/0/16636/coverbig.jpg?v=137cb4d223671a173832fc5324663ac7)
Sesuai dengan judulnya, cerita ini menegangkan, humor, romansa, dan ada juga mistis.
Berawal dari Alvin yang memilih untuk keluar dari desanya, dan memutuskan untuk meninggalkan wanita yang begitu ia cintai, demi mengubah nasibnya.
Alvin baru dua bulan lulus dari pendidikan sekolah menengah atas, dan selama dua bulan ia tidak mendapatkan kepastian dari kedua orang tuanya tentang kelanjutan pendidikannya.
Maka dari itu, bertepatan ketika kedua orang tuanya sedang tidak berada di rumahnya, iapun segera berbenah untuk segera pergi dari rumahnya menuju rumah kekasihnya.
Meskipunia tidak terlalu pintar, tapi ia beranggapan, kalau pendidikan yang tinggi bisa saja menjamin masa depan yang cerah. Jadi iapun memutuskan untuk merantau keluar pulau, dengan harapan bisa kerja sambil kuliah.
******
"Indah, kamu baik - baik yah selama aku pergi, kalaupun dalam satu tahun aku tidak kembali, kamu berhak mengambil keputusan tentang kelanjutan hubungan kita !" ujar Alvin sambil memegang tangan Indah, yang tak lain adalah kekasihnya.
"Issshh yank, panggil ayank dong, " timpal Indah.
"Banyak orang soalnya !" jawab Alvin.
"Gini yank, aku percaya kok, kamu akan kembali, tapi yang tidak aku percaya itu, apakah di sana kamu bisa membawa diri ? Sedangkan di sini saja, kamu itu cuman akrab denganku. Kamu juga ngga pernah tuh ikut kerja apapun, di sana kamu mau kerja apa emangnya ?" ujar Indah.
"Kalau di desa jelas yank, karena kurangnya lapangan pekerjaan, dan aku yakin, aku bisa membawa diri di sana !"
Meskipun Alvin berkata cukup yakin, tapi sebenarnya dirinya sendiri belum percaya, bahwa ia bisa membawa diri di tanah perantauan.
Sebelum berpisah, Indah menyerahkan dua lembar uang seratus ribu untuk bekal kekasihnya selama perjalanan, tapi sebelum menerimanya, Alvin menoleh untuk memastikan keadaan sekitarnya.
"Yank, makasih yah, sumpah aku akan menggantinya !" ucap Alvin sambil menerima sodoran uang dari Indah.
"Daaahhh, aku pergi nih !" ucap Alvin.
"Iya, hati - hati !"
Alvin sambil melangkah menyempatkan untuk menoleh sesekali untuk melihat Indah, dan tanpa sengaja iapun menabrak seseorang yang membuat langkahnya terhenti.
"Jalan itu pakai mata, " bentak pria buru panggul kapal yang di tabrak Alvin.
Alvin yang mendengar bentakan itu, langsung tertanam dalam hati kecilnya. Ada rasa emosi yang seketika meluap, tapi tak berani di lampiaskannya.
"Maaf bang, " ucap Alvin gemetar ketakutan.
Melihat tingkah Alvin yang memang tidak ada persiapan untuk melawan, membuat pria yang membentaknya tadi merasa ibah.
"Ya sudah, saya maafkan !" ucap pria itu lalu berlalu pergi.
"Anjngg, tadi aku kok mati kutu sih ? Ahh banggsaatt, andaikan aku memukulnya, bodoh, bodoh, bodoh !" ucap Alvin seolah menyalahkan dirinya sendiri.
Alvin kemudian melanjutkan langkahnya untuk menaiki dek kapal dan iapun mulai mencari letak tempatnya sesuai dengan tiket yang sudah di belikan oleh Indah.
*******
Ketika perjalanan pulang, Indah di berhentikan oleh seorang wanita yang tak lain adalah sahabatnya.
"Indah, dari pelabuhan kah ?" tanya Fira.
"Iya beb, aku dari liat kapal !" jawab Indah berbohong, dan memang kepergian Alvin hanya indah yang mengetahuinya, bahkan kedua orang tuanya Alvin hanya sekedar di titipkan selembar surat, dengan pernyataan ia akan pergi mengadu nasib.
"Eh, kamu kok bawa koper segala ? Mau kemana beb ?" tanya Indah.
Indah sejenak memilih untuk mengobrol dengan Fira. Obrolan mereka semakin mencair, hingga membahas tentang kelanjutan pendidikan mereka.
"Ohh, jadi kamu mau ke kota ? Mau lanjut atau kerja ?" tanya Indah.
"Rencananya mau kerja dulu Beb, kalau dananya udah cukup, baru mau lanjut kuliah !" jawab Fira.
Mendengar itu Indah hanya tersenyum paksa, di mana kedua orang yang di cintai dan di sayanginya akan pergi meninggalkannya seorang diri.
