/0/4254/coverbig.jpg?v=d84a0741127769f3d57e79c54cb9eefb)
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? *Bisa membaca judul Silent lebih dulu untuk tahu siapa Pandu & Zita, ya, supaya nggak bingung, sebenarnya tanpa baca Silent juga nggak apa-apa, karena Buthor akan kasih beberapa clue, juga jadi judul tersebut, kok, Terima kasih.*
"Mas! Ini serius boleh di tanamin bunga sama aku?" teriak Zita sambil memegang skop kecil dan bibit bunga di tangannya.
"Hm," jawab Pandu sembari bermain game di ruang tengah rumah mereka di kota Dumai.
"Bibit bunganya hidup nggak di tanam di sini?! Nanti mati belum keluar pucuknya?" Masih berdiri di pintu ruang tamu, Zita menatap suaminya yang mengangguk.
"Mas!" Panggil Zita lebih kencang. Pandu menoleh.
"Tanam aja, kalau mati, tanam lagi yang baru." Sahutnya santai dengan nada suara beratnya.
"Aku tanam bunga bangke sekalian aja kalau gitu." Ambek Zita.
"Ide bagus, Zit! Kamu bisa masuk TV karena rumah kita viral, ada bunga bangkenya." Sahut Pandu lagi. Zita kesal, baru pindah setelah satu minggu menetap di hotel, mendadak ia emosi karena Pandu terlalu cuek, santai dan masa bodoh dengan apa saja yang istrinya lakukan itu dengan semua yang ada di rumah.
Zita senang menanam bunga, beruntung halaman rumah itu masih bisa ditumbuhi rerumputan walau cuacanya panas terik. Ia belum sempat berkenalan dengan tetangga, karena lagi-lagi, Pandu mager kalau udah di rumah.
Tak lama kemudian....
"Zit! Zita!" Panggil Pandu dari dalam rumah. Wanita yang sadar namanya di panggil, sontak mematikan keran yang tersambung dengan selang, karena ia sedang menyiram bibit tanamannya.
"Ya," jawab Zita sudah berdiri di dekat suaminya itu.
"Makan, Zit, laper." Tatap Pandu sembari tersenyum. Pandu tak lagi brewokan, sesuai janji, suaminya itu mencukur hal yang membuat Zita sebal.
"Makan mie instan mau? Kamu tau kan aku--"
"Nggak bisa masak. Tau, yaudah bikinin, pake telor, cabe rawitnya tiga."
"Ya." Zita lalu berjalan melewati Pandu yang melirik seraya mengulum senyum. Kegiatan Zita di dapur masih bisa dilihat Pandu, rumah itu tak besar. Ruang tamu kecil, ruang tengah yang jadi satu dengan ruang makan, lalu dapur, ruang jemur baju di dekat dapur, dan dua kamar, rumah type 36 itu cukup bagi mereka.
"Zit, aku udah ngurus surat numpang nikah, tapi nggak bisa bulan depan ke Yogyanya, gimana?" Pandu bertanya dengan mata menatap layar televisi 52 inch dengan stik PS di tangannya.
"Gimana apanya?" Zita balik bertanya. Pandu menekan tanda henti sementara dibenda yang sedang ia pegang.
Saatnya isengin Zita. Ucap Pandu dalam hati.
Grep.
Tangan Pandu memeluk pinggang istrinya dari belakang. Zita berdiri mematung.
"Lepas. Mas! jangan sampai nih air kuah mienya tumpah ke mana-mana." Kesal. Zita jelas kesal, karena perjanjiannya kan, harus nikah sah di negara baru ada kegiatan enak-enak. Lagi pula, surat keterangan nikah agama dan sementara itu, juga tak bisa dilaporkan ke kantor untuk catatan fasilitas kesehatan dari kantor Pandu untuk Zita.
"Terus kapan, Zita sayang," ledek Pandu. Ujung hidung bangir Pandu menggesek wajah Zita yang memilih menjauhkan wajahnya dari hadapan Pandu.
"Mas! Ih! Jangan ngarep sebelum aku pegang buku nikah." Ia melepaskan pelukan tangan Pandu.
