"KAKAK SEBEL SAMA BUNDA! BUNDA KUNO! DASTERAN TERUS!" Maki Sakura, anak pertama Dona yang jengah melihat bundanya selalu berdaster, kuno, ketinggalan jaman, dan banyak keluhan dari anak pertamanya itu. Namun, mari kita mencari tau apa aja yang terjadi di kehidupan seorang ibu rumah tangga sebenarnya, yang kadang suka disepelekan banyak orang. Kenalkan, namanya Dona. Ibu rumah tangga dengan tiga anak yang selama 17 tahun menikah dengan Pria yang ia cintai sejak pertemuan pertama mereka di salah satu festival musik pada masa itu yang begitu bergantung kepadanya, mulai merasa galau. Permasalahan mulai muncul saat sang anak pertama mulai kesal, jenuh, dan bosan melihat penampilan ibunya yang NORAK, KAMPUNGAN dan cenderung Sederhana. Ditambah kondisi tempat kerja suaminya sedang mengalami pengepresan karyawan dan gaji pun tak naik yang biasanya setiap setahun sekali pasti ada. Memikirkan hari-hari dengan uang belanja pas-pasan, biaya hidup melonjak tinggi, tuntutan suami dan anak-anak, Dona hadapi dengan sabar. Namun suatu hari ia bertekad akan merubah hal BIASA pada dirinya menjadi LUAR BIASA. Demi membuat anak dan suaminya bangga dengan rahasia diri yang pada akhirnya ia buka kembali demi keluarganya. Bisakah Dona membuktikannya?
"Dicukupin, Bun." Mario memberikan bukti transfer uang gajinya kepada Dona - Istrinya - yang selalu mengangguk dan tersenyum mendapat uang masuk setiap bulannya.
"Ok, Yah," ia mengambil ponsel miliknya dan mengecek melalui m-banking.
"Kacau, Bun. Nggak ada naik gaji tahun ini!"
"Nggak pa-pa, sabar, yang penting uang sekolah anak-anak bisa kebayar, 'kan?" Dona beranjak menyiapkan makan malam suaminya.
Ketiga anaknya sibuk di kamar masing-masing, yang tertua bernama Sakura, yang kedua Dimas dan yang ketiga Akasia.
Anak pertama dan terakhir punya nama pohon. Terdengar aneh, tapi punya arti bagus. Dona yang ngotot memberi nama itu. Suaminya ambil andil saat kelahiran Dimas. Akasia paling kecil, sekolah dasar kelas dua beranjak kelas tiga, yang tertua enam belas mau tujuh belas tahun, yang kedua lima belas tahun. Semua lahir secara normal dan bukan di rumah sakit. Tapi di bidan. Bidan turun temurun keluarga Dona alias ibundanya sendiri. Nenek dari ketiga putra putrinya. Selain Gratis, Dona juga mendapat fasilitas mewah di klinik milik ibundanya itu. Jelas, dong.
"Masak apa kamu, Bun?" tanya Mario saat menuju ke meja makan.
"Ayam penyet, Yah. Anak-anak udah makan kok, aku juga udah."
"Bener kamu udah?" tatapan Mario penuh telisik. Dona mengangguk sambil tersenyum.
Flashback dua jam sebelum.
"Punya Akas itu ayam pahanya, Abang ...!" rengek Akasia kepada Dimas yang tak sengaja mengambil ayam bagian paha bawah. Dimas memindahkan ayam itu ke atas piring Akas. Ia mengganti dengan mengambil ayam bagian paha atas.
"Kalau Abang makan ini, boleh?" tunjuk Dimas ke ayam yang sudah ia pegang. Akasia mengangguk. Dimas melirik ke piring kakak perempuannya.
"Diet lo. Makan nasi segitu, sama sayur doang. Udah kurus juga!" tegur Dimas sewot.
"Berisik!" jawab Sakura cuek.
Dona membawa satu mangkuk sop sayur dan ia letakan di tengah meja makan.
"Sayurnya di makan, yes ...." ucap Dona. Sakura mengambil sendok dan memasukan tiga sendok makan sop sayur itu ke piringnya. Berganti Dimas dan terakhir Akasia yang cuma mau makan wortel dan kuah saja.
"Bunda nggak makan?" tanya Sakura.
"Udah tadi. Makan ya kalian. Terus kerjain PRnya, ada 'kan?" Dona menatap satu persatu anak-anaknya. Dua anaknya mengangguk, kecuali si bungsu yang diam.
"Akas," tanya Dona.
"Udah selesai, Bun. Tadi dikerjain pas Bunda lagi ke rumah depan," jawab Akasia. Dona terkekeh dan mengusap rambut putra kecilnya itu.
Dona tersenyum melihat ketiga anaknya makan dengan lahap. Ia melirik ke satu potong ayam bagian dada yang besar. Hanya itu yang tersisa. Ia meneguk ludah dan menyingkirkan piring berisi ayam.
"Ini buat Ayah ya, kalian udah, 'kan?" Dona beranjak dan memasukan piring berisi ayam ke dalam lemari penyimpan makanan. Anak-anaknya mengangguk. Tak lama Akasia menyandarkan punggungnya. Ia melirik ke Dona.
"Kenyang?" tanya Dona sambil menyodorkan gelas berisi air putih untuk Akasia.
"Habisin Akas!" tegur Sakura. Akasia menggeleng.
"Udah ... Bunda aja yang habisin nanti." Dona tersenyum. Akasia beranjak untuk mencuci tangan. Sementara Dona menunggu kedua anaknya yang lain selesai makan.
"Sayur sopnya udah, nih?" lirik Dona. Dimas dan Sakura mengangguk.
"Oke. Buat bunda juga, ya." Dona menggeser mangkuk sop sayur yang hanya tersisa beberapa potongan wortel.
"Kita ke kamar ya, Bun .... " Dimas memeluk leher Dona lalu berganti Sakura yang juga memeluk bundanya itu.
"Oke. PR kerjain ya!" Dona kembali mengingatkan.
"Ya ...." jawab Sakura santai. Dona menatap piring bekas makan Sakura dan Dimas. Ia terkekeh. Dimas mirip dirinya, makan tak bersisa dan rapi. Hanya tulang ayam yang tak mungkin di telan. Sedangkan Sakura mirip suaminya, suka menyisakan makanan.
"Hajarrr ...." lirih Dona sambil memakan sisa makanan anak-anaknya.
Flash back end.
Dona duduk menatap suaminya yang makan dengan lahap juga. Setelah selesai, ia mencuci piring dan mengelap meja makan. Ia berjalan ke kulkas dan menyiapkan bahan makanan untuk esok sarapan pagi.
***
Dona membaca grup sekolah anak terakhir. Kehebohan terjadi karena membahas study tour. Hasil keputusan sekolah, mereka akan berkunjung ke taman binatang terbesar di puncak. Dan masing-masing anak membayar tujuh ratus enam puluh lima ribu. Belum dengan pendamping.
Keributan di grup kembali terjadi karena membahas tentang seragam anak dan pendamping juga. Jika Dona mentotal semuanya berjumlah satu juta dua ratus sekian ... sekian ... sekian.
Ia melihat tanggal terakhir pembayaran jika Akasia harus ikut. Dua bulan lagi. Dona lalu menghitung pengeluaran keluarganya dalam sebulan. Ia mendengkus. Tak ada sisa untuk ditabung khusus uang kegiatan Akasia. Ia melirik suaminya yang sudah tidur pulas. Jam menunjukan pukul sebelas malam.
Kamarnya di ketuk. Dona berjalan dan membuka pintu. Tampak Sakura berdiri dengan wajah cemberut.
"Lho, Kakak kok belum tidur?" Dona menatap Sakura lekat.
"Bunda, aku boleh minta uang jajan lebih nggak buat besok?"
"Berapa?"
"Seratus lima puluh ribu?"
"Eeehhh ...," Dona mengusap tengkuknya. "Buat apa cantik?" lanjut Dona.
"Mau nonton sama temen-temen. Besok kan jumat, mau nonton yang jam tiga sore," jawab Sakura.
"Emang berapa harga tiketnya, bukannya cuma empat puluh ribu?" Dona mencecar dengan cara halus.
"Iya. Tapi Kakak mau ada pegangan lebih Bun, takut temen ngajak jalan lagi atau jajan-jajan. Bisa nggak?" Sakura merengek. Pipinya gembung menunggu jawaban bundanya.
"Seratus ribu cukup?" Dona bernegosiasi.
"Yah Bundaaa .... " Sakura menunduk.
"Hmh ... yaudah, besok pagi ya, sekarang tidur."
"Iya. Makasih Bunda," Sakura berjalan kembali ke kamarnya. Dona menutup pintu. Ia berjalan ke lemari pakaiannya dan membuka dompet bermotif bunga.
Dompet itu khusus ia isi dengan uang untuk kesehatan. Karena mereka tak pakai asuransi jika sakit. Jadi Dona selalu menyisihkan uang setiap bulannya.
***
Pagi menjelang. Dona sudah sibuk di dapur. Ia membuat nasi kuning, kering tempe dan telur dadar yang ia iris tipis.
Suami dan ketiga anaknya menatap Dona.
"Why oh why, sayangku semua?" Dona tersenyum.
"Nasi kuning lagi, Bun? Udah empat hari berturut-turut, lho," tegur Mario.
"Makan aja Ayah. Bersyukur masih bisa sarapan," celetuk Dimas yang beranjak mengambil piring untuk ia dan Akasia. Dimas juga mengambilkan nasi kuning untuk Akas.
"Makan yang cepet, Kas, Abang ada piket pagi." Dimas mengambilkan lauk juga. Dimas dan akan berangkat bersama, dimas selalu mengantar hingga masuk ke kelas. Mereka berjalan kaki karena sekolah Akasia masih di dalam komplek. Setelahnya, baru Dimas berangkat bersama Fadil, teman sekelas sekaligus sahabat sejak kelas dua SMP.
"Bunda nggak sarapan?" tanya Sakura.
"Udah tadi. Nih, lagi ngeteh santai," sahut Dona. Padahal, ia belum sarapan. Seperti biasa, menunggu semua warganya makan dan berangkat beraktifitas, baru ia yang makan.
Dona memberikan uang permintaan Sakura. Putrinya itu tersenyum.
"Kak, Bunda dapat surat dari sekolah, besok rapatnya. Bunda boleh datang?" Sakura diam. Lalu menggeleng.
"Ayah aja ya, Bun. Rapat kenaikan kelas doang kok, Sakura masuk IPA, kemarin pengumumannya. Bunda nggak usah hadir."
"Kenapa? Bunda pingin lho, Kak lihat sekolah Kakak yang selesai renovasi, terakhir bunda ke sekolah kamu pas kamu kelas tiga SMP."
Sakura lagi-lagi diam.
"Ayah aja ya, Bunda, Bunda di rumah aja. Kakak berangkat ya, bye, Bunda!" Sakura mencium punggung tangan bunda dan menuju ke mobil temannya yang sudah menunggu di depan pagar rumah mereka.
Dimas dan Akasia pamit kemudian, terakhir, suaminya sambil melambaikan tangan dari dalam mobil.
Dona berjalan ke dalam rumah dan menatap hidangan yang berformasi seperti biasa. Ia menghabiskan sisa sarapan Sakura dan Mario. Sedangkan Akasia tumben menghabiskan sarapannya.
'Sakura kenapa ya, masa Bundanya nggak boleh ke sekolah.'
Dona berpikir sendiri. Ia akan coba mencari tau jawabannya pelan-pelan.
Bersambung,
Warning! Akan ada beberapa adegan kekerasan dan adult content. ________ Dia dijuluki The Black Wings, seseorang yang tak segan membunuh bahkan menyiksa korbannya. Dastan, seorang keturunan Mafia yang juga mata-mata, harus bertemu dengan gadis cantik bernama Dara yang merupakan jaminan orang tuanya kepada ayah Dastan dan terpaksa tinggal di rumahnya. Dastan benci dengan keberadaan Dara karena dianggap sebagai simpanan ayahnya. Nyatanya tidak. Setelah Dastan mengetahui fakta yang perlahan terkuak, ia mulai bisa menerima keberasaan Dara yang ternyata, sudah menyimpan perasaan sejak bertemu dengan Dastan walau perbuatan lelaki itu kasar kepadanya. Kisah mereka tak mudah, halang rintang bahkan kematian menjadi ancamannya. Bisakah mereka bersama, mampukah Dara menarik tangan Dastan keluar dari duia kegelapan dan mencari cahaya terang dengannya atau mereka rela melepaskan tangan masing-masing tentunya menjalani takdir yang tak dianggap tidak akan pernah menyatu?
Perasaan cinta luar biasa diwaktu yang salah, juga perburuan akan hausnya tantangan dalam suatu hubungan semakin mengikat erat. Kepura-puraan perasaan semakin giat untuk saling menutupi rasa yang sebenarnya tampak begitu besar hingga tak mampu terbendung. Ini bukan perkara Drama Rumah Tangga biasa, ini tentang dia yang terus masuk ke dalam rumah tanggaku saat diterpa prahara besar. Dia yang berjiwa muda, menggebu menembus raga dan hatiku yang kalut. "Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" Tatapan mata sayu itu begitu memikat. Ia semakin mendekat lalu terkekeh sinis. Aku menatap ke netra mata coklat itu tanpa ragu. "Kamu, butuh aku, kan? Di sini?" tunjuknya ke arah dadaku. "Seorang istri kesepian yang dikhianati suami? Cih! berhenti berbuat bodoh. Kita juga bisa melakukan hal yang sama!” ujarnya. "Pergi Kelan. Aku bisa merebut suami ku lagi dari dia!" bentakku. Namun, tatapan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh rasa cinta. Ia berlutut, memeluk erat pinggangku. "Aku mau kamu, Via. Kamu—" lirihnya. Perlahan aku terbuai dan hanyut dengan kata-katanya, ia pria muda namun bersikap begitu dewasa. Menemani hari-hari di saat kemelut rumah tangga sedang dihadapi karena suamiku berselingkuh. Apa aku sanggup menjalani ini, saat ia terang-terangan ingin merebutku?
