merawat calon bayiku sendiri. Aku tidak akan
epi membuat kaki Gilda makin cepat menjauhi kawasan rumah Mateo. Kepalanya mendongak sekilas dan tersenyum. "Kalau dulu mama sangat berjuang untuk G
hasil dari hubungan di luar pernikahan, namun orang tuanya menikah karena murni cinta, bukan seperti dirinya sekarang. Hanya saja, dulu sang papa ditentang keluarganya karena mencintai sang mama
belakang, ia harap-harap cemas. Beruntung, tidak ada mobil atau seseorang yang mengikutinya. "Seperti
lan raya. Sambil terus berjalan, Gilda mengeluarkan ponselnya. Ia membuka aplikasi taksi online untuk me
-nimbang waktu tempuhnya jika ke rumah lama, karena jaraknya tidak dekat dari sini. "Tapi, untuk sementara ini memang cuma rumah itu yang bisa aku tempat
rnya ini diindahkan Sang Kuasa. Sambil menunggu ojek online, Gilda berdoa di dalam hati agar belum
di balkon kamar, walk in closet, ruang kerjanya, sampai dapur pun dia tidak menemukan
dan memanggilnya. "Tuan! Nyonya Gilda keluar rumah sejak l
har yang sudah berjalan ke arah depan
ap mencari, Tuan." M
ambil kunci motor sport. "Jangan biarkan kakek keluar, ini sudah malam. Biarkan aku dan
inggu sebelumnya. "Baik, Tuan. Hati-hati dan semoga Tuan bisa membawa nyonya Gilda kembali." Edzhar mengg
at pernikahan kontrak, tapi dengan mudah melupakannya, Gil. Aku tidak akan membiarkanmu lari dariku," bisik Edzhar yang sudah
cepatan di atas rata-rata, dan Edzhar melirik kanan-kiri bergantian. Sampai motornya kel
da tidak sadar bahwa pengendara motor tengah memerhatikannya. "Tolong cepat, ya, Pa
m melemparkan pandangannya ke samping kiri, ke jendela. Semoga keputusanku ini menjadi jalan terbaik, maafkan aku karena
Sedangkan pria yang kini mulai mengikuti sebuah mobil hitam dari jarak cukup jauh, tengah tersenyum miring. Ia sudah tahu siapa yang baru masuk ke dalam. "Ternyata mudah sekali menemukanmu, Gil ...," lirihnya lalu menutup kaca helm, motornya dengan kecepatan rata-rata masih mengikuti ke mana mobil yang ditumpangi sang istri berjalan.