"Oke. Gini aja kalau gitu." Pandu menangkup wajah Zita. Dengan cepat pria itu mengecup berkali-kali bibir Zita. Dasar modus. Awalnya iseng, ujung-ujungnya nyosor. Zita protes, ia menghapus jejak bibir suaminya dengan punggung tangan. Kedua matanya menatap tajam. Ia menginjak kaki Pandu sekuat tenaga lalu membawa mangku berisi mie rebus telor extra rawit tiga ke meja makan. Pandu cekikikan, tapi seketika ia syok. Zita menikmati mie rebus requesannya dengan santai. Mengabaikan dirinya yang lapar.
"Heh anak kecil! Aku yang minta. Sini!" tegur Pandu. Zita melirik sinis, ia memunggungi suaminya. Menikmati mie rebus yang buru-buru ia tiup lalu menikmatinya. Pandu menelan ludahnya, ia lapar, auto ngiler.
"Zita..." bujuknya.
"Ngalah sama anak kecil, bikin sendiri sana." Oceh Zita. Pandu bersedekap.
"Oh, gitu. Dosa kamu lho, nyuruh-nyuruh suami."
Mulai, seminggu ini senjata andalan Pandu kalau Zita menolak ini itu bawa-bawa dosa. Zita yang tau, ia pun kesal. Di sodorkannya mie yang masih banyak isinya ke arah Pandu, ia melirik sinis lalu beranjak. Beralih ke panci bekas membuat mie yang ia cuci bersih, tak lupa merapikan piring-piring juga.
Pandu tersenyum sembari menikmati mie rebusnya. Zita akan membalas keisengan Pandu. Ia sudah menyediakan air minum juga untuk suaminya itu, semakin membuat Pandu tersenyum. Istrinya melangkah menjauh, tapi mendekat ke PS 5 yang sedang dimainkan suaminya.
"Zita, jangan coba-coba..." tegur Pandu. Zita berjalan santai, lalu,
Sret.
Dengan santai mencabut sambungan listrik yang otomatis mematikan televisi dan PS 5 itu. Ia berjalan cepat ke teras. "Rasain! Balasa dendam itu menyakitkan, kapten!" teriaknya. Pandu hanya bisa pasrah sembari mengusak rambutnya kasar. Kesal dengan balas dendam istrinya itu, tapi ia tak menampik jika level kematangan mie rebus dan telor buatan Zita, baginya sempurna dan sesuai seleranya.
***
"Belanja seperlunya. Jangan boros." Belum apa-apa Pandu udah bawel, padahan Zita mengambil barang sesuai dengan daftar yang sudah ia catat dari rumah. Pandu merangkul bahu Zita yang tinggi tubuhnya hanya seketiaknya. Tapi hal itu yang membuat Pandu gemas.
"Jangan pegang-pegang, belum halal seratus persen." Tegur Zita.
Pandu cuek, ia justru kembali modus dengan berdiri di belakang istrinya yang lagi memilih deodoran untuknya, dengan meletakkan dagu di atas kepala Zita.
"Berat, Mas," keluh wanita itu yang menghindarkan kepalanya dari dagu Pandu.
"Pendek, sih. Kirain ganjelan dagu." Lalu Pandu berjalan sambil mendoring keranjang belanjaan.
"Pindik sih, kiriin ginjilin digi. Modus banget!" Dumel Zita. Ia sudah memilih deodoran yang wanginya ia sukai. Pandu udah bilang kalah ia suka merek R, tapi Zita tak suka, ia mau Pandu memakai merek N. Pandu ngalah karena Zita berbicara ...
Emang kamu suami siapa? Yang nanti tiap hari tidur sambil peluk kamu siapa? Yang usel-usel siapa? Cewek lain? Nggak kan, aku. Yaudah, ini aku suka wanginya.
Pandu ngalah, dari pada misi mencoblos Zita gagal tanpa menunggung buku nikah, maka ia turuti kemauan istrinya itu. Mereka sudah berdiri di kasir, keranjang cukup penuh, kedua mata Pandu melirik ke kotak durex dan sutera. Ia kembali iseng.
