Uang! Runa suka uang, ia butuh itu. Menerima tawaran sebagai istri bayaran, dengan uang yang banyak. Ia tak menolak. Ia menjadi istri kedua pengusaha kaya yang buta karena kecelakaan. Istri pertamanya tak mau mengurus karena sibuk mengambil bisnis yang terbengkalai semenjak Kelvin buta. Runa terjebak diperasaannya, ia terpesona begitu cepat dengan sosok Kelvin. Tak hanya disitu, Runa bahkan harus menahan rasa yang bergejolak karena tak bisa melayani Kelvin untuk urusan ranjang. Takdirnya begitu menyakitkan saat Kelvin justru menuduh Runa matre. Padahal, Runa menerima uang itu untuk membayar mulut orang-orang yang suka merendah ia, kedua orang tua dan adiknya. Bisakah Runa terus bertahan, atau justru nekat dan ingin memiliki bagian dari Kelvin walau bukan sosok utuh pria itu. Apa Runa hamil?
"ADUH!" teriak Runa saat kepalanya terkena lemparan gayung dari tetangga yang benci dengan dirinya.
"Dasar cewek ganjen! Jual diri lo sana di pinggir jalan! Jangan ngelonte di daerah sini! Bikin resah lo, Runa!" teriak wanita dengan daster yang ia angkat hingga sepaha.
"Eh! Suami Ibu aja yang keganjenan! Saya baru pulang kerja, lewat gang depan, malah di colek-colek sama suaminya! Saya hajar sekalian, baru di pelintir begitu udah mengsol tuh tangan, kan! Rasain!" teriak Runa membalas.
"Ada lo di sini resahin tau nggak lo, Runa! Kerja apa yang jam dua pagi baru balik! Ngelonte kan lo!"
Runa melotot, ia menghampiri tetagga dekat rumahnya. "Jangan asal ucap lambe jeber anda ya, Ibu. Saya tanya, ngapain suami Ibu malam-malam masih nongkrong! Nggak dapet service dari istrinya? Pantesaannn." Runa bersedekap, berbicara dengan dagu terangkat.
"Udah kere, belagu lo, Run! Kalau mau jual diri yang jauh sana!" Hina wanita itu. Runa mendengkus dan menekan ujung pipi dalamnya dengan lidah. Ia menatap sinis ke tetangganya itu.
"Lihat ya, Bu, suatu hari saya beli omongan Ibu itu pake duit segepok. Saya lempar ke muka Ibu dan Ibu harus keliling RT ini sambil teriak. Runa bukan orang Kere! Saya minta maaf!. Setuju? Dan saya akan dapatkan uang itu dengan cara yang baik. Bukan melacur kayak Ibu fitnah. Anak Ibu perempuan, baik-baik kalo ngomong! Sialan."
Runa berjalan kembali ke dalam rumah, tampak Adik laki-lakinya yang memakai seragam SMA hanya bisa menghela napas. "Kak, sabar dikit sih, jadi orang, kasihan Ibu sama Bapak kalau heboh lagi gossip tentang lo di sini," ucap Arbi yang sudah memakai sepatunya.
"Biarin aja! Emang tuh mulutnya parah banget. Nuduh gue ngelonte, kampret. Lakinya aja yang gatel colek-colek gue semalam." Omel Runa.
"Kakak sampai kapan kerja jadi cleaning service bioskop itu jadinya, coba cari kerjaan lain, Kak."
"Kalo ada ya gue mau, Bi, tapi apa, yang cepet cuma jadi cleaning service ini. Doain gue deh, Bi, siapa tau ada orang kaya yang mau jadiin gue istri muda. Nggak masalah. Biar lo bisa sekolah, kuliah, dan gue sumpel tuh mulut orang resek!"
Runa begitu emosi. Arbi mencium pipi Kakaknya lalu pamit berangkat sekolah. Runa hanya bisa memasrahkan, fitnah untuk dirinya tak akan pernah berhenti sampai ia membuktikannya suatu hari nanti.
