/0/8594/coverbig.jpg?v=1c1a66e2df4162107ed635ebe7a8509c)
Warning! Akan ada beberapa adegan kekerasan dan adult content. ________ Dia dijuluki The Black Wings, seseorang yang tak segan membunuh bahkan menyiksa korbannya. Dastan, seorang keturunan Mafia yang juga mata-mata, harus bertemu dengan gadis cantik bernama Dara yang merupakan jaminan orang tuanya kepada ayah Dastan dan terpaksa tinggal di rumahnya. Dastan benci dengan keberadaan Dara karena dianggap sebagai simpanan ayahnya. Nyatanya tidak. Setelah Dastan mengetahui fakta yang perlahan terkuak, ia mulai bisa menerima keberasaan Dara yang ternyata, sudah menyimpan perasaan sejak bertemu dengan Dastan walau perbuatan lelaki itu kasar kepadanya. Kisah mereka tak mudah, halang rintang bahkan kematian menjadi ancamannya. Bisakah mereka bersama, mampukah Dara menarik tangan Dastan keluar dari duia kegelapan dan mencari cahaya terang dengannya atau mereka rela melepaskan tangan masing-masing tentunya menjalani takdir yang tak dianggap tidak akan pernah menyatu?
'Mengapa harus aku yang berkorban, mengapa ginjalku yang harus dijadikan pengganti apa yang Ayah dan Kakakku lakukan, tidak adil. Bajingan mereka.' ucap Dara dalam hati, ia marah, kesal, tapi apa yang bisa ia lakukan selanjutnya selain menjalani sisa hidup dengan satu ginjal yang ada di tubuhnya. Hidupnya tak semulus yang bisa dilihat orang, menjadi anak seseorang yang misterius dari pekerjaan yang dijadikan penopang hidup, membuat wanita dua puluh tahun itu terpaksa ikut berkorban.
Kondisinya belum pulih benar, tapi, ayah dan kakaknya sudah memaksanya untuk ikut ke satu tempat yang nantinya, akan menjadi tempat dirinya tinggal hingga ayah dan kakaknya itu kembali setelah perjalanan bisnis, katanya, yang ada akhirnya disangsikan oleh Dara.
"Pelan-pelan, tangan Kakak menyakiti lenganku." ucapnya ketus. Pria itu tak peduli, ia terus menyeret Dara setelah mereka tiba di satu rumah besar dengan pilar tinggi bercat putih, luas halamannya saja bisa muat untuk memarkirkan sepuluh mobil, bagaimana dalamnya. Dara berjalan sembari membawa tas pakaiannya. Pintu bercat coklat itu terbuka lebar setelah dibukakan dua pria bertubuh tinggi besar dengan pakaian serba hitam. Dara memindai sekitar saat sudah berada di dalam rumah itu, begitu megah, lukisan mahal, sofa mewah, bahkan guci besar yang ditaksir Dara harganya pasti ratusan juta rupiah, terpajang di sudut ruangan.
"Silakan duduk, saya akan panggilkan Tuan besar," ucap wanita yang beberapa kali melirik ke Dara yang tampak ketakutan di tangkap oleh matanya. Wanita itu masuk ke dalam rumah, ketiga orang itu duduk. Tak berselang lama, seorang pria bertubuh tinggi besar dengan rambut sudah memutih berjalan menghampiri, tak ada senyuman, bahkan tatapannya dingin, aura kekejaman tampak di wajah itu. Dara gemetar pelan, ia takut.
"Tuan Azyar," sapa ayah Dara yang hendak berpelukan namun pria bernama Azyar itu mengangkat tangan yang menandakan tak perlu melakukan hal itu. Ia meletakkan satu kertas yang dari bentuknya Dara sudah tau jika itu cek ke atas meja. Ayah Dara segera menerima dan tersenyum.
"Saya percayakan putri saya ke Tuan Azyar, terima kasih atas segalanya, Tuan," ucap ayah kandung Dara yang membuat kedua mata wanita itu terbelalak.
"A-ayah, apa-apaan? Kakak... Kak... apa maksudnya!" teriak Dara dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Diam, Dara. Jangan bikin Ayah dan Kakakmu malu. Turuti kemauan Tuan Azyar, apa pun." geramnya. Bak disambar petir, Dara begitu lemas, sudah jelas dan pasti jika ia dijual ke pria tua di dekatnya itu. Air mata Dara luruh, ia menarik ujung kemeja yang dikenakan ayahnya sambil terus menatap memohon untuk tidak benar-benar melakukan hal itu.
"Lepas." Pelotot ayah Dara sambil menepis tangan putrinya. "Kamu tetap di sini, Dara," lanjut pria itu sambil pamit berlalu. Azyar memanggil wanita yang tadi sempat Dara temui, lalu memerintahkan untuk membawa ke dalam area rumah itu.
"Dara, ayo," ajak sopan wanita itu. Dara bingung, mengapa nada bicaranya baik, tak kejam, sadis atau ketus. "Ayo, Nak," lanjut wanita itu. Dara semakin bingung, ia lalu beranjak pelan sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya. Dara sempat bertemu tatap dengan Azyar yang begitu beraura dingin.
"Jauhkan dari Dastan, Tina. Saya tidak mau Dastan-"
"Baik Tuan, saya paham," jawab wanita bernama Tina itu.
'Dastan? Siapa Dastan?' pikir Dara sambil berjalan bersama Tina semakin ke dalam area rumah itu. Dara dan Azyar masih terus beradu tatap hingga Azyar berjalan ke arah pintu dan berlalu cepat masuk ke dalam mobil. Dara dan Tina menaiki anak tangga berlantai marmer. Dengan lembut, Tina juga menggenggam jemari tangan Dara.
"Pelan-pelan, apa masih terasa efek operasi besar kamu, Dara?" pertanyaan Tina membuat Dara terkesiap. "Sudah, lupakan, yang pasti, ingat apa kata Tuan Azyar tadi, Bibi akan menjauhkanmu dari Dastan sebisa Bibi, walau rasanya susah." Tina membuka pintu kamar yang berada di sebelah kanan lantai dua rumah itu.
"Dastan? Siapa dia?" tanya Dara sambil berjalan masuk, kamar itu besar, bersih dan wangi. Ada vas bunga berisi mawar merah, Tina tidak menjawab pertanyaan Dara.
"Ini kamar kamu, semoga betah tinggal di sini, ya, panggil Bibi kalau butuh sesuatu." Tina menggenggam jemari tangan Dara seraya tersenyum.
"Bi... fungsi dan tujuan saya di sini apa?" Wajah Dara tampak khawatir. Bibi menggelengkan kepala. Ia sendiri tidak tau, ia hanya menjalankan perintah Azyar.
"Tuan Azyar baru berangkat ke Hongkong, entah kapan pulangnya. Kalau Dara bosan, Bibi ada di belakang. Dapur atau di pavilion tempat Bibi tinggal. Makan malam jam tujuh, Bibi masak selalu mendadak, karena Dastan maunya makanan baru masak dan malam ini jadwal ia pulang ke rumah setelah dua minggu tidak pulang," sambung bibi lagi.
Dara mengangguk walau masih butuh jawaban atas pertanyaan siapa Dastan? Tapi ia urung tanyakan lagi ke Tina. Pintu kamar ditutup, Dara duduk perlahan sembari meringis, sejak setibanya di rumah itu, terasa sakit di jahitan bekas operasi pengangkatan satu ginjalnya. Ia membuka tas selempang kecil miliknya, mengambil sebutir obat penghilang rasa sakit yang seharusnya ia sudah minum dua jam lalu. Kedua matanya menangkap air mineral botol tertata di atas kulkas kecil, ia berjalan perlahan dengan tangan memegang luka bekas operasi, dengan cepat ia membuka lalu menenggak air putih itu.
"Arghhh... kenapa sakit banget, ya ampun," lirihnya sembari meringis, langkah kakinya ia tapaki pelan di lantai marmer dingin itu menuju ke ranjang. Napas Dara berat, ia masih menahan sakit sambil menunggu efek obat bekerja di tubuhnya.
Dalam diamnya, Dara menatap ke arah luar jendela yang menunjukkan pemandangan halaman luas rumah itu. Ia tak tau, akan berapa lama berada di rumah itu dan apa fungsinya, bahkan, sang ayah tak memberi tahukan jawabannya. Hanya helaan napas panjang mewakilkan kegundahan hatinya.
Malam menjelang, Dara sudah selesai membersihkan diri, begitu hati-hati ia mandi karena luka operasi masih tertutup perban yang belum ia lepas jahitannya juga. Dres selutut warna putih dikenakannya dengan perlahan, menghindari luka pada perutnya.
"Bunda, kenapa Ayah nggak biarin Dara ikut Bunda juga? Kenapa harus hidup dengan satu ginjal? Ini menyiksa Dara?" Kedua bahunya merosot saat sedang duduk sambil menyisir rambut hitam panjang miliknya di depan meja rias.
"Dara," suara Tina memanggil dari luar. Dara beranjak perlahan lalu berjalan ke arah pintu.
"Iya, Bi," jawabnya setelah pintu terbuka.
"Ayo makan? Bibi sudah selesai masak," ajaknya. Dara mengangguk, ia berjalan keluar kamar itu bersama Tina, menuruni anak tangga perlahan. Tina melirik sekilas, karena Dara memegang pinggang sebelah kiri. "Apa... sakit?" tanyanya. Dara menoleh cepat.
"Bi Tina, tau kalau saya-"
"Tau. Tuan Azyar bilang. Apa masih sakit, baru satu minggu lalu, kan?" Tina membantu Dara berjalan karena tampaknya begitu tak nyaman. Dara hanya menjawab dengan anggukan. Langkah kaki keduanya tiba di ujung tangga, mendadak suara itu terdengar menggema dengan sosok yang muncul secara mendadak.
"Bi Tina! Apa makan mal-" ucapannya terhenti. Dastan, ia berjalan masuk dengan tatapan yang bertemu dengan netra Dara yang mendadak tubuhnya gemetar saking takutnya melihat pria itu. "Siapa dia! Papa bawa pelacurnya lagi ke rumah ini!" Tanpa menunggu sabar, Dastan berjalan mendekat lalu menarik tangan Dara kasar, dibawanya ke tengah ruang utama rumah.
"Dastan... jangan kasar-kasar," ucap Tina pelan. Dastan melisik wajah Dara lalu memindah tubuh wanita itu juga. "Boleh juga kali ini selera tua Bangka itu," ucapnya di akhirnya senyum licik. Dara membuang pandangan, Dastan pasti tau jika Dara gemetar.
"Siapa nama kamu!" tanya Dastan dengan suara berat dan tatapan tajam.
"D-dara," jawabnya berbisik. Kedua mata Dara melotot tajam saat tangan Dastan berada di tubuhnya yang tak seharusnya ia letakkan di sana.
"Dastan, jangan," lirih Tina yang panik. Dastan meremas, hingga membuat Dara terpejam takut dan mencoba melepaskan tangan Dastan dari dua gunung kembar miliknya.
"Kenapa? Kamu pelacurnya Papa, 'kan? Ssshh... harus dicoba dulu, sebelum tua bangka itu yang main."
Dara semakin takut, tubuhnya juga gemetar dengan mata terpejam. Lalu dengan santai, Dara di dorong Dastan hingga terjerembab di lantai, Dara meringis, hingga menekuk tubuhnya. Tina menghampiri, ia membantu Dara berdiri, keringat dingin muncul di wajah Dara yang menahan sakit.
"Dastan, panggil dokter, tolong..." pinta Tina. Dastan diam, ia melirik dingin lalu melihat darah merembes dari pakaian yang dikenakan Dara. Dari dapur muncul dua remaja, anak Tina bernama Asri dan Asta.
"Bu," ucap Arta yang terkejut karena melihat Dara meringis menahan sakit hingga mengerang.
"Dastan!" panggil Tina dengan nada tinggi. Dastan tak acuh, ia berjalan ke arah tangga, untuk menuju ke kamarnya sambil melepaskan jas, menyisakan kemeja putih dengan Holster yang di kanan kirinya terselip dua senjata api.
"Asta, ambil HP Ibu di pavilion. Telepon dokter Samuel, cepat!" perintah Tina. Asri mengambil bantal sofa, lalu merebahkan tubuh Dara. Tina mengambil gunting, dengan cepat merobek dres itu, dan terkejut saat melihat perban sudah berubah warna merah. Dara masih meringis, dan bulir keringat dingin terlihat membasahi keningnya.
Dastan menatap ke arah bawah sebelum membuka pintu kamar. Ia diam, namun terus memperhatikan dari atas pagar pembatas lantai dua. Tina dan Asri sibuk mengambil baskom berisi air dan waslap kecil, Asri juga menutupi pinggang ke bawah Dara yang tak tertutupi apa pun dengan selimut yang ada di lemari penyimpanan dekat gudang belakang. Dara merintih sambil menangis.
'Pelacur minta dikasihani, bagus aktingnya.' ucap Dastan dalam hati sambil membuka pintu kamar.
Perasaan cinta luar biasa diwaktu yang salah, juga perburuan akan hausnya tantangan dalam suatu hubungan semakin mengikat erat. Kepura-puraan perasaan semakin giat untuk saling menutupi rasa yang sebenarnya tampak begitu besar hingga tak mampu terbendung. Ini bukan perkara Drama Rumah Tangga biasa, ini tentang dia yang terus masuk ke dalam rumah tanggaku saat diterpa prahara besar. Dia yang berjiwa muda, menggebu menembus raga dan hatiku yang kalut. "Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" Tatapan mata sayu itu begitu memikat. Ia semakin mendekat lalu terkekeh sinis. Aku menatap ke netra mata coklat itu tanpa ragu. "Kamu, butuh aku, kan? Di sini?" tunjuknya ke arah dadaku. "Seorang istri kesepian yang dikhianati suami? Cih! berhenti berbuat bodoh. Kita juga bisa melakukan hal yang sama!” ujarnya. "Pergi Kelan. Aku bisa merebut suami ku lagi dari dia!" bentakku. Namun, tatapan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh rasa cinta. Ia berlutut, memeluk erat pinggangku. "Aku mau kamu, Via. Kamu—" lirihnya. Perlahan aku terbuai dan hanyut dengan kata-katanya, ia pria muda namun bersikap begitu dewasa. Menemani hari-hari di saat kemelut rumah tangga sedang dihadapi karena suamiku berselingkuh. Apa aku sanggup menjalani ini, saat ia terang-terangan ingin merebutku?
#Ini kisah awal mula judul : Pras and his destiny, Duda kesayangan Gladis, dan Senandung Rasa (on going).# __________ Mendapati jika suami berselingkuh dengan cinta pertamanya yang ternyata, sudah berlangsung lama, membuat Aira merasa bodoh dan tertipu. Hidup dan hatinya hancur, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kelakuan suaminya itu. Tapi, sosok lain datang dan mengatakan jika ia tidak salah. Maka, rencana balas dendam dengan cara yang elegan, Aira jalankan dengan bantuan banyak orang yang mendukung. Termasuk satu pria yang muak melihat permainan Awan dan Amanda sang pelaku perselingkuhan. Apakah Aira bisa menjalankan rencananya dengan lancar? Lalu, apakah Galang, sosok pria yang menaruh kagum kepada Aira mampu membuktikan jika ia bisa menggantikan Awan yang bejat?
"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? *Bisa membaca judul Silent lebih dulu untuk tahu siapa Pandu & Zita, ya, supaya nggak bingung, sebenarnya tanpa baca Silent juga nggak apa-apa, karena Buthor akan kasih beberapa clue, juga jadi judul tersebut, kok, Terima kasih.*
"KAKAK SEBEL SAMA BUNDA! BUNDA KUNO! DASTERAN TERUS!" Maki Sakura, anak pertama Dona yang jengah melihat bundanya selalu berdaster, kuno, ketinggalan jaman, dan banyak keluhan dari anak pertamanya itu. Namun, mari kita mencari tau apa aja yang terjadi di kehidupan seorang ibu rumah tangga sebenarnya, yang kadang suka disepelekan banyak orang. Kenalkan, namanya Dona. Ibu rumah tangga dengan tiga anak yang selama 17 tahun menikah dengan Pria yang ia cintai sejak pertemuan pertama mereka di salah satu festival musik pada masa itu yang begitu bergantung kepadanya, mulai merasa galau. Permasalahan mulai muncul saat sang anak pertama mulai kesal, jenuh, dan bosan melihat penampilan ibunya yang NORAK, KAMPUNGAN dan cenderung Sederhana. Ditambah kondisi tempat kerja suaminya sedang mengalami pengepresan karyawan dan gaji pun tak naik yang biasanya setiap setahun sekali pasti ada. Memikirkan hari-hari dengan uang belanja pas-pasan, biaya hidup melonjak tinggi, tuntutan suami dan anak-anak, Dona hadapi dengan sabar. Namun suatu hari ia bertekad akan merubah hal BIASA pada dirinya menjadi LUAR BIASA. Demi membuat anak dan suaminya bangga dengan rahasia diri yang pada akhirnya ia buka kembali demi keluarganya. Bisakah Dona membuktikannya?
Seorang Chef juga model seksi terkenal bernama Drew mendadak menjadi dekat dengan Jena mantan food vlogger dan pemilik kafe di New York, setelah Jena mengomentari penataan makanan Drew yang bagi Jena buruk. Perlahan mereka saling tertarik namun, keterlibatan beberapa orang menjadi penghalangnya hingga membuat Drew pergi setelah Jena menyerahkan mahkotanya dan membuyarkan rencana pernikahan di depan mata. Mampukah mereka meluruskan kesalah pahaman dan kembali bersatu setelah Drew perlahan sadar akan kesalahannya?
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Ethan Eduardo seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya. Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal milik keluarganya. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Ruby Seraphina Vogue mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Ethan. Sementara orangtua Ruby telah menjodohkannya dengan laki-laki lain. Akankah Ethan Eduardo bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan sepupunya sendiri yang bernama Ruby?
Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya. Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education. Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.
"Usir wanita ini keluar!" "Lempar wanita ini ke laut!" Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan"Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, "Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Riani sangat menyayangi pacarnya. Meskipun pacarnya telah tidak bekerja selama beberapa tahun, dia tidak ragu-ragu untuk mendukungnya secara finansial. Dia bahkan memanjakannya, agar dia tidak merasa tertekan. Namun, apa yang pacarnya lakukan untuk membalas cintanya? Dia berselingkuh dengan sahabatnya! Karena patah hati, Riani memutuskan untuk putus dan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Rizky, suaminya, adalah seorang pria tradisional. Dia berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua tagihan rumah tangga dan Riani tidak perlu khawatir tentang apa pun. Pada awalnya, Riani mengira suaminya hanya membual dan hidupnya akan seperti di neraka. Namun, dia menemukan bahwa Rizky adalah suami yang baik, pengertian, dan bahkan sedikit lengket. Dia membantunya tidak hanya dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga dalam kariernya. Tidak lama kemudian, mereka mulai saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta. Rizky mengatakan dia hanyalah seorang pria biasa, tetapi setiap kali Riani berada dalam masalah, dia selalu tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya dengan sempurna. Oleh karena itu, Riani telah beberapa kali bertanya pada Rizky bagaimana dia bisa memiliki begitu banyak pengetahuan tentang berbagai bidang, tetapi Rizky selalu menghindar untuk menjawabnya. Dalam waktu singkat, Riani mencapai puncak kariernya dengan bantuannya. Hidup mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari Riani membaca sebuah majalah bisnis global. Pria di sampulnya sangat mirip dengan suaminya! Apa-apaan ini! Apakah mereka kembar? Atau apakah suaminya menyembunyikan sebuah rahasia besar darinya selama ini?
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar kata CEO? Angkuh? Kejam? Arogan? Mohammad Hanif As-Siddiq berbeda! Menjadi seorang CEO di perusahaan besar seperti INANTA group tak lantas membuat dia menjadi tipikal CEO yang seperti itu. Dia agamis dan rajin beribadah. Pertemuan putrinya Aisyah dengan Ummi Aida, seorang office girl di tempat dimana dia bekerja, membuat pertunangannya dengan Soraya putri pemilik perusahaan terancam batal karena Aisyah menyukai Ummi yang mirip dengan almarhum ibunya. Dengan siapa hati Hanif akan berlabuh?