Demi bisnis yang menguntungkan dirinya sendiri Rian tega menjual kekaksihnya pada seorang tuan muda yang bernama Albert. Albert menjadikan Renata yang merupakan seorang mahasiswa pertanian sebagai budak ranjangnya setiap hari, jika Albert marah Renata harus melayani Albert yang menyakitinya. namun seiring berjalannya waktu Albert memiliki rasa pada Renata dan menjadikannya pendamping hidup meski Albert harus menentang orang tuannya dan memutuskan pertunangannya dengan seorang wanita pilihan orang tuanya.
"Ini wanita yang saya janjikan Tuan," kata Rian dengan sedikit mendorong tubuh Renata.
Renata yang takut tidak mau melepas tangan Rian, dia semakin erat memegangi tangan kekasihnya tersebut.
"Mas, aku takut mas. Kenapa kamu bawa aku kesini?" tanya Renata yang belum tau kalau dia tengah dijual oleh Rian.
Rian adalah kekasih biadab yang tega menjual kekasihnya sendiri pada seorang tuan muda yang suka main wanita.
"Lebih baik kamu duduk disana dengan tuan muda Albert, jangan buat dia marah dengan sikap kamu," kata Rian dengan berbisik.
Renata menatap Rian dengan tatapan bingung, dirinya merasa ambigu dengan perkataan Rian yang menyuruhnya untuk duduk di samping Albert.
"Ngapain duduk disana mas?" Tanya Renata.
Rian berusaha melepas tangannya dan mendorong Renata namun Renata enggan melepas tangan Rian tentu hal ini membuat Rian kesal.
"Tuan Albert sudah menunggu jangan buat dia marah," bisik Rian.
"Aku nggak mau mas," sahut Renata.
Renata memohon pada Rian untuk membawanya pulang karena hari sudah malam namun Rian hanya tersenyum.
"Dia ini masih berusia dua puluh tahun, kuliah baru semester empat Tuan, meski saya lama berhubungan dengannya tapi tidak sedikit pun saya diperbolehkan menyentuhnya jadi bisa dipastikan kalau dia masih ori Tuan Albert," jelas Rian yang membuat Renata membolakan matanya.
"Kamu menjual aku mas!" teriak Renata yang tidak percaya kalau Rian tengah menjualnya.
"Kurang lebih seperti itulah," sahut Rian dengan santai.
Renata sangat shock dirinya sungguh tak percaya, lelaki yang amat sangat dia cintai tega menjual dirinya.
"Mas aku mohon mas jangan lakukan ini," pinta Renata.
Mata Renata membasah, dia terus memohon namun Rian seakan tidak perduli.
Tak ingin ada banyak drama, Albert meminta anak buahnya untuk membawa Rian keluar.
"Jangan tinggalkan aku mas! mas!" teriak Renata saat Rian dibawa keluar oleh anak buah Albert.
Renata meronta ingin keluar namun anak buah Albert menahan Renata. Dengan tubuh yang gemetar Renata mendekati Albert meminta supaya dilepaskan.
"Tuan saya mohon, ijinkan saya pergi," pinta Renata.
Albert tertawa keras, mana mungkin dia melepas Renata begitu saja sedangkan untuk menyetujui bisnis dengan Rian, Albert telah mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
"Kalau kamu mau bebas bayar tiga triliun dulu," kata Albert.
Renata menangis darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu? Untuk biaya kuliah saya orang tuanya harus kerja keras.
Renata yang tidak mau dijadikan jaminan atas bisnis kekasihnya memutuskan untuk berlari namun secepat kilat anak buah Albert menangkap Renata. Dirinya terus meronta dan berteriak meminta untuk dilepaskan tapi anak buah Albert tidak perduli dengan teriakan Renata.
Albert yang mulai kesal menghampiri Renata yang dipegangi oleh anak buahnya. Albert mengelus pipi Renata dengan tersenyum sinis.
"Setiap wanita ingin sekali aku tiduri tapi kamu malah ingin lari," kata Albert.
Renata menangis histeris, dia tidak mau digagahi oleh orang asing, apalagi usia Albert jauh diatasnya.
"Tuan saya mohon, biarkan saya pergi," pinta Renata.
"Enak saja," sahut Albert.
Albert memerintahkan anak buahnya untuk membawa Renata ke mobil karena dia ingin pulang ke mension.
Renata terus menangis, di dalam mobil dia terus meminta pada Albert untuk melepaskannya.
Melihat Renata yang menangis membuat Albert pusing, selama ini tidak ada wanita yang bersikeras untuk pergi darinya justru para wanita menawarkan diri untuk bisa dekat dengannya.
"Kamu sekarang telah menjadi milikku, Rian kekasihmu itu telah menjual dirimu padaku, jadi sudahi tangisanmu itu, telingaku sakit mendengarnya," Albert sungguh kesal.