***
Ia duduk di teras, selesai menjemur pakaian miliknya yang ia cuci. Tatapannya menerawang, helanaan napas kasar juga ia tunjukkan. Tubuhnya ia sandarkan pada dinding, mengusap kasar wajahnya karena kesal terus-terusan dihija juga difitnah seperti itu.
Wajah Runa cantik, memang tak sedikit para pria gang rumah mereka menggoda Runa. Padahal, dari segi pakaian pun, ia tak pernah menggunakan pakaian seksi apalagi ketat mencetak tubuhnya. Runa begitu sederhana, hanya memang tubuhnya proporsional dengan rambut panjang lurus sepunggung yang menambah daya tariknya.
Ia merogoh ponsel seri lawas yang lima tahun kebelakang menemani. Ponsel yang hanya biasa ia gunakan untuk berkirim pesan dengan keluarganya, boro-boro untuk bergosip bersama teman-teman, Runa sendiri tak banyak punya teman. Ia sibuk bekerja.
Pintu pagar kecil itu terbuka, seseorang datang dengan membawa keranjang berisi nasi kuning yang sudah rapi dibungkus mika putih. Runa beranjak. "Gue kunci pintu dulu, bentar, ya," ujarnya sembari berjalan ke dalam rumah, mengambil tas selempang untuk menaruh ponsel dan dompetnya.
"Gue taroh sini, ya, Run, di rumah masih ada dua keranjang lagi, isi kue-kue, kita ketemuan di depan aja, nanti jalan ke pasarnya barengan!" teriak tetangga satu RT yang dibantu Runa berjualan hasil masakan ibunya. Lumayan, Runa bisa mengantongi keuntungan dagang lima puluh ribu, untuk tambahan ongkos sehari-hari. Berjualan di pasar hanya lima jam, jika tak cepat laku, jika cepat, dua jam sudah habis.
Runa mengunci pintu. Lalu berjalan keluar pagar yang juga ia gembok. Keranjang kotak seperti keranjang piknik itu dibawa Runa dengan lengannya.
"Oy! Runa! Cewek gatel! Mau jualan apa lo! Hari gini jual diri di pasar mana laku! Malam kalau mau! Banyak tuh yang suka mangkal!" teriak tetangga dekat rumahnya yang tadi pagi melemparnya pakai gayung. Runa diam, ia berbalik badan menatap wanita itu yang berkacak pinggang.
"Apa! Berani lo lihatin gue kayak gitu! Anak tukang gorengan aja, blagu lo. Godain laki orang. Alasan aja lo pulang kerja jam dua pagi. Habis ngelonte, kan, lo! Lo pikir gue nggak tau!" Makinya lagi. Runa berdecih sebal, jika tak ingat sedang membawa dagangan orang, ia sudah menghajar wanita itu dengan tangannya.
"Ck. Udah ngehinanya?" tanya Runa sinis. Menatap penampilan wanita itu dari atas sampai bawah.
"Eh...! Kurang ajar. Berani amat lo lihatin gue kayak gitu. Emang dasar lonte!" teriaknya sambil berjalan menghampiri Runa yang tersenyum sinis diam di tempat.
Keduanya berhadapan. Runa tak gentar. "Sadar diri lu kere! Bukan berarti lu bisa ya ngegodain laki orang." Makinya lagi.
"Bu. Bisa hati-hati kalau ngomong, kan? Yang ngegodain siapa?! Ibu lihat sendiri emangnya? Saya pulang kerja. Pu-lang ker-ja! Tanya orang bioskop tempat saya kerja! Mulutnya hati-hati kalau ngomong. Berbalik ke diri sendiri baru rasa!" Runa kesal. Ia berbalik badan, berjalan kembali namun, ia teriak karena rambutnya di jambak wanita tadi. Runa mencoba melepaskan cengkraman itu namun tak bisa, hingga tetangga lain berkerumun dan melerai. Runa jatuh tersungkur karena di dorong wanita tadi. Perlahan ia beranjak, melihat isi keranjang dagangan masih aman.
Ia berdiri, merapikan kunciran rambutnya lalu menghela napas. Dengan santai ia berjalan kembali ke arah luar gang.
"Enak banget mulutnya, ngatain orang tanpa bukti. Tetangga ratu gosip, biang julid, nggak takut nanti bakal berbalik ke diri dia sendiri." Gumam Runa sembari berjalan semakin ke arah depan gang yang langsung jalan raya.
Ia berjalan kaki hingga ke pasar yang jarak satu kilo meter. Malas naik angkot. Ia berjalan kaki juga sembari menjajaki daganganya. Dan lumayan, dari dua puluh lima nasi kuning, sudah laku tujuh. Runa tak pernah malu berjualan, bekerja keras demi sekolah adiknya, meringankan beban orang tuanya juga, walau, ia mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Baginya, keluarga segalanya.
Orang tua Runa bahkan sudah sering menangis karena Runa selalu dihina padahal tak salah apa-apa, tetangganya lah yang suka termakan omongan orang-orang. Namun, berkali-kali Runa mengingatkan orang tuanya jika tak perlu ambil pusing dengan oceham tetangga julid. Mereka bisanya fitnah. Berbicara seenaknya tanpa melihat bukti apalagi mencoba bertanya secara langsung. Runa kebal dengan hinaan, tapi ia bertekad akan membuat orang-orang tersebut, suatu hari akan malu karena ulahnya dan Runa akan membayar mulut-mulut orang itu dengan uangnya sendiri.
Warning! Akan ada beberapa adegan kekerasan dan adult content. ________ Dia dijuluki The Black Wings, seseorang yang tak segan membunuh bahkan menyiksa korbannya. Dastan, seorang keturunan Mafia yang juga mata-mata, harus bertemu dengan gadis cantik bernama Dara yang merupakan jaminan orang tuanya kepada ayah Dastan dan terpaksa tinggal di rumahnya. Dastan benci dengan keberadaan Dara karena dianggap sebagai simpanan ayahnya. Nyatanya tidak. Setelah Dastan mengetahui fakta yang perlahan terkuak, ia mulai bisa menerima keberasaan Dara yang ternyata, sudah menyimpan perasaan sejak bertemu dengan Dastan walau perbuatan lelaki itu kasar kepadanya. Kisah mereka tak mudah, halang rintang bahkan kematian menjadi ancamannya. Bisakah mereka bersama, mampukah Dara menarik tangan Dastan keluar dari duia kegelapan dan mencari cahaya terang dengannya atau mereka rela melepaskan tangan masing-masing tentunya menjalani takdir yang tak dianggap tidak akan pernah menyatu?
Perasaan cinta luar biasa diwaktu yang salah, juga perburuan akan hausnya tantangan dalam suatu hubungan semakin mengikat erat. Kepura-puraan perasaan semakin giat untuk saling menutupi rasa yang sebenarnya tampak begitu besar hingga tak mampu terbendung. Ini bukan perkara Drama Rumah Tangga biasa, ini tentang dia yang terus masuk ke dalam rumah tanggaku saat diterpa prahara besar. Dia yang berjiwa muda, menggebu menembus raga dan hatiku yang kalut. "Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" Tatapan mata sayu itu begitu memikat. Ia semakin mendekat lalu terkekeh sinis. Aku menatap ke netra mata coklat itu tanpa ragu. "Kamu, butuh aku, kan? Di sini?" tunjuknya ke arah dadaku. "Seorang istri kesepian yang dikhianati suami? Cih! berhenti berbuat bodoh. Kita juga bisa melakukan hal yang sama!” ujarnya. "Pergi Kelan. Aku bisa merebut suami ku lagi dari dia!" bentakku. Namun, tatapan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh rasa cinta. Ia berlutut, memeluk erat pinggangku. "Aku mau kamu, Via. Kamu—" lirihnya. Perlahan aku terbuai dan hanyut dengan kata-katanya, ia pria muda namun bersikap begitu dewasa. Menemani hari-hari di saat kemelut rumah tangga sedang dihadapi karena suamiku berselingkuh. Apa aku sanggup menjalani ini, saat ia terang-terangan ingin merebutku?
#Ini kisah awal mula judul : Pras and his destiny, Duda kesayangan Gladis, dan Senandung Rasa (on going).# __________ Mendapati jika suami berselingkuh dengan cinta pertamanya yang ternyata, sudah berlangsung lama, membuat Aira merasa bodoh dan tertipu. Hidup dan hatinya hancur, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kelakuan suaminya itu. Tapi, sosok lain datang dan mengatakan jika ia tidak salah. Maka, rencana balas dendam dengan cara yang elegan, Aira jalankan dengan bantuan banyak orang yang mendukung. Termasuk satu pria yang muak melihat permainan Awan dan Amanda sang pelaku perselingkuhan. Apakah Aira bisa menjalankan rencananya dengan lancar? Lalu, apakah Galang, sosok pria yang menaruh kagum kepada Aira mampu membuktikan jika ia bisa menggantikan Awan yang bejat?
"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? *Bisa membaca judul Silent lebih dulu untuk tahu siapa Pandu & Zita, ya, supaya nggak bingung, sebenarnya tanpa baca Silent juga nggak apa-apa, karena Buthor akan kasih beberapa clue, juga jadi judul tersebut, kok, Terima kasih.*
"KAKAK SEBEL SAMA BUNDA! BUNDA KUNO! DASTERAN TERUS!" Maki Sakura, anak pertama Dona yang jengah melihat bundanya selalu berdaster, kuno, ketinggalan jaman, dan banyak keluhan dari anak pertamanya itu. Namun, mari kita mencari tau apa aja yang terjadi di kehidupan seorang ibu rumah tangga sebenarnya, yang kadang suka disepelekan banyak orang. Kenalkan, namanya Dona. Ibu rumah tangga dengan tiga anak yang selama 17 tahun menikah dengan Pria yang ia cintai sejak pertemuan pertama mereka di salah satu festival musik pada masa itu yang begitu bergantung kepadanya, mulai merasa galau. Permasalahan mulai muncul saat sang anak pertama mulai kesal, jenuh, dan bosan melihat penampilan ibunya yang NORAK, KAMPUNGAN dan cenderung Sederhana. Ditambah kondisi tempat kerja suaminya sedang mengalami pengepresan karyawan dan gaji pun tak naik yang biasanya setiap setahun sekali pasti ada. Memikirkan hari-hari dengan uang belanja pas-pasan, biaya hidup melonjak tinggi, tuntutan suami dan anak-anak, Dona hadapi dengan sabar. Namun suatu hari ia bertekad akan merubah hal BIASA pada dirinya menjadi LUAR BIASA. Demi membuat anak dan suaminya bangga dengan rahasia diri yang pada akhirnya ia buka kembali demi keluarganya. Bisakah Dona membuktikannya?
Anne mengikuti kontrak tertentu: dia akan menikah dengan Kevin dan melahirkan anaknya pada akhir tahun. Kalau tidak, dia akan kehilangan semuanya. Namun, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Menghadapi penghinaan hari demi hari, dia sudah kehabisan kesabaran. Kali ini, dia tidak mau menyerah. Pada hari kecelakaan Kevil, Anne mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya. Meskipun dia hidup, dia akan segera menghilang di hadapan dunia. Nasib mereka terikat sekali lagi setelah bayi mereka tumbuh. Anne mungkin telah kembali kepadanya, tetapi dia bukan lagi wanita yang sedang mengejar cinta Kevin. Sekarang, Anne siap berjuang untuk putranya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Memang benar perkataan adrian tentang dirinya, dia wanita yang sangat cantik nan rupawan, aroma tubuhnya sampai tercium meskipun jarak di antara kita cukup jauh. tubuhnya juga sangat terawat, pantatnya yang besar dan nampak sekel, dan lagi payudara miliknya nampak begitu bulat berisi. "Ehmm... dia itu yaa wanita yang mendapat IP tertinggi sekampus ini !", gumamku. "Cantik, kaya dan pintar.. dia seperti mutiara di kampus ini !", lanjut gumamku.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.