al
ungan telepon darinya langsung diterima sang sahabat. "Hei,
bertukar suara bukan tukar muka. "Apa kau serius? Baru kali ini kau meneleponku untuk datang
siapa. Diantara temanku kau lah yang paling pintar," rengek Gyda lagi bak bocah yang minta
a ujian mendadak atau bagaimana
telah putus aku menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi hidupku. Sebelum terlambat, dan sebelum aku semakin tua aku memutuskan untuk masuk ke kamp
rang telepon dengan cekikikan khasnya. Membuat Gyda harus cemberut mendengar komentar pedas gadis itu kepada dia. "Tapi kenapa baru sekarang kau minta aku membantu? Kau itu pas
seluruh uneg-uneg yang ada di dalam diriku dengan pesta. Tapi bisakah kita bicarakan itu nanti?
u mau aku
kar
kau selalu tidak pas? Hari ini ak
anding aku. Tidak bisakah kau bernegosiasi dengannya untuk membatalkan kencan kalian kali ini sa
kalau sekarang ini ada konser band favorit kami? Aku dan Jhonatan sudah membeli tiketnya sejak sebulan l
dak bisa datang dan
kan a
soknya ka
tan akan menginap jadi kami baru aka
imu," kata Gyda putus asa. Dia mencubit pangkal hidungnya, rasa pusing kembali membayangi lagi. "Oh, baiklah kalau kau tidak bisa.
mimpimu
da bangga. Dia menyeringai meski sahabatnya tidak akan bisa melihat itu. "Lagi pula apa urusanmu d
kau juga tidak akan bisa Gyda. Itu huku
ukan soal ini pada Jhonatan, kuras
coba-cob
ih dibangku SMA. Karena itu pula mereka berdua memutuskan untuk masuk ke universitas yang sama dengannya. Namun, hasilnya Livia menyerah pada Nas
skan untuk pindah kampus bersama pacarnya yang ternyata adalah
t," potong Livia saat
sa membantuk
r kota karena punya urusan dengan keluarganya. Katanya sih, kakaknya yang tam
g hancur lebur bahkan sebelum dimulai. "Ini bukan akal-akalanmu saj
dak tanya pada
bawa-bawa dia da
kau tinggal bersama dengan Delmar. Kau tahu, Delmar yang sama ya
ekspresinya sekarang. Memang sudah bawaannya saja yang terlalu ekspersif. "Tapi serius, memang apa hubungannya Delmar dengan masalahku? Aku tahu kalau dia memang sempat menyinggung satu kampus de
as, tapi percayalah padaku kalau dia itu jauh lebih pintar dariku maupun Nash. Dia itu
da langsung melotot. Omong kosong ap
a lebih cocok untuk kau tanyai karena sebagian besar mata pelajaran yang akan di jadikan bahan soal itu mirip dengan apa yang dia sedang pelajari sekarang. Jika dia tidak bisa mengajarimu, pa
ang langsung menutup teleponnya dan menatap lang
tidak tahu apa-apa tentangnya. Masalah