"Isshh, beb jangan sedih dong, "
"Kamu jahat Fi, kenapa kamu ngga ngomong sih, kalau kamu mau pergi ke kota ?" tanya Indah.
"Huuff, aku sebenarnya tidak ingin membuatmu sedih seperti ini Beb, dan aku juga yakin, orang tuamu pasti tidak akan mau membiarkan kamu pergi kemana - mana, "
"Iya beb, tapi setidaknya ngomong kek, biar aku bisa mempersiapkan diriku. Aku sedih banget loh, soalnya Alvin juga ke kota !" ujar Indah.
"Hah, Alvin ?"
"Upsss, hufff iya Beb. Dia katanya mau cari kerjaan di sana, " jawab Indah pasrah, dan iapun tertunduk lemas sesaat.
"Terus hubungan kalian ?" tanya Fira memastikannya, berhubung dia salah satu wanita yang menyukai Alvin.
Meskipun Alvin tidak pernah menebar pesona, dan tidak pernah membuka pembicaraan selain tanpa ada kepentingan dan sebagainya, tapi Alvin banyak di sukai oleh mantan teman sekelasnya dari kalangan wanita.
"Kami masih pacaran kok, "
Sebelum berpisah, mereka berdua menyempatkan untuk saling memeluk, dan sempat juga air mata mereka mengalir deras.
"Hiksss, beb, makasih untuk semuanya!" Ucap Fira.
"Hiksss, kita adalah sahabat selamanya, jadi jangan berterimakasih, " timpal Indah sambil mencubit pelan pinggang Fira.
******
Berpindah, dimana Alvin tengah sibuk berkeliaran di atas kapal hanya demi mencari tempatnya, dengan mengandalkan dirinya sendiri, berhubung ia tak memiliki keberanian untuk bertanya. Sampai pada akhirnya ia mendapatkan tempatnya, tapi seketika keberaniannya kembali di uji, ketika ia melihat ada seseorang yang sudah rebahan di tempatnya.
"Giman sih tuh orang, jelas - jelas itu tempatku!" batin Alvin kesal.
Alvin yang tidak berani menegur orang itu, iapun
memilih mengalah. Alvin kemudian mencari tempat yang lain. Sesaat langkahnya terhenti ketika ia merasa tangannya di pegang seseorang, dan ketika ia menoleh barulah ia menepis pelan tangan yang memegangnya.
"Ehh, kok, kamu kok di sini ?" tanya Alvin gugup.
"Kamu tuh, ngapain di sini, kek orang linglung aja !" timpal Fira.
Alvin yang mendengar timpalan dari Fira, seolah
menjadi hinaan baginya, hingga Alvin memilih melanjutkan langkahnya. Sampai saat ini Alvin belum mengetahui, kalau ia memiliki kelebihan dari fisiknya, bahkan ia beranggapan kalau dirinya itu serba kekurangan, hingga membuatnya selalu mengintrospeksi dirinya sendiri.
Sampai saat ini juga, Alvin tidak mengetahui, bahwa ada banyak wanita yang menyukainya, di mana ia beranggapan kalau hanya Indah yang menyukainya, berhubung Indah mengutarakan perasaannya pertama kali kepadanya.
Fira lanjut membuntuti langkah Alvin yang terkesan terburu - buru, namun Alvin yang mengira kalau ada sesuatu yang membuatnya di buntuti, maka dari itu dia berbalik dan membentak Fira.
"Kamu kenapa sih, kamu kurang kerjaaan ?" bentak Alvin yang membuat Fira langsung mati kutu, lalu menundukkan kepalanya.
Alvin kemudian melanjutkan langkahnya, meskipun terkesan santai, tapi kini perasaannya berkecamuk.
"Tadi aku bentak Fira ngga sih ? Dia salah kok ? Astaga, seharusnya aku ngga perlu membentaknya. Gimana nih, mau minta maaf, tapi malu, mau mulai dari mana nih ? " batin Alvin yang merasa tidak nyaman dengan sikapnya barusan.
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas
18+, hampir tiap bab memiliki unsur kedewasaan, jadi tidak di peruntukan pembaca di bawah 18 tahun ke bawah. Cerita ini berlatar belakang seorang mahasiswa yang memiliki prestasi cukup lumayan. Iapun hanya seorang pria yang memiliki perekonomian yang tidak terlalu mendukung, namun bisa melanjutkan pendidikannya di salah satu kampus ternama, di karenakan ia memiliki kecerdasan hingga dia bisa mendapatkan beasiswa. Awalnya ia tak pernah menyangka kalau dirinya akan menjadi pria yang di lirik banyak wanita, berhubung parasnya tidak terlalu mendukung. Namun sepeninggalnya sahabat terbaiknya, di saat itulah dia mendapatkan semuanya.
Cerita ini khusus 21+, karena terdapat adegan panas. Cerita ini di mulai ketika Fahrizal masih berumur 13 tahun, tapi dia sudah bisa menunjukkan kelebihannya di atas ranjang.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya