h tujuh. Mario sudah pulang kerja. Tak lupa ia menyiapkan air putih hangat untuk suami ter
um keluarga ku
IN
menghampiri
yah?" Dona mengambil sepatu kerja suamin
o celingukan mencari k
penuh harap. Raut wajah suaminya itu s
nyum-senyum. Lelaki empat puluh satu tahun
Mario. Suaminya itu mencolek hidung Dona. Mario m
" Mario menci
ewangi mahal yang gak apek di baju walau huj
i itu. Salah satu daya tarik untuk Mar
ona. Mario menjawab d
i sama bayar study tour Akas nggak bun?
g ya yah. Dan itu, ta
n meminum air putih hangat di ruang
ecahan toples beling yang dim
in pulang kan. Terus gimana Akas sekarang. H
akang Mario. Pintu dibuka. Tampak Sakura sedang mendampingi Akasia
io pelan. Kedua m
alo ada ayah"
ah kelas tiga SD itu m
l Dimas. Mario duduk di atas ranjang setelah Sa
kan cupang kamu yang cuma segede jempol kamu. Cupang pake toples bekas selai
a berarti nggak usah main ikan cupang, Akas"
?" Mario menatap satu persatu anaknya. Semuanya kom
apa kalian" ki
bersemangat. Dimas mem
sahu
u boleh? Baju baru juga bol
enghitung berapa uang yang harus
nggak lihat tuh lemari" Dimas ber
rio. Sakura langsung menggerutu
leh dan berjalan kearah Dimas ya
say
orang tuanya. Ia menarik tangan Dona
rwarna putih ketangan Dona. Wajah Dona bingung
en nya" Dimas cengar cengir. Dona membuka d
iru tua dan yang satu bermotif garis-gari
mana nak?" Don
bunda. Bun
amu nggak nakal ka
al. Tenang bun, bunda pake. Kita mau ke Mall
gil Dona. D
ang. Tapi jujur dong ke bu
ak sekarang" Dimas membuka
s. Tak perlu dicuci, selain tidak tepat waktunya,
h didalam rumah untuk mengecek kompor dan mesin air
k badan. Semua menatap terkejut
atu teplek andalannya terlihat menyatu dengan pakaiannya. Tas selemp
gil Mario. Dona
rio seperti melihat D
eceh banget"
siang habis beberes lemari baju. Tas ini hadiah dari kamu sepuluh tahun lalu ayah" Dona lalu
bunda baru pake baju kaya gitu aj
i depan sebelah ayahnya yang menyetir
*
a
Mereka makan dulu sebelum olahraga k
tak bersisa. Ia akan bilang 'Sudah makan' atau 'bunda
gia. Ia suka sekali dengan makanan itu. Bahkan kakak-kakaknya memberik
menggendong Akasia, karena
. Sakura langsung menuju ke tempat celana jeans
um punya warna
ab Sakura. Dona sengaja melihat harga c
m ratus ribuan. Dona me
ayaknya. Atau nggak itu tuh,
." Jawab S
bun" lanj
Dona hanya bisa gr
narik pergelangan tangan Sakura. P
ja bagus-bagus kak. Ada warna abu-abu juga
engan alasan kalau barang diskon ini bah
. Namun Rajukan Sakura
celana aja ya. Baju engg
ura begitu menjengkelkan. Dimas me
Punya mata nggak lo buat
li celana ini. Kenapa lo! Sirik. Bilang bossss" Sakura meleng
kan Dona dan menghampiri ayahnya. Mengad
enyum dan tetap berjalan ke arah ka
Dimas yang menggendong Akasia memberi tau kalau adiknya boleh beli dua. Akasia mengangguk. D
ng mau diganti? Beli tiga ya"
is nanti. Dimas mau kamu bel
itu lagi diskon. Mau?" Dona sumringah ji
anya Dimas dan Dona y
Mall. Ia memilih beli di pa
buka dompetnya. Tersisa uang
ta untuk menyicil hutang ke Silvi. Sisanya un
. Duduk diranjang bersama istrinya yang
pa bun?" T
hutang ke Silvi ya. Satu setengah buat
bis berapa emangnya?
oma emp
apa si. Apa kita terlalu manja
ra nggak sekuat Dimas. Dia iri lihat temen-temennya. Wa
i baju? Malah D
a beli kancutnya Akasia. Siapa tau ada gambar ultramen" Dona terkekeh. Mario me
ini. Biar dia mau ngambek kaya apapun. Kamu nggak bisa ngalah terus Dona. Dia anak perempuan kita yang h
terse
ng." Jaw
i inget waktu dulu. Waktu pertama kali kita ketemu di
nalan sama aku lewat Aninda. Sok-sok
ri dimana sosok wanita dihadapannya itu menjadi penyem
au nggak kal
t suaminya. Ia lal
fokus ke anak-anak dulu
ap bahu Dona yang tak pernah lelah menopang beban h
a lihat wajah anak-anak senang kita ajak ke Mall. Terim
aku kerjakan untuk i
ndapat tenaga baru untuk menyambut hari e
sam