ibuk bermain catur online ketika tiba-tib
api semakin tidak tahan keti
uju kearah pintu. Sebenarnya dia tidak berkata keras dan hanya sekadar b
tap Delmar yang sudah duduk menghadapnya dengan pandangan malas andalan. "Delmar?
lukannya. Kebetulan sekali buku-buku itu adalah spesialisasinya di kampus. "Bantuan apa?" Meskipun sudah punya jawaban, Delmar tetap
eluk untuk jelas dilihat Delmar. "Tapi aku tidak memaksa kok, kalau kau tidak punya waktu mungkin kau setidaknya bisa meminjamka
itu memilih langsung berbalik untuk menyembunyikan perasaan sesungguhnya dengan kembali ke game
Gyda langsung mendorong pintu hingga terbuka lebar mem
keliling dan tempat ini sangat menggambarkan bagaimana kepribadian Delmar yang sesungguhnya. Dia tidak perlu meras
dak rapi dan teronggok disisi ranjang dekat dinding. Gyda berdiri disana tanpa tahu pasti apa yang harus dia lakukan. Apalagi di bawah lantai ada banyak barang habis pakai, entah itu kem
-satunya meja yang dia pikir adalah meja belajar pria itu. Setidaknya tempat itu tidak berantakan dan masih ada sedikit
a buku-buku yang terpajang tidak ada hubungannya
sedikit terhibur dengan ekspresi yang Gyda buat sejak dia memasuki kamarnya b
uliah." Gyda melotot karena dia mengira D
udmu buku
mar sama sekali tidak ditemukan buku pengetahuan dan hanya ada manga saja. Putus asa Gyda bahkan mencarinya d
ara ringan yang datang dari teman sekamarnya. Delmar te
arusnya kau bilang dari awal. Tidak perlu membua
ya Delmar terbahak-bahak samb
buku catatanmu aku mau pijam!" timpal Gyda lagi
Akhirnya setelah tawanya mereda, D
kau bisa belaj
ang Gyda buat sebelum menunjuk ke pelipis dengan
melabelimu sebagai orang jenius dikelas." Gyda menggerutu, sebal dengan gaya yang D
ahu, kemudian berbalik dan beringsut kembali ke mejanya. Dia melanjut
edang dia kerjakan karena ekspresi wajahnya terlihat sangat serius. "Ya am
ng dibawa oleh Gyda sesaat sebelum kembali ke layar monitor. "Jadi, apa lagi? kau tidak
engan permainanmu?" Dia bertanya alih-alih bersikap egois seperti sebelumnya. Alasannya karena Gyda memperhatikan bahwa Delmar hanya punya
seperti sedang meditasi, seolah dia berada dalam zonanya sendiri. Hal itu berlangsung lumayan lama. Ketika dia membebaskan dirinya
lakukan itu di dalam hatinya, dia mungkin harus menahan diri untuk tidak m
menurut Gyda membosankan itu. Hanya sekitar lima menit dan Gyda langsung membelalakan mata, dia memang tidak pernah
itu yang sanggu
u saja
me
depan Gyda. Lawannya tidak sesulit yang dia kira, karena itu tidak sulit langsung mendapatkan sekakmat
g Gyda bawa bersamanya. Membuka benda asal tanpa m
dalam situasi kekaguman dan kini meli
Y
Gyda menunjuk ke arah kompute
lmar berkata seraya menunjuk
gsung te
atiannya. Poin ketiga yang menarik dari
ya. Makin aku tahu dia makinlah aku tergoda. Sial se