img Kenapa Kalian Membuang Ibu?  /  Bab 3 Munafik | 5.36%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Munafik

Jumlah Kata:1123    |    Dirilis Pada: 10/01/2024

r

ti sesosok tubuh yang jatuh menimpa lantai. Ia mempercepat gerak, membuka pintu dengan gegas. Dan,

nampan berisi makanan di meja kecil di depa

engan lancar. Fisiknya pun sudah lebih kuat. Tetapi, untuk berjalan, Eliza masih harus memapah tubuhnya. Jika Minah masi

udukkan Eliza d

cing," bisik

ke arah piring makan Minah. "Ibu ngeyel terus sih, jadinya gini ...." Tangan Eliza mengaduk-aduk nasi ibunya yang sengaja dimasakkan sedikit lemb

mau merepo

kuah sayur itu. Sebagai penderita hipertensi, Minah harus menjaga betu

sini," tunjuknya ke arah

asih sa

elum lagi anakmu ...." Terdengar su

tapnya dengan matanya yang berkabut. Tidak biasanya, sang ibu berkata seperti itu. Eliza berpikir sa

araan. Ia bergerak mendekat, lalu duduk di sisi kiri sang ibu. Tangannya mengaduk

anya tidak henti menatap pada anak bungsunya itu. Setelah isi mulutnya habis di

ada Eliza. Ia tidak lagi bisa melakukan apapun, setelah pings

k melakukannya. Ada dua alasan yang berbeda dari Eva dan Edo. Mungkin Eva dan Edo tidak menyangka, Minah mendengar apa yang mereka bic

ngan sangat baik. Apalagi Agung, menantunya, juga tidak mempermasalah

ebagian hatinya. Seharusnya, di masa-masa seperti ini, Minah bisa lebih berharga bagi anak-anak dan cucunya. Menjadi seorang nenek yang bisa dijadikan teman bermain b

o yang gratis, Nduk

pertanyaan ibunya. Hal apa yang memb

ibu nany

jendela yang terbuka. Gorden tipis berwarna putih tula

cu ibu semakin aktif, dan pasti menguras seluruh energimu." Lagi, Minah kembali menghela napas.

asa bersalah menyeruak dari rongga dada Eliza yang terdalam. Segala bentuk keluhan dan sikap-sikap Eliza yang penuh emosi, mungkin berbentuk menjadi luka di hati ibunya. Pasti saja begitu kondisiny

rang yang sebatang kara. Nggak punya keluarga, jadi m

, Ndu

bih baik, ibu lanjutkan makannya

n Minah melihat rasa bersalah yang tampak dalam matanya. Tidak seharusnya ia begini, melampiaskan rasa lelah

dapan ibunya itu. Hanya dia seorang tempat sang ibu bergantung. Jika ia terus begini, apa bedanya ia dengan Eva dan Edo? Bisa

-

dengan kakaknya, Zea. Keduanya terlihat begitu lelap, sehingga Eliza tidak ra

a. Eliza terkesiap. Dimana Zaydan? Langkahnya gegas ke arah kamar mandi, satu-satunya tempat yang paling ia takutkan untuk dimasuki Zaydan. Tetapi, satu-sat

sempatan untuk bermain ke luar. Tetapi, hati Eliza sedikit tenang. Pintu depan tertutup rapat. Pun begitu dengan

nyaris membuat sang ibu histeris karenanya. Tiga buah lipstik miliknya sudah nyaris hancur, setelah meninggalkan b

Nak!" ter

par botol parfum berbentuk bulat t

akkk

aca itu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY