"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
"Sekarang kamu istri saya, Sarah! Buka baju kamu!" Perintah Diko dengan nada dingin, tatapan mata pria itu bahkan tampak begitu merendahkan Sarah yang gugup berdiri di hadapannya. Satu tangannya melepaskan kancing kemeja yang ia kenakan saat mengucapkan janji suci siang tadi. Sarah membeku, ia bingung, bahkan kedua matanya melihat ke sembarang arah. Tak tahu harus berbuat apa.
"Lepas baju kamu! Saya mau kita lakukan sekarang! Kamu istri saya kan! Cepat, Sarah!" Makinya. Sarah yang sudah menanggalkan gaun pengantin dan menggantinya dengan dres corak garis tipis warna biru tua. Hanya bisa membalas tatapan Diko dengan sorot mata tak percaya jika pria yang menjadi suaminya begitu kasar.
Diko berdecak. Ia menarik tangan Sarah dengan paksa, membawa masuk ke kamar hotel mewah itu, kemudian melempar sarah ke atas ranjang dengan kasar. Ia melucuti pakaiannya hingga tak menutupi tubuhnya lagi. Sarah membuang pandangan, ia mencoba bangun untuk menghindar, namun Diko tak peduli. Ia akan melakukan kegiatan ranjang itu bukan karena cinta atau menjadi tugas suami. Namun, karena marah dan dendam.
"Diko!" Pekik Sarah saat ia mencoba berontak. Diko diam, tatapannya setajam pisau dengan aura segelap awan mendung. Sarah mulai menangis di sela berontaknya. Ia masih bertahan menutupi tubuhnya dengan tangan, hingga, satu tamparan mendarat di wajahnya. Sarah diam sembari memalingkan wajah. Kehalaian rambut menutupi sebagian wajahnya..
"Diko! STOP!" teriak Sarah lagi. Diko naik ke atas ranjang, bahkan kini ia seperti mencekik leher Sarah. Wajah wanita itu memerah, ia menangis.
"Diam, atau aku semakin membuatmu kesakitan, wanita sialan!" Makinya begitu murka. Sorot mata Diko memperlihatkan kebencian. Sarah terbatuk, tangan Diko terangkat dari leher mulus Sarah lalu beralih melepaskan apa yang menutupi inti Sarah.
"Kalau kamu tahu aku semarah apa sama kamu atas semua yang terjadi. Kamu akan tahu apa yang aku lakukan ke kamu nanti." Sarah tak bisa berbuat banyak. Ia berteriak, meronta, dengan hati yang hancur saat Diko segera melakukan hal itu. Merobos masuk begitu kasar, membuat rasa perih itu menjalar begitu sakit. Sarah hancur, ia malu, marah, juga kecewa dengan dirinya.
Ia mengeram emosi saat Diko tak menggubris ampunan supaya Diko berhenti. Bahkan Sarah dengan berani menampar wajah pria yang sedang bergerak di atasnya dengan brutal dan kasar.
"Bajingan!" teriak Sarah. Diko diam, menatap lekat sorot mata Sarah yang mendadak hilang binarnya. Berganti tangis dan muncul kekosongan dalam sekejap. Tak lama, Diko mengumpat Sarah, sembari terus menikmati apa yang ia perbuat di atas tubuh Sarah yang hanya diam tanpa bereaksi apa pun. Diko menghentak, ia merasa meledak di dalam Sarah. Dengan kasar mencabut miliknya, pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, meninggalkan Sarah yang diam, dengan linangan air mata, dan bercak darah di sprei kamar hotel yang menjadi saksi hilangnya sosok Sarah yang ceria, terenggut paksa Diko bersamaan dengan apa yang ia jaga selama hidupnya.
***
Pagi menjelang. Semalam, keduanya tidur terpisah, Diko di sofa besar ruang TV, sementara Sarah di dalam kamar itu. Dengan perlahan, ia melepaskan sprei, lalu mencuci noda darah, terlalu malu jika petugas kebersihan kamar melihat hal itu. Sarah sudah bangun sejak pukul lima pagi. Duduk merenung dengan wajah murung menatap diri di depan cermin. Rambut panjangnya ia gerai, setelah ia keringkan dengan alat pengering rambut.
Ia diam, bahkan hanya melirik saat berjalan melewati Diko yang masih tertidur pulas. Ia melihat kertas pesan di atas meja makan kecil kamar suite itu, tertulis jika Sarah tidak perlu menyiapkan sarapan untuknya. Jika lapar, ia cukup pesan makanan melalui jasa room service.
Sarah lapar, ia tak ingat apakah kemarin ia makan atau tidak. Tangannya bergerak membuka kulkas kecil di kamar hotel itu. Ada teh kotak dingin, ia mengambilnya, lalu segera ia minum. Di sebelahnya, ada rak kaca, dengan jejeran cemilan berbagai merek. Sarah membuka biskuit cokelat. Ia duduk di kursi, menikmati makanannya tanpa peduli dengan Diko yang tampak bergeliat. Kemudian, perlahan pria itu beranjak, duduk sembari memegang kepalanya yang tertunduk mencoba mengingat apa yang terjadi malam sebelumnya.
Kepalanya terangkat perlahan, ia melihat Sarah sedang duduk, menikmati biskuit dan minuman teh seorang diri dengan pandangan lurus ke arah kulkas.
"Sarah ..." panggilnya. Sarah diam, ia mengabaikan.
"Sarah ..." panggil Diko sekali lagi. Sarah menoleh, sedetik kemudian ia kembali fokus dengan makanannya. Diko beranjak, masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar, tak lama, ia berjalan keluar kamar dengan wajah lebih segar. Ia membuka kulkas, membuka air mineral lalu menenggaknya hingga habis. Botol kosong itu ia buang ke tempat sampah dengan cara melempar.
"Jawab kalau aku panggil." Suara itu begitu bernada dingin. Bahkan tangan kirinya sudah mencengkram wajah Sarah yang menatapnya tak suka.
"Punya mulut, kan! Jawab kalau aku panggil." Diko melotot, Sarah menatap dengan cahaya yang memudar dari matanya yang sedikit sayu.
Diko dengan kasar melepaskan cengkramannya. Lalu mendorong pipi Sarah dengan santainya.
"Wanita bodoh." Lanjutnya sembari mendorong kepala Sarah. Ia beranjak, meninggalkan Sarah yang masih diam di tempat.
"Ganti pakaianmu yang ada di koper merah. Kita harus menempati rumah baru untuk tempat tinggal. Pakaian-pakaian itu sudah disiapkan sektretarisku untukmu. Aku akan pesan makanan. Aku tidak mau disangka suami tak peduli badan kurus istrinya. Cepat, ke kamar, ganti bajumu. Kita makan bersama," ujarnya.
"Aku sudah kenyang. Makasih." Jawab Sarah ketus. Diko diam, dengan tangan memegang gagang telpon ia melirik Sarah yang berjalan pelan, jelas tampak kesakitan saat ia melangkah. Diko membuang pandangan, ia menatap ke luar jendela.
Baginya, bukan kali pertama ia bersetubuh, ia dan Abel, begitu sudah terikat untuk urusan ranjang padahal masih berstatus tunangan. Kini, hatinya nyeri, merasa mengkhianati Abel, padahal semalam, ia melakukannya tidak seperti bercinta pada umumnya atau saat bersama Abel.
Diko diam, terduduk setelah selesai memesan makanan. Abel, semenjak tahu jika pertunangan mereka batal, ia pergi untuk menenangkan diri ke Canada, merasa malu juga sakit hati dengan keluarga Diko. Keluarganya tak bisa berkutik karena Ayah Diko, orang yang segani oleh para pengusaha di banyak bidang, salah satunya pemilik stasiun TV ternama.
Semenjak Abel pergi dan pernikahan itu harus dilangsungkan karena Ayah Diko ingin menunjukkan kekuasaannya. Mulai detik itu juga, kehidupan Diko seperti terenggut. Dan kini, ia lampiaskan semua amarahnya, sakit hati, dan dendam kepada Sarah yang menjadi korban.
Petugas room service mengantar makanan. Diko dengan santai menikmati makanannya, sedangkan Sarah masih duduk di depan meja rias, mematut dirinya yang juga, separuh dirinya sudah direnggut Diko. Ponselnya berbunyi, pesan singkat ia dapatkan.
Ibu :
"Sarah, maafkan Ibu. Ibu akan berusaha membawamu pergi dari Diko, ya, nak, Ibu akan coba mencari cara terbaiknya. Bersabarlah di sana sayang, kuat dan tegar. Tunggu Ibu datang menjemputmu."
Tangan Sarah gemetar, ia menunduk, membekap mulutnya supaya isak tangisnya tak terdengar pria yang merenggut apa yang ia jaga, bersikap kasar, juga berucap seenaknya. Air mata mengalir deras, seraya tangan kirinya menggenggam erat ponsel miliknya. Ia tahu, hanya ibunya yang akan berada di sisinya. Ia anak tunggal, begitu dibanggakan oleh kedua orang tua, tapi, ia terkejut saat Ayahnya sendiri tega menjadikannya jaminan atas saingan bisnisnya. Bahkan, saat pria itu pergi dari dunia, Sarah bukannya mendapat pesan yang baik untuk menjalani hari-hari, justru surat wasiat bertuliskan jika ia, harus menikah dengan Diko, dan semua asset milik mendiang ayahnya, di serahkan ke pada keluarga Diko. Meninggalkan ibunya dalam kondisi terpuruk juga, karena terusir dari rumahnya, dan dipindahkan ke rumah lebih kecil di salah satu cluster perumahan biasa. Dipaksa meninggalkan haknya, dan kehidupan berada.
