a-mana. Seakan-akan cowok itu sudah
Pria itu mengikutinya dan mengawasinya kemanapun dia
u-satunya tempat dimana R
rus melapor kemanapun dia mau pergi. Tak ada lagi waktu baginya untuk dih
nyentuhnya disana-sini tanpa bertanya dulu pada Rina. Adit bertindak seakan-akan Rina
n cuek dengan lingkungan sekitarnya, terutama keluarganya. Kedua orang tua yang jarang ada dirumah dan tak begi
g diharapkan papa mamanya. Mereka berkali-kali membandingkan Rina dengan anak-a
yang sama. Para karyawan yang terlihat sedikit gemuk atau tak memakai full make up akan dipecat langsung. Itu
t penampilan anak mereka yang lama-kelamaan jauh dari kata 'cantik'. Kebiasaan anak mereka yang lebih suka belajar daripada bergaul dengan or
u saja berada didekatnya. Ini membuat Rina 'tak bisa bernafas'. Orang yang suka me
elas atau sesekali terlihat bergerombol di lapangan basket dengan beberapa gengnya untuk merokok sehabis pulang seko
kan terjadi sekali dan setelah itu Adit akan meninggalkannnya sendirian. Toh menurut
gitu cowok itu menggandengny
kut-ikutan belajar disampingnya. Adit juga ikut-ikutan membawa makanannya ke dalam kelas supaya bisa makan bersama Rina. Te
adang bahkan mendorongnya kasar saat cowok itu mendekat, tap
mampir ke tempat duduk Rina dan mengajaknya mengobrol. Aneh sebenarnya karna sebelum ini,
tapi terlihat benar dia ingin menyenangkan Rina. Namun berhubung semua barang itu rata-rata harganya murah, Rina hanya melihatnya s
upaya Adit membencinya dan meninggalkannya sendirian. Namun usahanya itu gagal karena Ad
mbuat pacarnya itu tambah marah. Dengan sengaja
usaha merayu. Tapi saat melihat usahanya tak ada
enyuruhnya naik ke atas motor Adit. Rina tak bisa menolak karena melihat amarah Ad
a akan pergi. Karena ini pertama kalinya Rina naik motor dan ditambah lagi kecepatanny
Adit selama ini. Dia juga pernah bekerja paruh waktu di tempat itu dulu, sehi
u mau ngajak ke cafe, kenapa harus ke tempat y
i. Semua karyawan si
ak suka! Antar aku pulang, aku nggak nyaman di sini!" bentak Rina
yiratkan perintah aku-tak-mau-dibantah itu, membuat Rin
mau bicara kayak orang bisu, didekati malah menjauh. Emang aku penderita
ku ini nggak suka dengan KAMU! Mau kamu berusaha kayak apapun, aku
lihat tersinggung sedikitpun. "Trus
Nggak usah peringkat pertama, ranking tiga pun nggak apa-apa. Sayangnya... lihat saja dirimu! Masih untung kamu b
mester ini, kamu nggak boleh lagi ngomel-ngome
di juara satu? Apalagi den
kan nilaiku! Pokoknya...
rarti kita putus!" jawab Rina santai. Dia tau betul Ad
*