A
suatu yang jelas. Dea menghentakan kakinya, gemas ingin meraung agar kejadian semalam bisa di ulang kembali. Ia pasti akan menolaknya. Pikir
as
Rafa seperti aliran listrik
nti berdetak. Hanya satu detik Dea menghitung dalam hati. Bibirnya terasa lembab, seperti hanya sebuah kecupan, kecupan kecupan kecil yang memabukkan. Dea menikmati kecupan-kecupan
ea di sela se
la di hentikan. Rafa menyungging senyum,
s" uc
h Dea, Dea ikut menegakan tubuhnya di samping Rafa. Perasaan canggung, ingin rasany
a yang memulai. Sehingga terdenga
p Rafa lalu beranjak dari dudukny
ai dasar. Rafa begitu gesit dan cekatan membuka bungkusan sterofoam. Dulu Rafa hanyalah teman satu k
amarfosis menjadi tampan, tubuhnya tidak lagi cengkring dan kurus, malah sebaliknya tubu
lanjut
nnya. Otak sarafnya kembali b
asih bingung alisnya te
ekeh "ciu
Dea menutup mulut
nya mandangin A'a, A'a sih it's oke, kita
ah Dea merona. Menutup
nya manis. Kalo enggak mikir kamu lapar, A'a bakalan b
"ih, A'a ngomongnya
laper. Kalo A'a sih pengen makan kamu lagi" Rafa kemba
bawah. Saking malunya, lalu mengambil sendo
*
h sandwich tuna plus komplit double keju yang di sukainya, lalu memakannya begitu saja, kebetulan ia belum sarapan. Rasa gurih
yang
kamu
el A
gkat kepada sang pengirim s
ya, De
terkirim, tak se
dr
atap layar "Calling A'a Raf
ucap De
dapat mendengar su
a pagi-pagi pa
semalam kita udah kissing" sua
gi udah mesu
ukakan, suka
ok, tha
ney, nanti pulang
a. Lalu memat
*
ih. Dea melangkah masuk dan di tutupnya kembali pintu. Dea meletakkan rantang tuppe
teliti. Di sudut pulpen terdapat inisial A&R. Dea mengerutkan dahi, mencoba menerka-nerka apa makna dari inisia
emm" suar
p wajah tampan sang pujaan hati. Raka terdiam sesaat, lalu duduk tepat p
uk ya?" T
sudah lama disi
gar jawaban Raka, biasa ia selalu ketus dan menyuruhn
dah makan?" Ta
pengenya makan masnya" gumam De
dada. "Yakin kamu mau kita melakukan disini"
ma becanda kok"
i, seperti kebanyakan wanita. Ia selalu menikmati ciumaan kepada setiap pria yang dianggapny
anter ini saja kok" Dea meng
mben, biasa nungguin saya makan
gi banyak kerjaan, tida
a sudah tidak karuan. Entah kenapa Dea lebih menyukai Raka yang ketu
ap Raka
ar ruangan. Tangan kirinya tertahan, o
a saya jempu
Dea ter
a saya je
pot-repot kok, Dea b
pada gadis di hadapannya. D
nanti" ucap Raka
merinding. Mengangguk dan pergi m
*