img Kenapa Kalian Membuang Ibu?  /  Bab 5 Kerinduan | 8.93%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Kerinduan

Jumlah Kata:1158    |    Dirilis Pada: 10/01/2024

. Ibu ma

Semua itu adalah salahnya. Kalau saja, ia tidak mendesak Eliza untuk segera mengantarkannya ke kamar kecil, kejadiannya pasti tidak akan seper

a Eliza. Menganggap Eliza teledor mengurus a

apa,

ng yang memfokuskan di

. soal Zay tadi

a. Ia tidak peduli. Yang penting bagi Minah sekarang adalah bicara pada Agung. Baginya, di dunia ini, Agung s

eperti tenggelam pada kehidupan sendiri, tanpa peduli pada ibu yang sepanjang waktu merindu. Setelah ia sakit, bukannya mere

...." tutur Minah kemba

enuturan ibunya. Karena me

gak salah ...." jawab Agun

pi

pikirin. Toh, Zaydan

depan televisi. Ia sibuk memainkan mobil-mobilan,

ebaiknya kit

-

atan berubah ak

a Agung yang tiba-tiba. Awalnya ia pikir, suaminya itu sudah terlelap. Sejak

jang, lalu duduk bersan

gar pembicaraanku di telepon waktu itu?" pungkas Eliza. Pandangannya lurus ke depan,

, agar dapat leluasa m

emosi pada anak-anak. Orang tua semakin uzur, akan semakin mudah sedih dan tersinggung. Tiap

ti. Rasa lelah yang berlebihan, ditambah dengan emosi yang tidak terkendali, mungkin karena rasa ikhlas yang memang belum sepenuhnya berhasil ia tetapkan pada hati.

gaimana merawat ibu. Kakaknya juga harus merasakan, bagaimana rasanya, tengah malam harus terbangun karena sang ibu berteriak dari kamar sebelah. Mereka juga harus merasakan bagaimana rasanya, membersihkan tu

Seharusnya ia bisa lebih ikhlas. Karena di lain pihak, sebenarnya Allah sedang melimpahkan kebaikan padanya. Allah sedang membe

s," bisik Eliza den

a, lalu menenggelamkanny

Dek. Berusahalah ... Semua ini

yang bersih. Ia berjanji dalam hati, akan membuat segalanya lebih

tidur

, memberi isyarat Eliza untuk

. Bagi Eliza, di sanalah tempat ternyaman untuknya mela

-

etap di kamar. Ia duduk di satu-satunya kursi yang ada di kamar itu. Menghadap ke arah jendela, yan

engan bayangan ketiga anaknya saat masih kecil. Ketiganya masih berseragam merah putih, karena memang jarak antara ketiganya tidak begitu jauh. Kala itu, suaminya, Husni, masih ada dan sehat. Suaminya yang s

e adalah anak bungsu bagi ayahnya itu. Eliza lebih memilih mengala

a sang adik. Akan tetapi, Eva memilih acuh, tidak mempedulikan nasihat Minah. Lalu, Eliza akan berkata

erti masa kecil dahulu, Eliza tetap menjadi anak yang selalu mengalah. Ia tida

g bisa diterima Minah. Tidak akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, mulai dari diapers, vitamin, obat-obatan, hingga biaya terapi sese

kung anak bungsunya itu semakin

mengantarkannya ke panti jompo saja. Sudah te

u lama mereka tidak pulang, untuk sekadar melihat keadaannya. Bahkan, untuk menelepon padanya saja, ked

ang sudah sangat rapuh. Menghapus segala kerinduan yang ia pupuk dari hari k

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY