o begini terus ...." keluh Eliza di sambungan telepo
bakti pada sang ibu, tapi ia tidak sanggup lagi menjalaninya. Tubuhnya benar-benar r
sekarang. Sejak menikah dengan anak tunggal bos tempatnya menjadi karyawan dulu, hidupnya nyaris berubah seratus delapan puluh derajat. Ia awalnya hanya di
njang dari Edo. Beberapa saat menungg
panggil E
mana bisa Mas ngur
elalu sibuk. Akan tetapi, bukankah ia mempunyai istri? Rasanya wajar saja, seorang menantu perempuan mengurus mertuanya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Kalaupun sang istri tidak
, tapi aku punya dua balita yang supee aktif. Aku benar-benar kewalahan mengurus ibu, M
naknya udah pada besar. Pasti gak masalah baginya untuk ngurus ibu." Hening bebera
ah nyaris lumpuh, hari ini menguras emosi Eliza. Sejak pagi, ia bolak-balik minta diantar ke kamar mandi. Alasannya sakit
alu akan mogok makan. Apapun yang disediakan Eliza di meja kecil samping ranjan
ita super aktif, seluruh tenaga Eliza benar-benar terkuras. Rasanya ia sudah tidak memiliki kemampuan lagi. Sementara, ji
adaan ini tidak
-
bu, ya kamu lah yang ngurus ibu," ujar Ev
maksud Mbak
nya untuk tetap tinggal bersama. Saat ini, Minah masih sehat. Ia kuat, dan bahkan masih aktif berjualan sarapan pagi
tega meninggalkan ibunya tinggal s
ima harta satu-satunya yang dianggap warisan oleh Eva. Rumah tua milik orang tuanya itu, su
egitul
i menatap dua saudara yang ada di hadapannya. Keduanya sama saja. Hanya
-
ntikan tugas Eliza. Semua beban yang berat itu, hanya terbeban di pundak Eliza seorang. Bahkan, ketika anak keduanya lahir, tidak sedikitpun mengub
bu. Membeli diapers, susu, hingga vitamin dan obat-obatan. Itupun t