au tak mau, keesokan harinya dia harus masuk sekolah. Apapu
ga bersembunyi terus dari si iblis itu. Toh... kalau sampai nanti keadaan menjadi tambah parah, dia bisa
e mari dan mencari sosok musuhnya itu. Setelah melihat bahwa keadaan aman,
danya. Pandangan seakan-akan dia adalah
ega juga saat melihat meja Adit yang kosong. Setidaknya dia mas
ali tak terlihat. Rina yakin betul si iblis it
sentrasi pada pelajarannya dan melupakan soal Adit sejena
santai menuju gerbang sekolah dan menunggu angkut
cengkram dari belakang dan
pat di depannya, memandang lekat ke wajahnya
. Namun cengkraman kedua tangan Adit pa
nta tolong, Adit menangkup waja
iksi oleh Rina. Otaknya seakan-akan berhenti bekerja. Dia merasa a
nyerap apa yang baru saja melandanya. Sialnya, tanpa ampun bibir pria itu sem
tak menyadari dimana dia sekarang dan siapa saja yang sedang meng
nyengatnya sekarang, dari puncak kepala hingga ujung kakinya dan
ba saja melepaskan pelukannya dan memutuskan untuk berhenti menciu
dan terjatuh tepat di depan Adit. Murid-murid lain yang menyaksikan tinda
dan bingung. Rina mendongak ke atas dan m
Aditlah yang membuatnya mengerti aka
Lebih hebat kan dari tendanganmu
meninggalkan Rina begitu saja di depan murid lainnya yang semakin girang bertepuk
angkat dirinya dari lantai sambil mengumpulkan sisa-sisa hasuk ke dalam angkutan umum yang kebetulan juga
nya luar biasa sakit dan rasa malu
begitu, dia tid
melarangnya
kotor tak tahu malu itu ta
uk menangisi apa yang sudah d
meletakkan tasnya di ranjang, membuka bajunya dan mem
dari tubuhnya. Dia tak ingin tertidur
Rina memakai daster tua favoritnya dan
lah dan mengantuk. Dia ingin tertidur dan m
an pun tak dihiraukannya. Kali ini dia sungguh tak selera m
ia merasa aneh. Rasanya
gara ciuman si brengsek
aku merasa aneh gini?!" tambahnya lagi sambil
lau suatu hari dia akan dicium seseorang. Di dalam kepalanya hanyalah ambisi ya
ling tidak pria yang terpandai di sekolahnya. Yang terjadi mala
. Mungkin karena yang menciumnya adalah si pembuat
arah. Dia berguling-guling terus dan mene
ya jelas-jelas terpejam dan seingatnya tangannya sud
gan dan Adit bukanlah tipe cowok yang disukainy
sok tinggal lapor sama wali kelas saja kalau Adit yang memaksanya. Toh
after effect atas kejadian ciuman tadi. Dia yakin semua ak
dahkan ke kelas yang lebih layak untuknya
g dibencinya dan orang-orang menjijikkan di
ertidur nyenyak berharap sem
*