"Zit," bisik Pandu ke telinga Zita. Wanita itu menoleh, begitu dekat jarak wajahnya dengan wajah tampan juga dewasa suaminya itu. "Ada kondom. Beli, yuk. Kita cobain, kata orang-orang, masih bisa kerasa enak kok, yuk, cobain."
Usaha terusss, Mas Pandu emang. Membuat Zita goyah, namun ia ingat ucapannya.
"Boleh, Mas, tapi, tunjukin buku nikahnya, mana?!" Pelotot Zita dengan suara penuh penekanan.
Gagal modusnya, Pandu hanya membuang napas kasar. Kedua matanya menangkap sorot mata Zita yang melihat video boyband korea yang sedang diputar di layar televisi besar. Istrinya senyum-senyum, membuat gerah Pandu. Lagi-lagi, ide iseng Pandu muncul. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Zita.
"Joged-joged doang aku juga bisa, apalagi goyang-goyang gitu, mau cobain nggak, Zit, yuk, di atas kasur kita."
Usaha lagi, namun Zita bergeming, ia seolah budeg mendadak dengan ocehan suaminya. Pandu kesal, ia menatap sinis ke layar televisi, dan seolah para anggota boyband itu bernyanyi dan berjoged meledeknya puas dengan goyangan pinggul ke bawah.
Asyem. Keluh Pandu dalam hati.
Warning! Akan ada beberapa adegan kekerasan dan adult content. ________ Dia dijuluki The Black Wings, seseorang yang tak segan membunuh bahkan menyiksa korbannya. Dastan, seorang keturunan Mafia yang juga mata-mata, harus bertemu dengan gadis cantik bernama Dara yang merupakan jaminan orang tuanya kepada ayah Dastan dan terpaksa tinggal di rumahnya. Dastan benci dengan keberadaan Dara karena dianggap sebagai simpanan ayahnya. Nyatanya tidak. Setelah Dastan mengetahui fakta yang perlahan terkuak, ia mulai bisa menerima keberasaan Dara yang ternyata, sudah menyimpan perasaan sejak bertemu dengan Dastan walau perbuatan lelaki itu kasar kepadanya. Kisah mereka tak mudah, halang rintang bahkan kematian menjadi ancamannya. Bisakah mereka bersama, mampukah Dara menarik tangan Dastan keluar dari duia kegelapan dan mencari cahaya terang dengannya atau mereka rela melepaskan tangan masing-masing tentunya menjalani takdir yang tak dianggap tidak akan pernah menyatu?
Perasaan cinta luar biasa diwaktu yang salah, juga perburuan akan hausnya tantangan dalam suatu hubungan semakin mengikat erat. Kepura-puraan perasaan semakin giat untuk saling menutupi rasa yang sebenarnya tampak begitu besar hingga tak mampu terbendung. Ini bukan perkara Drama Rumah Tangga biasa, ini tentang dia yang terus masuk ke dalam rumah tanggaku saat diterpa prahara besar. Dia yang berjiwa muda, menggebu menembus raga dan hatiku yang kalut. "Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" Tatapan mata sayu itu begitu memikat. Ia semakin mendekat lalu terkekeh sinis. Aku menatap ke netra mata coklat itu tanpa ragu. "Kamu, butuh aku, kan? Di sini?" tunjuknya ke arah dadaku. "Seorang istri kesepian yang dikhianati suami? Cih! berhenti berbuat bodoh. Kita juga bisa melakukan hal yang sama!” ujarnya. "Pergi Kelan. Aku bisa merebut suami ku lagi dari dia!" bentakku. Namun, tatapan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh rasa cinta. Ia berlutut, memeluk erat pinggangku. "Aku mau kamu, Via. Kamu—" lirihnya. Perlahan aku terbuai dan hanyut dengan kata-katanya, ia pria muda namun bersikap begitu dewasa. Menemani hari-hari di saat kemelut rumah tangga sedang dihadapi karena suamiku berselingkuh. Apa aku sanggup menjalani ini, saat ia terang-terangan ingin merebutku?
#Ini kisah awal mula judul : Pras and his destiny, Duda kesayangan Gladis, dan Senandung Rasa (on going).# __________ Mendapati jika suami berselingkuh dengan cinta pertamanya yang ternyata, sudah berlangsung lama, membuat Aira merasa bodoh dan tertipu. Hidup dan hatinya hancur, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kelakuan suaminya itu. Tapi, sosok lain datang dan mengatakan jika ia tidak salah. Maka, rencana balas dendam dengan cara yang elegan, Aira jalankan dengan bantuan banyak orang yang mendukung. Termasuk satu pria yang muak melihat permainan Awan dan Amanda sang pelaku perselingkuhan. Apakah Aira bisa menjalankan rencananya dengan lancar? Lalu, apakah Galang, sosok pria yang menaruh kagum kepada Aira mampu membuktikan jika ia bisa menggantikan Awan yang bejat?
"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
"KAKAK SEBEL SAMA BUNDA! BUNDA KUNO! DASTERAN TERUS!" Maki Sakura, anak pertama Dona yang jengah melihat bundanya selalu berdaster, kuno, ketinggalan jaman, dan banyak keluhan dari anak pertamanya itu. Namun, mari kita mencari tau apa aja yang terjadi di kehidupan seorang ibu rumah tangga sebenarnya, yang kadang suka disepelekan banyak orang. Kenalkan, namanya Dona. Ibu rumah tangga dengan tiga anak yang selama 17 tahun menikah dengan Pria yang ia cintai sejak pertemuan pertama mereka di salah satu festival musik pada masa itu yang begitu bergantung kepadanya, mulai merasa galau. Permasalahan mulai muncul saat sang anak pertama mulai kesal, jenuh, dan bosan melihat penampilan ibunya yang NORAK, KAMPUNGAN dan cenderung Sederhana. Ditambah kondisi tempat kerja suaminya sedang mengalami pengepresan karyawan dan gaji pun tak naik yang biasanya setiap setahun sekali pasti ada. Memikirkan hari-hari dengan uang belanja pas-pasan, biaya hidup melonjak tinggi, tuntutan suami dan anak-anak, Dona hadapi dengan sabar. Namun suatu hari ia bertekad akan merubah hal BIASA pada dirinya menjadi LUAR BIASA. Demi membuat anak dan suaminya bangga dengan rahasia diri yang pada akhirnya ia buka kembali demi keluarganya. Bisakah Dona membuktikannya?
Seorang Chef juga model seksi terkenal bernama Drew mendadak menjadi dekat dengan Jena mantan food vlogger dan pemilik kafe di New York, setelah Jena mengomentari penataan makanan Drew yang bagi Jena buruk. Perlahan mereka saling tertarik namun, keterlibatan beberapa orang menjadi penghalangnya hingga membuat Drew pergi setelah Jena menyerahkan mahkotanya dan membuyarkan rencana pernikahan di depan mata. Mampukah mereka meluruskan kesalah pahaman dan kembali bersatu setelah Drew perlahan sadar akan kesalahannya?
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
WARNING 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. Angel memiliki seorang ayah tiri yang tampan rupawan, dia sangat menyayangi ayah tirinya seperti ayah kandungnya sendiri. namun seiring berjalannya waktu, rasa sayang Angel pada ayah tirinya berubah menjadi perasaan lain. Apa yang harus dia lakukan saat suatu malam ayah tirinya datang padanya dalam keadaan mabuk dan menyatakan perasaannya? apalagi, Angel tidak kuasa menahan godaan ayah tirinya dan berakhir tidur bersama. Ibu Angel yang mengetahui ada gelagat aneh dari suaminya terhadap Angel, mulai mengakui hal yang membuat Angel sangat terkejut. Ayah tirinyalah yang menyebabkan ayah kandung Angel meninggal. Apa yang harus Angel lakukan?
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar kata CEO? Angkuh? Kejam? Arogan? Mohammad Hanif As-Siddiq berbeda! Menjadi seorang CEO di perusahaan besar seperti INANTA group tak lantas membuat dia menjadi tipikal CEO yang seperti itu. Dia agamis dan rajin beribadah. Pertemuan putrinya Aisyah dengan Ummi Aida, seorang office girl di tempat dimana dia bekerja, membuat pertunangannya dengan Soraya putri pemilik perusahaan terancam batal karena Aisyah menyukai Ummi yang mirip dengan almarhum ibunya. Dengan siapa hati Hanif akan berlabuh?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?