"Heh! Sini kamu." Suara Diko membuat Sarah cepat-cepat menghapus air mata. Ia beranjak, berjalan dan berhenti dengan jarak yang sudah ia putuskan supaya tak berdiri berdekatan dengan Diko.
"Masa cuti kerjaku sampai lusa. Kita pindah ke rumah itu siang ini juga. Sekrestarisku sudah menyiapkan semuanya. Aku harap kamu nggak banyak protes, apalagi mencoba berontak seperti semalam saat kita tidur satu ranjang."
Diko berjalan ke arah kamar mandi, meninggalkan Sarah yang membeku di tempat.
"Ya." Hanya itu jawaban Sarah. Ia beranjak, menyeret koper hitam miliknya, juga koper merah yang berisi pakaian baru miliknya. Ia duduk di single sofa, menatap lurus ke arah gordin abu-abu.
'Warna gordin itu, kini jadi warna favoritku. Abu-abu.' ucapnya dalam hati diakhiri senyum pahit yang ia tunjukkan pada dirinya sendiri.
Bersambung,
Warning! Akan ada beberapa adegan kekerasan dan adult content. ________ Dia dijuluki The Black Wings, seseorang yang tak segan membunuh bahkan menyiksa korbannya. Dastan, seorang keturunan Mafia yang juga mata-mata, harus bertemu dengan gadis cantik bernama Dara yang merupakan jaminan orang tuanya kepada ayah Dastan dan terpaksa tinggal di rumahnya. Dastan benci dengan keberadaan Dara karena dianggap sebagai simpanan ayahnya. Nyatanya tidak. Setelah Dastan mengetahui fakta yang perlahan terkuak, ia mulai bisa menerima keberasaan Dara yang ternyata, sudah menyimpan perasaan sejak bertemu dengan Dastan walau perbuatan lelaki itu kasar kepadanya. Kisah mereka tak mudah, halang rintang bahkan kematian menjadi ancamannya. Bisakah mereka bersama, mampukah Dara menarik tangan Dastan keluar dari duia kegelapan dan mencari cahaya terang dengannya atau mereka rela melepaskan tangan masing-masing tentunya menjalani takdir yang tak dianggap tidak akan pernah menyatu?
Perasaan cinta luar biasa diwaktu yang salah, juga perburuan akan hausnya tantangan dalam suatu hubungan semakin mengikat erat. Kepura-puraan perasaan semakin giat untuk saling menutupi rasa yang sebenarnya tampak begitu besar hingga tak mampu terbendung. Ini bukan perkara Drama Rumah Tangga biasa, ini tentang dia yang terus masuk ke dalam rumah tanggaku saat diterpa prahara besar. Dia yang berjiwa muda, menggebu menembus raga dan hatiku yang kalut. "Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" Tatapan mata sayu itu begitu memikat. Ia semakin mendekat lalu terkekeh sinis. Aku menatap ke netra mata coklat itu tanpa ragu. "Kamu, butuh aku, kan? Di sini?" tunjuknya ke arah dadaku. "Seorang istri kesepian yang dikhianati suami? Cih! berhenti berbuat bodoh. Kita juga bisa melakukan hal yang sama!” ujarnya. "Pergi Kelan. Aku bisa merebut suami ku lagi dari dia!" bentakku. Namun, tatapan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh rasa cinta. Ia berlutut, memeluk erat pinggangku. "Aku mau kamu, Via. Kamu—" lirihnya. Perlahan aku terbuai dan hanyut dengan kata-katanya, ia pria muda namun bersikap begitu dewasa. Menemani hari-hari di saat kemelut rumah tangga sedang dihadapi karena suamiku berselingkuh. Apa aku sanggup menjalani ini, saat ia terang-terangan ingin merebutku?
#Ini kisah awal mula judul : Pras and his destiny, Duda kesayangan Gladis, dan Senandung Rasa (on going).# __________ Mendapati jika suami berselingkuh dengan cinta pertamanya yang ternyata, sudah berlangsung lama, membuat Aira merasa bodoh dan tertipu. Hidup dan hatinya hancur, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kelakuan suaminya itu. Tapi, sosok lain datang dan mengatakan jika ia tidak salah. Maka, rencana balas dendam dengan cara yang elegan, Aira jalankan dengan bantuan banyak orang yang mendukung. Termasuk satu pria yang muak melihat permainan Awan dan Amanda sang pelaku perselingkuhan. Apakah Aira bisa menjalankan rencananya dengan lancar? Lalu, apakah Galang, sosok pria yang menaruh kagum kepada Aira mampu membuktikan jika ia bisa menggantikan Awan yang bejat?
