18+, hampir tiap bab memiliki unsur kedewasaan, jadi tidak di peruntukan pembaca di bawah 18 tahun ke bawah. Cerita ini berlatar belakang seorang mahasiswa yang memiliki prestasi cukup lumayan. Iapun hanya seorang pria yang memiliki perekonomian yang tidak terlalu mendukung, namun bisa melanjutkan pendidikannya di salah satu kampus ternama, di karenakan ia memiliki kecerdasan hingga dia bisa mendapatkan beasiswa. Awalnya ia tak pernah menyangka kalau dirinya akan menjadi pria yang di lirik banyak wanita, berhubung parasnya tidak terlalu mendukung. Namun sepeninggalnya sahabat terbaiknya, di saat itulah dia mendapatkan semuanya.
Perkenalkan namaku Kamaruddin, umur 20 tahun, sudah semester tiga di salah satu kampus ternama dan terkenal di kota ini.
Sebenarnya aku tinggal di sebuah desa terpencil, namun saat ini aku sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi di kota yang terkenal dengan kota kembang, karena kota ini memiliki banyak taman asri yang di penuhi dengan bunga - bunga cantik.
Meskipun aku dari keluarga yang kurang mampu, tapi aku tetap kekeh untuk melanjutkan pendidikanku. Bokap sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, sementara nyokap kini tinggal di rumah kakakku yang nomor ketiga. Aku anak kedua dari tiga bersaudara.
Bahkan saat ini aku sedang berjuang demi mempertahankan beasiswaku, karena untuk mempertahankannya, kita harus memiliki nilai IPK yang cukup.
Pagi ini aku menyempatkan berolahraga pemanasan dan melatih pukulanku dengan memukul mukul bantal yang sudah aku modifikasi layaknya samsak.
Tinggi badanku 183 cm, perawakan wajahku tidak terlalu mendukung alias tidak ganteng, tapi aku tidak mau mengaku kalau aku jelek, karena ini semua adalah takdir dari sang pencipta. Namun aku berusaha untuk menutupi kekuranganku dengan menjadi pribadi yang baik.
Aku baru rajin berolahraga setahun belakangan ini untuk sekedar membentuk fisik yang kuat, dan aku memulainya dengan tujuan tidak mau di tindas oleh orang lain. Di sisi lain aku juga pernah di pukul tanpa berani memberikan perlawanan, dan aku pernah mendapatkan sebuah hinaan dari seorang wanita yang sepertinya sudah sangat beranggapan dirinya sempurna.
"Udah hitam, dekil, jelek, miskin, kurus, hidup lagi, bikin ngeneg aja lama - lama !" inilah kata - kata motivasi terbesarku yang pernah di ungkapkan oleh seorang wanita primadona di kampusku.
Tok tok tok!
Mendengar pintu kamarku di ketuk seseorang dari luar, aku segera beranjak, lalu membuka pintu.
Ternyata yang mengetuknya adalah kak Monica, dia juga salah satu mahasiswi di kampusku, dia cantik, bodynya sangat menantang, kulitnya yang putih kadang membuatku lupa diri.
"Din, tolong beliin pembalut, nanti lebihnya ambil saja !" ucapnya sambil menyodorkan uang kepadaku. Kak Monica ini orangnya jutek, sombong, tapi baik kalau ada maunya. Sementara aku paling rajin di suruh olehnya yang penting dia mau memberikan senyuman untukku.
Sepertinya dia baru menyelesaikan mandinya, saat ini dia hanya memakai kimono mandinya, dan tentu saja aku sempat melihat beberapa lekukan tubuhnya yang enak untuk di pandang.
"Ini, cepetan, aku mau ke kampus nih !" timpalnya karena aku malah kelamaan menerima uangnya.
"Iya kak !" jawabku singkat, lalu menerima uangnya, dan sejenak aku kembali masuk ke dalam kamar untuk memakai baju.
Setelah itu, aku berjalan kaki ke salah satu kios langgananku, kebetulan kios ini yang paling dekat dengan kostku.
"Belliiii, !" teriakku.
"Beli apa, Din ?" tanya sang pemilik kios, saking seringnya berbelanja di sini, dia sudah tau dengan namaku.
Yang aku ketahui dari pemilik kios ini, dia bernama Fina dan sedang berstatus janda tanpa anak. Sementara dari pandanganku tentang Fina, dia cantik, tapi pakaiannya selalu tertutup jadi untuk saat ini aku belum bisa menjelaskan lekukan tubuhnya.
"Pembalut mba!" jawabku.
"Rajin amat di suruh - suruh sama teman kostmu, Din!" timpalnya.
"Heheh, lumayan dapat lima ribu mba !" jawabku.
"Iya juga sih, nanti kamu pulang jam berapa ?" tanya Mba Fina sambil memberikan pembalut dan aku juga memberikan uangnya.
"Hmm, palingan jam satu Mba, ada yang bisa saya bantu ?" tanyaku.
