hday
ber
gudang aktifitas lainnya. Bagi Xena ini merupakan kegembiraan sendiri karena ia tak terlalu mengingat-ingat, kepergian orang tu
ya di sekolah. Ia selalu mengingatkan kalau Xena harus memprioritaskan akademinya untuk jenjang sekolah lanjutannya
kan apartement itu; Bi Sumi. Gadis itu hanya menggeleng riang namun tangannya bergerak sibuk
kebetulan banget, dia pulang mala
suka. Gadis itu ramah dan sopan hanya saja, lebih senang menyendiri di kamar. Entah apa kegiatannya, Sumi tak ingin terlalu banyak ikut campu
dalah adik tersa
emu langsung dengan Riga. Hanya sambungan telepon juga pesan berisi perintah agar Xena tak macam-mac
, kalau akan sampai di apartement tepat jam makan malam. Xena masih sempat mandi buru-buru dan bersiap menyamb
pa berpikir menerjang pria yang hamp
karena Xena sudah menempel mirip koala. "Kamu tambah berat, astaga," k
cewek dibilang tambah bera
tu namun sekilas saat ia melirik dekorasi di rua
liat minta diturunkan tapi
bil kue ulang tahun
anya. Ada gelanyar aneh sesaat setelah gadis itu setengah berlari meninggalkannya menu
elah mengeluarkan satu cake berpotongan ke
tahunnya. Mungkin kalau Vally masih ada, mereka pasti sedang menghabiskan waktu di p
rambutnya? Surai hitam panjang lurus itu dibuat bergelombang pun poni depannya membuat Xena terlihat tambah menggemaskan di m
innnya. Jangan
eperti
l Xena capek, lho, siapin
da kuenya, lalu meletakkannya di meja. Sigap, Xena baru akan memotong kue namun geraknya mendada
kamu nga
uh membuatnya tidak fokus atas pertanyaan Riga.
iga kembali menaha
ka memang mirip hanya saja penampilan mereka tidak. Vally menyukai warna-warna berani
h sepuasnya pandang wajah aku biar e
tujuh belas tahun ini tapi ... ia membeku kala Xena justeru menyur
Riga, kok, yang k
eras membuat Riga
a dengan Riga
atap mereka dengan pandangan tak suka. Menutup gugup, Xena menghampirinya. Menerima ulur tangan pria y
uk,
itu me
njang. "Enggak terlihat seperti
n. mengambil duduknya tepat di dep
n menghela napas. "Apa yang mau
i, di kant
nya lebih tegang ketimbang tadi. "Hampir semua pemega
hanya dirinya yang akhirnya diikuti dengan pihak keluarga lainnya, yang menentang paling keras. Sudah
bahaya. Proyeknya gi
yak penyelewengan terselubung. Saya sudah m
emilih m
f, Om. Dan saya menduga, mereka
masi ini. "Sailendra musuh Hanif
diselidiki diam
ain." Ronald memperingati. "Hasil penyelidikan buram. Enggak ada lanjutannya. Dua tahun
ka menghela
kamu jadikan sasaran pelampiasan karena tidak ada Vally di sini.
Riga mengel
mu. Kalian berbeda. Xena masih bisa meli
"Kamu terlalu dekat dengannya. Ingat, sampai kapan p
*
ndra
mber
ya mulai menapaki arah dewasa. Banyak hal yang berubah darinya. Ia sendiri cukup terkenjut akan perubaha
Mengecek langsung proyek yang berjalan di sana. Xena bukan tak ingin mengerti hanya s
n itu bisa dihitung jari olehnya dalam kurun waktu seminggu. Biasanya, hampir setiap hari Riga mene
t mewah dan berbuat semaunya walau masih terpantau. Bayangkan saja, kalau Xena melenceng sedikti dari ja
dekatkan diri karena merasa, ini bagian dari sosialiasi dengan teman baru. Ia tak pernah menyangka ka
ement, Xena berang untuk pertama kalinya dengan Riga. dan pria itu?
Xena memilih undur
nya sudah siap. m
di sini. Oh, supir pribadi yang sengaja Riga pekerjakan u
sejak pagi bikin aku lapar," kata Xena deng
enggemaskan juga santun itu. gadis yang tidak macam-macam dalam tingkahnya. Lembut bertutur kian hati kian tampak cantik yang d
ri ini mau makan mala
ini, Riga akhirnya pulang setelah satu bulan katanya berada di Pandeglang. Tadi pagi pesan s
buat makan
dong, Non. Pasti Tuan Riga se
iga Angkasa. Yang dijaga karena surat wasiat yang tak pernah mungkin ia lupakan hingga kini. bahkan suara seorang
ajar yang benar. Suatu saat, saya akan serahkan h
malam, pergaulan, nilai akademis, kegiatannya di luar kampus, bahkan hingga pakaiannya. Se
itu, Xena rasa tak mungkin dikemukakan oleh seorang Hanif. Buktinya, sang kakak masih bisa mondar m
edung serba guna sekolah tak boleh ikut perpisahan k
u namun Riga hanya mengedikkan bahu. Menyodorkan b
erhari-hari. Mengurung Xena kembali dalam sangkar mewahnya ta
engan piring makannya. Apa ada hal yang gadis itu pikirkan? Tapi apa? Dengan semua kemewahan yan
un. Segera ia menyelesaikan makan siangnya. "
"Semuanya sudah
masak untuk Kak Riga." Padahal ia menyentuh dapur saja jarang sekali. Kegiatannya di dapur hanya
pur. Permintaan itu tak pernah diloloskan Bi Sumi, katanya ia takut di
atan yang pernah terjalin di antara mereka, kembali. Mungkin ngobrol santai seputaran film yang sering dilakukan mereka ber
a r
a hidangan makan malam kali ini benar-benar tanpa cela. Oh ... Xena pun sen
tak sabar bertemu dengan kakaknya. Mungkin karena ia sebatang kara? Hany
memberi info terkait siapa dirinya. Ia masih jela smengingat, malam mencekam itu. Rasanya ia sungguh beruntung masih bisa diberi
lebar. Wajahnya sudah ia pulas make up tipis juga belajar menggunakan lipstik warna peach. Parfumnya pun agak lebih banyak ketimbang bia
pa lengan yan
cantik sekali. Mirip b
at betapa sempurnanya sang kakak, pasti pujian itu d
i menyambut Riga dengan melompat seenaknya. Lebih ke arah m
, X
k cantik, tak lebih cantik dari Vallerie kalau Xena boleh bicara, yang berada di sam
papan atas. Di mana nama mereka cepat sekali naik karena menerima iklan dari banyak
i tunangan sa
anya Kalia