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? *Bisa membaca judul Silent lebih dulu untuk tahu siapa Pandu & Zita, ya, supaya nggak bingung, sebenarnya tanpa baca Silent juga nggak apa-apa, karena Buthor akan kasih beberapa clue, juga jadi judul tersebut, kok, Terima kasih.*
"KAKAK SEBEL SAMA BUNDA! BUNDA KUNO! DASTERAN TERUS!" Maki Sakura, anak pertama Dona yang jengah melihat bundanya selalu berdaster, kuno, ketinggalan jaman, dan banyak keluhan dari anak pertamanya itu. Namun, mari kita mencari tau apa aja yang terjadi di kehidupan seorang ibu rumah tangga sebenarnya, yang kadang suka disepelekan banyak orang. Kenalkan, namanya Dona. Ibu rumah tangga dengan tiga anak yang selama 17 tahun menikah dengan Pria yang ia cintai sejak pertemuan pertama mereka di salah satu festival musik pada masa itu yang begitu bergantung kepadanya, mulai merasa galau. Permasalahan mulai muncul saat sang anak pertama mulai kesal, jenuh, dan bosan melihat penampilan ibunya yang NORAK, KAMPUNGAN dan cenderung Sederhana. Ditambah kondisi tempat kerja suaminya sedang mengalami pengepresan karyawan dan gaji pun tak naik yang biasanya setiap setahun sekali pasti ada. Memikirkan hari-hari dengan uang belanja pas-pasan, biaya hidup melonjak tinggi, tuntutan suami dan anak-anak, Dona hadapi dengan sabar. Namun suatu hari ia bertekad akan merubah hal BIASA pada dirinya menjadi LUAR BIASA. Demi membuat anak dan suaminya bangga dengan rahasia diri yang pada akhirnya ia buka kembali demi keluarganya. Bisakah Dona membuktikannya?
Seorang Chef juga model seksi terkenal bernama Drew mendadak menjadi dekat dengan Jena mantan food vlogger dan pemilik kafe di New York, setelah Jena mengomentari penataan makanan Drew yang bagi Jena buruk. Perlahan mereka saling tertarik namun, keterlibatan beberapa orang menjadi penghalangnya hingga membuat Drew pergi setelah Jena menyerahkan mahkotanya dan membuyarkan rencana pernikahan di depan mata. Mampukah mereka meluruskan kesalah pahaman dan kembali bersatu setelah Drew perlahan sadar akan kesalahannya?
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Dimasa lalu dia tidak jadi menikah dengan kekasihnya karena jebakan seorang perempuan yang adalah teman baiknya hingga dia harus terjebak pernikahan yang tidak dia inginkan, dimasa kini siapa sangka dia bertemu dengan gadis yang mirip dengan mantan kekasihnya, tanpa sengaja terlibat skandal one night stand dan tanpa di duga rupanya itu adalah putri mantan kekasihnya. bagaimana kelanjutan hubungan mereka? apakah restu akan mereka kantongi untuk menuju ke jenjang yang lebih serius?
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
Ara Qubilah Iskander, gadis cantik berdarah Turki yang sejak dari kecil sangat mengagumi Chandra Syauqi Abimana, pria remaja yang tak lain adalah adik dari mamanya. Ara menganggap Chandra sebagai pangeran yang selalu menjadi pahlawan untuknya. Namun berbeda dengan Chandra, pria remaja itu menganggap Ara gadis yang selalu menyusahkannya, bahkan tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Hingga pada suatu malam, Chandra dan Ara terlibat dalam sebuah kesalah pahaman hingga membuat mereka berselisih, bahkan membuat Chandra membenci Ara. Akankah keduanya bisa akur kembali? Dan apakah Ara masih menganggap Chandra sebagai pahlawan untuknya? Seputar novel bisa follow IG @ropiah_201
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Tiga tahun lalu, keluarganya menentang pilihan William untuk menikahi wanita yang dicintainya dan memilih Fransiska sebagai pengantinnya. William tidak mencintainya. Malah, dia membencinya. Tidak lama setelah mereka menikah, Fransiska menerima tawaran dari universitas impiannya dan mengambil kesempatan itu. Tiga tahun kemudian, wanita tercinta William sakit parah. Untuk memenuhi keinginan terakhirnya, dia menelepon Fransiska untuk kembali dan memberinya perjanjian perceraian. Scarlett sangat terluka oleh keputusan mendadak William, tetapi dia memilih untuk membiarkannya pergi dan setuju untuk menandatangani surat cerai. Namun, William tampaknya menunda proses dengan sengaja, yang membuat Fransiska bingung dan frustasi. Sekarang, Fransiska terjebak di antara konsekuensi dari keragu-raguan William. Apakah dia bisa melepaskan diri darinya? Akankah William akhirnya sadar dan menghadapi perasaannya yang sebenarnya?