"Ada, nanti kamu kesini lagi kalau sudah jam tiga sore, kebetulan mau pergi belanja barang untuk stok jualan !" ujar Mba Fina.
"Hehe, siap - siap Mba, nanti aku ke sini lagi !" jawabku.
Meskipun dia cantik, tapi Mba Fina sepertinya tulus untuk tersenyum untukku. Aku sudah sering membantunya untuk membawa mobilnya sekedar pergi berbelanja di salah satu distributor barang sembako, dan setiap selesai membantunya, pasti aku akan mendapatkan upah darinya.
Setelah itu, aku kembali ke kost dan langsung menuju kamar kak Monica.
Tok tok tok!
"Kak, aku simpan di gagang pintu yah !" ucapku, lalu pergi ke kamarku.
Kenapa aku menyimpannya di gagang pintu saja, karena aku pernah mendapatkan teguran keras ketika aku tidak sengaja melihatnya ganti baju. Meskipun itu murni kesalahannya, karena tidak menutup rapat pintu kamarnya.
Tepat pukul sembilan aku mengendarai motor bebekku peninggalan dari almarhum bapak menuju kampus. Tentu saja motorku ini umurnya tidak muda lagi alias butut dari segi pandangan orang kaya.
Kebetulan kampus jaraknya sekitar 1 km saja dari jarak kostku, jadi beberapa menit saja aku sudah tiba di sekitaran kampus.
Sementara untuk style kesukaanku ketika ngampus cukup rapi, celana kain berpaduan dengan kemeja, dan sepatu sneakers. Berhubung aku paling jarang ke kantin, jadi aku langsung menuju ruanganku saja. Sebenarnya mahasiswa tidak perlu menunggu dosen layaknya masih pelajar, karena sebelum dosen masuk, dia akan memberikan informasi di grup salah satu aplikasi ponsel.
Di dalam ruangan ini atau yang sejurusan denganku berjumlah tiga puluh orang saja, ada 13 pria dan 17 wanita. Dan di antara tiga puluh orang itu, hanya satu orang yang care denganku itupun sama - sama batangan.
Teman jurusanku yang wanita sebenarnya ada juga yang sering ngajak ngobrol, tapi aku saja yang kurang tau cara untuk nyambungnya.
Tidak lama kemudian sahabatku datang dan langsung duduk di tempatnya, dia lalu menggeser kursinya dekat denganku.
"Din, ada proyek nih, kamu mau ikut ngga ?" tanya Syamsul, dialah sabahatku yang aku maksud tadi.
"Proyek apaan ?" tanyaku.
"Ngantarin balok ke kota sebelah, kalau mau kita gas nanti sore !" jawabnya.
Syamsul berbeda nasib denganku, orang tuanya termasuk cukup berada, dia memiliki bisnis di bidang jual beli kayu dan kadang dia memintaku untuk menemaninya, dan di situ juga aku kembali akan mendapatkan upah. Meskipun tidak banyak, tapi setidaknya aku juga bisa refreshing otak dan otot.
"Tapi aku ada proyek juga nanti sore, jam tigaan, Sul !" timpalku.
"Sejak kapan kamu punya proyek lain selain bersamaku ?" tanya Syamsul.
"Bantuin tetangga aja sih, memangnya ngga bisa angkut malam ?"
"Bisalah habis magrib, tapi jangan lupa bawa pakaian ganti, kita malmingan di sana !" ujarnya.
"Hahaha, palingan malmingan di warkop aja !" timpalku.
"Hehhehhee !" dia hanya terkekeh, namun aku melihat senyum licik darinya.
Syamsul bukan hanya berkecukupan, tapi dia memiliki ketampanan juga, tapi dia tidak mempergunakan ketampanannya itu untuk menggait hati para wanita. Bahkan dia pernah di minta oleh seorang wanita untuk menjadikannya kekasih, namun dia malah menolaknya. Andai saja aku yang di posisinya, mungkin hanya beberapa detik aku langsung menerimanya, memeluknya, dan menciumnya
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas
Cerita ini khusus 21+, karena terdapat adegan panas. Cerita ini di mulai ketika Fahrizal masih berumur 13 tahun, tapi dia sudah bisa menunjukkan kelebihannya di atas ranjang.
Sesuai dengan judulnya, cerita ini menegangkan, humor, romansa, dan ada juga mistis.
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Bagaimana jika keponakan yang dititipkan oleh kakak perempuan nya mulai mengacaukan seluruh tatanan kehidupan nya. Gadis kecil yang dia sangka polos menyimpan cinta mendalam untuk dirinya, memancing hasrat nya berkali-kali hingga pada akhirnya satu malam panas terjadi di antara mereka. Bagaimana caranya dia meminta restu kepada kakak nya sendiri untuk hubungan yang jelas di anggap tidak mungkin untuk semua orang. Namun siapa sangka satu kenyataan dimasa lalu terbuka secara perlahan soal hubungan mereka yang sesungguhnya.
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!