Renata seketika terdiam, percuma juga dia meminta dan menangis. Kekasihnya Rian sungguh biadab menukarkan dirinya dengan bisnis yang menguntungkan dirinya sendiri tanpa memikirkan nasibnya sama sekali.
Sesampainya di mension, Albert membawa Renata masuk ke dalam kamarnya. Renata sungguh takut, dia bingung apa yang harus dilakukannya.
Dengan tubuh yang gemetar Renata duduk di sofa sambil meremas tangannya yang penuh dengan keringat.
Albert yang merasa gerah masuk kamar mandi dan beberapa saat kemudian dia keluar hanya dengan handuk kecil yang melilit di pinggangnya.
Renata yang terpesona menatap Albert dengan lekat, melihat perut yang kotak-kotak membuat Renata menelan saliva yang terus mengalir.
"Ini perut apa roti sobek," batin Renata.
Tau Renata memperhatikan tubuhnya membuat Albert tersenyum.
"Kelihatannya kamu tertarik dengan tubuhku," kata Albert yang seketika membuat Renata membuang tatapannya.
Dengan senyum yang mengembang Albert berjalan kemudian duduk di samping Renata.
"Sudah siap?" tanya Albert sambil merangkul Renata.
Renata menggeleng dan ini membuat Albert tertawa.
"Sayangnya kamu tidak memiliki opsi untuk menolak," bisik Albert.
"Pilihan kamu adalah melepas baju kamu sendiri atau aku yang akan melepaskannya," sambungnya kemudian.
Renata membola matanya kali ini tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan.
"Jangan takut, aku akan memperlakukan kamu dengan baik tapi semua tergantung servis kamu di ranjang. Ingatlah mulai sekarang kamu adalah budak ranjang aku," tukas Albert.
Air mata Renata merembes keluar, hatinya sungguh perih mendengar status yang diberikan oleh Albert.
"Wanita aneh, setiap wanita pasti akan senang jika dekat dengan aku tapi dia kenapa malah menangis? apakah aku keliatan tua atau jelek?" batin Albert sembari meraba kulit wajahnya.
"Ibu, ayah maafkan Renata yang harus menjadi budak ranjang tuan muda ini," batin Renata.
Albert dan Renata bicara di dalam hati mereka masing-masing.
"Tuan, malam ini saya akan melayani anda tapi dengan satu syarat," Renata mengajukan persyaratan.
"Apa?" tanya Albert.
"Saya ingin anda tidak menahan saya disini," jawab Renata.
Lagi-lagi albert tertawa mendengar permintaan Renata, namanya budak tentu harus stay di tempat karena sewaktu-waktu si tuan membutuhkan budaknya.
"Kamu itu budak bukan kekasih," kata Albert yang lagi-lagi membuat hati Renata tercabik.
Kata-kata Albert sungguh menusuk hatinya, budak bahkan lebih rendah dari seorang pelayan.
"Tapi bagaimana dengan kuliah saya tuan?" tanya Renata dengan menangis.
Melihat Renata menangis membuat Albert iba, baru kali ini hatinya merasa iba pada orang lain.
"Baiklah aku akan berbaik hati padamu, kamu bisa kuliah dan seusai kuliah kamu kembali lagi ke sini dan awas jangan coba-coba lari dariku," jawab Albert dengan mengancam.
Meski takut namun Renata sangat senang, setidaknya dia masih diperbolehkan kuliah.
Tak ingin membuang waktu, Albert menaikkan dagu Renata lalu mencium bibirnya.
Mendapatkan ciuman yang tiba-tiba membuat Renata mematung, dirinya hanya diam membiarkan Albert melahap bibirnya.
Kesal karena Renata mengunci mulutnya Albert berinisiatif menggigit bibir bawah Renata dan ini berhasil membuat Renata membuka mulutnya, tanpa basa basi Albert langsung masuk saja untuk mengabsen rongga mulut wanita yang kini berstatus menjadi budaknya.
"Kamu sangat kaku sekali, apa tidak pernah berciuman?" tanya Albert setelah melepas pautannya.
"Tidak," jawab Renata.
"OMG, kemana saja kamu Renata," sahut Albert.
Albert memijat pelipisnya, tak disangka dia mendapatkan wanita polos, jaman sekarang sungguh jarang ditemui wanita yang benar-benar virgin.
"Ya sudah sekarang layani aku," titah Albert.
Renata hanya diam sambil mencengkeram sofa dengan tangannya, keringatnya mengucur deras meski kamar Albert bersuhu rendah.
"Jangan menguji kesabaranku Renata, opsinya seperti yang aku bilang tadi, aku yang melepas pakaian kamu atau kamu yang melepasnya sendiri tidak ada opsi menolak," jelas Albert.
