A
n gorden berwarna biru suasana ruangan begitu kontras. Dea meletak tas di tempat tidur. Kepala mulai pusin
mas, sudah
sudah tugas saya seb
otin mas". Dea mereba
di mulai sekarang kamu di anjurkan b
a pelan, hampir
idung kecil mancung, bibir tipisnya, menggoda untuk di cicipi. Entah kenapa wanita di hadapannya sedikit berlebihan. Menangis sem
uluhan kali mendengar kata-kata itu keluar dari mulut De
boleh
tanya
urnya b
lebih tua
nya. Dea melirik sela-sela jari Raka, tidak ada cincin bertahtah disana. Dea merasa lega, masih
potensial. Pinter, jelas ia seorang dokter, ganteng, keren , cukup bangga jika di bawa ke acara pernikahan, dan tak ka
ari mana u
tadi, umur kamu
ka 31 tahun. Di umur yang ke 31 tahun sudah cukup matang untuk mengarungi ba
mohonan sebelum saya di ope
an tanganya di saku jas puti
aya malu meng
napa haru
mping, agar lebih dekat, mencium
encium saya sebel
annya ini. Sungguh jika ingin menciumnya, sudah ia lakukan dari tadi, bahkan ingin melepas seluruh pakaian yan
seketika. Oh Tuhan, tolong rubah pola pikir wanita di hadapa
aan kamu?" Raka mem
gangguk
sany
idak bisa bangun lagi pasca operasi nanti, saya ingin dokter
mengatakan usus buntu hanya operasi kecil, setelah operasi ia pasti akan sembuh dari p
s lagi, saya akan men
saling menghindar. Raka menundukkan wajah, mencium kening Dea cukup lama. Raka melepaskan kening
asih
birnya sudah memanggut bibir tipis ini. Rasanya sangat manis, lebih manis apa yang ada dalam pikirannya, hanya kecupan kecil, y
dur
a memandang wanita yang baru saja di ciumnya
*
, posisinya tepat di meja counter. Sepertinya gosip
itu pasi
k? Ngaku deh, past
ia, pasien saya yang
marah, kapan menikah
anganya di dad
tapi pasien dokter tadi cantik juga,
dak jelas, sebaiknya ker
suster Mila, emang dasar suster
akan menjaga hati untuknya. Ia berjanji akan menikahi Ana jika telah menyelesaikan kuliahnya. Ana wanita dewasa, cantik, dan pintar. Hanya Ana yang
*
Wajah tanpa polesan make up ia masih terlihat
dah lama
ru
ngkan tubuh
ah s
apa
di ope
ah aja mas, mas kok
memastikan kamu
saya sudah
lama dua orang
selamat pagi juga dokte
pagi juga
akit perutnya?"
ak sakit l
rkat dokt
uk, "ah,sust
gur suster Mila yang mulai
siap ib
ah s
atap Raka, Raka membalas tatapannya. Dea menyentuh
sadarkan diri, jangan pe
lama, membalas me
idak akan me
*