b
tepat di hadapannya. Wanita itu tersenyum, senyum yang mengisi hari-harinya selama setahun ini. Wajahnya m
dong" u
nita di hadapannya ini bertubi-tubi seperti yang dilakukannya dulu. Lalu Raka dengan cepat melepaskan pelukkannya, ia menarik tangan Ana keluar dari ruangan. Melangkah sedikit tergesa-gesa menuju ruanganya. Raka lalu me
n datang?"
an terakhir" ucap A
u saya sebelumnya" Ra
Oiya mama mengundang kamu makan mal
aka alis kanannya terangka
akanya secepatnya mere
itu, iya nanti aku a
pelukkannya, di
*
di teras belakang, papa dan mamanya duduk di teras belakang nyambi makan bolu gulung dan teh buatan m
, gimana kerjanya h
yak kerjaan" uca
kesini, padahal mama kan
ni di pacarnya tidak pernah sekalipun bertemu orang tuanya, Raka punya alasan kenapa Ana tidak pernah bertemu orang tuanya, karena Ana sedang mengenyam pendidikan di Melbourne. Kini seakan sulit untuk
ibuk m
ea itu cantik, pinter, anaknya supe
rencana kamu ngelamar Dea
ka terdiam sesaat, bolu yang ada di kunyahnya kini terasa sulit di telan.
nya kedua orang tuanya dan lalu berkata "malam
gak sabar, wah sepertinya
kok, tahu begini papa cukur rambut, biar r
? Ah mama jadi bingung" Ma
lih saja, kemarin yang dari Paris jug
sa kok ma, cuma perken
a Dea, wajar dong mama sama pap
pa, ini bukan rencana
, "maksud kamu?" Tanyan
i kita kerumah
git saling b
ngerutkan dahi
ng Melbourne, maaf Raka tidak m
mu, pacar kamu
ulit di jelaskan, bagaimana awal ber
Dea, mama pengennya Dea jodoh sa
coba menenangkan, "sudahlah ma,
ah sudahlah, mama mau masuk kamar, kepala mama pusi
u bersiap-siaplah" Sigit lalu beranjak dari duduknya dan mengejar Anisa. Hati dan
*