"Saya sendiri saja Tuan." Renata memilih melepaskan bajunya sendiri.
Tangan Renata bergetar saat membuka resleting bajunya, air mata tak kunjung berhenti berharap Albert mengurungkan niatnya.
"Kalau kamu menangis terus kapan terbukanya baju kamu?" kata Albert dengan memijat kepalanya karena sedari tadi menurutnya terlalu banyak drama.
"Maaf Tuan saya tidak bisa melakukannya," ucap Renata yang membuat Albert sontak marah karena merasa dipermainkan oleh Renata.
Kesabarannya sungguh diuji oleh seorang Renata. Ingin bercocok tanam saja harus bertele-tele.
"Jangan menguji kesabaranku, aku tidak ingin ada drama malam ini. Aku hanya butuh pelepasan," maki Albert.
"Aku mohon Tuan," pinta Renata.
Amarah yang dia tahan kini memaksa keluar, tangannya menyeret tubuh Renata dan melemparnya ke tempat tidur.
"Sudah aku bilang, jangan menguji kesabaranku, aku tidak mau ada drama apapun, aku sudah membayar kamu dengan mahal tidak peduli kamu mau atau tidak, kamu tetap menjadi budak ranjang aku sampai aku bosan," ucap Albert dengan tatapan mautnya.
Tangan Albert melepas baju Renata dengan kasar, amarah di dadanya meletup-letup hingga dirinya tidak ingin bicara baik-baik lagi.
Tanpa aba-aba Albert menindih tubuh mungil Renata. Dirinya melahap bibir dan leher Renata dengan kasar plus panas, dia tidak peduli dengan tangisan Renata karena yang terpenting baginya adalah mendapatkan pelepasan.
Bibirnya turun ke bawah untuk menjelajah pegunungan ranum milik Renata yang tidak pernah tersentuh sama sekali.
Meskipun pemaksaan namun Renata bisa merasakan nikmat saat bibir Albert menghisap pucuk buah dadanya.
Inilah saat yang ditunggu oleh Albert yaitu melakukan penyatuan, meski sulit menerobos pertahanan Renata namun Albert tidak menyerah, dia tidak peduli dengan teriakan Renata yang mengeluhkan sakit.
"Aaaaaahhhhhhh," teriakan Albert menggema saat batang kerasnya mampu menerobos goa sempit Renata.
Air mata semakin mengalir deras, hilang sudah mahkota yang selalu Renata jaga, mahkota yang akan dia persembahkan untuk suaminya nanti kini ambil paska oleh Tuan Muda yang tidak memiliki hati seperti Albert.
Perjanjian pra nikah yang dibuat kedua orang tua Alina dan Hans membuat Hans berkeinginan untuk menguasai harta Alina. Hans tega membuat konspirasi perselingkuhan yang nantinya Alina dijebak berselingkuh dengan orang suruhan Hans sendiri. Alih-alih ingin merayakan anniversary di sebuah hotel bersama, Hans malah memberikan obat ke dalam minuman Alina dan meninggalkannya begitu saja, tapi siapa sangka telah terjadi human eror di loby yang mana kartu akses kamar Alina tertukar dengan kartu akses seorang billionaire muda yang tampan. Human eror tersebut membuat Alina dan Dariel Kyle seorang Billionaire menghabiskan malam panas bersama, namun siapa sangka malam panas tersebut membawa cinta yang membuat Dariel mengejar Alina, apakah Alina akan jatuh cinta kepada Dariel? Dan bagaiamana kelanjutan hubungan Alina dan juga Hans?
Demi mendapatkan uang untuk kesembuhan suami tercintanya, Renata rela membagi tubuhnya dengan Dion yang merupakan atasannya sendiri. Dikira hanya melayani semalam, Renata malah diminta untuk melayani Dion beberapa hari ke depan. Dion berdalih kalau uang satu milyar tidaklah sedikit sehingga harus dibayar selama beberapa hari. Siapa sangka dari seringnya bercinta, Dion dan Renata malah saling jatuh cinta, Vera dan Andika yang merupakan pasangan Dion maupun Renata harus menelan kenyataan pahit jika pasangan mereka telah berselingkuh.
Kekecewaan pada David suaminya yang menikah lagi membuat Rara pergi ke pantai untuk menenangkan diri, siapa sangka di sana dia malah bertemu dengan Raymond yang berujung pada cinta satu malam. Raymond tidak pernah melupakan malam panasnya bersama Rara sehingga dia terus mencari Rara hingga suatu ketika mereka bertemu di acara kantor, Rara sangat shock karena Raymond adalah atasan suaminya. Akankah Rara dan Raymond bersatu? Atau Rara bertahan dengan rumah tangannya yang tidak sehat?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
“Usir wanita ini keluar!” "Lempar wanita ini ke laut!” Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan“Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, “Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?” Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."