#Ini kisah awal mula judul : Pras and his destiny, Duda kesayangan Gladis, dan Senandung Rasa (on going).# __________ Mendapati jika suami berselingkuh dengan cinta pertamanya yang ternyata, sudah berlangsung lama, membuat Aira merasa bodoh dan tertipu. Hidup dan hatinya hancur, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kelakuan suaminya itu. Tapi, sosok lain datang dan mengatakan jika ia tidak salah. Maka, rencana balas dendam dengan cara yang elegan, Aira jalankan dengan bantuan banyak orang yang mendukung. Termasuk satu pria yang muak melihat permainan Awan dan Amanda sang pelaku perselingkuhan. Apakah Aira bisa menjalankan rencananya dengan lancar? Lalu, apakah Galang, sosok pria yang menaruh kagum kepada Aira mampu membuktikan jika ia bisa menggantikan Awan yang bejat?
"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? *Bisa membaca judul Silent lebih dulu untuk tahu siapa Pandu & Zita, ya, supaya nggak bingung, sebenarnya tanpa baca Silent juga nggak apa-apa, karena Buthor akan kasih beberapa clue, juga jadi judul tersebut, kok, Terima kasih.*
Seorang Chef juga model seksi terkenal bernama Drew mendadak menjadi dekat dengan Jena mantan food vlogger dan pemilik kafe di New York, setelah Jena mengomentari penataan makanan Drew yang bagi Jena buruk. Perlahan mereka saling tertarik namun, keterlibatan beberapa orang menjadi penghalangnya hingga membuat Drew pergi setelah Jena menyerahkan mahkotanya dan membuyarkan rencana pernikahan di depan mata. Mampukah mereka meluruskan kesalah pahaman dan kembali bersatu setelah Drew perlahan sadar akan kesalahannya?
"Kau harus membayar utangmu sekarang juga," desis Lucas, matanya dingin seperti es. Flora terpaku, tak bergeming, dadanya sesak. Hutang? Hutang apa? Sebuah perjanjian hutang antara mendiang orang tua Flora dengan Lucas, yang kini berakhir mengikat Flora dengan pria yang baru dikenalnya malam ini di pesta lajang sahabatnya. Menjerumuskannya dalam lingkaran neraka. Flora tak pernah tahu orang tuanya berhutang pada seorang pria kejam, berusia lima belas tahun lebih tua darinya, pemilik Perusahaan Blackwood tempatnya magang sebagai staf marketing. Lucas, pria yang tak kenal ampun, menuntut pembayaran detik itu juga. "Jika kau tidak bisa bayar nominal utangnya, tubuhmu untukku malam ini!" tegas Lucas, menarik tangan Flora masuk ke kamar hotel.
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.
Frans mahasiswa kedokteran berprestasi harus ikhlas meninggalkan bangku kuliahnya setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan lalulintas yang merenggut nyawa keduanya. Frans yang menjadi tukang punggung keluarga dengan memikul beban dua adik perempuannya Shireen dan Siska. Frans bekerja sebagai penyanyi di club' malam dan penyanyi di pesta pernikahan. Sampai akhirnya ia dilirik mamih Mega owner club' malam tempat ia bekerja untuk menjadi pria penjual Cinta. Dimulai kah petualangan Terong Jumbo Frans dari satu pelukan ke pelukan wanita lainnya. Sampai ia bertemu dengan Fira, gadis yang menyewanya untuk merenggut kesuciannya. Merekapun jatuh Cinta. Namun ditengah hubungan mereka Frans menikahi Anjani.
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa 21+ Carmen Adelia Giovanni (26) harus menelan pil pahit setelah memergoki kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Kemudian ia memutuskan untuk pindah ke kota lain untuk menenangkan diri dan mencari pekerjaan lain. Ia melamar pekerjaan di perusahaan Johnson Corporation dan diterima menjadi sekretaris di sana. Alexander Felix Johnson (31) CEO arogan yang kembali ke kota kelahirannya ketika menemukan gadis yang menarik perhatiannya berada di kantor milik keluarganya. Akankah Alexander Felix Johnson berhasil memiliki Adelia Giovanni untuk menjadi kekasih sekaligus istrinya? Dan bagaimana reaksi Adelia ketika mengetahui bahwa Alexander adalah laki-laki yang membawanya malam itu?