toilet, tak sampai masuk ke dalam,
gis?!" tany
bilang alasannya k
ng tidak beres. Ia mengh
kamu?" Nada bicara Diko pelan. Sara
ncurin aku tanpa aku tau apa kesalahan aku ke kalian semua." Sarah menatap lekat Diko dengan berani. Seseorang berjalan ke arah lorong toilet, mau tak mau Diko harus
udah Russel lakukan ke kamu, tadi." Begitu beraura dingin.
lahku, Diko? Aku juga tidak mau pernikahan ini. Aku ingin mengejar cita-citaku di saat Papamu merampas semuanya. Dan... kamu membunuh anak di dalam rahimku. Itu hal yang h
imana jika anak Juan, hah."
tau aku hamil, entah anaknya atau anakmu. Dia akan membawaku lari darimu. Iblis." Sarah bergerak, ia be
ia berusaha melepaskan genggaman t
ga akhirnya lepas dari semuanya. Pria itu mengemudi dengan kecepatan tak terkira, Sarah hanya berdoa jika
rumah, menaiki anak tangga hingga ke kamar. Sarah menangis histeris di dalam kamar mandi, ia menguncinya sata Diko menggedor-ge
. Tangannya memutar knop pintu, ia berjalan ke arah lemari, mengambil baju tidurnya sebelum kemba
m, ia berjalan ke meja rias, melepaskan jepitan rambut kemudian merapikan dengan lima jema
, jika seperti ini, rencana bisa buyar. Pria itu berpikir keras, pura-pura tak akan mampu ia lakukan, ia akan merasa mengkhianati Abel, tapi,
*
ke kiri, Diko masih terlelap, dengan tangan memeluk pinggangnya. Sarah bera
mbekap mulutnya, dan membawa Sarah ke ruang cuci. Pria itu melepaskan bekapan, Sarah be
Sarah diam, ia berjalan ke ar
n memeluk Sarah. Erat, mendekap tanpa
up lama kening Sarah. Wanita itu menampar Russel, itu kesempatannya untuk membayar pe
ak dengan Russel. Ia memegang dada kirinya yang berdetak hebat, perlakuan tadi, ia ingin
*
buat sarapan, kali ini roti bakar dengan selai nuttela. Diko tu
Sarah meletakkan cangkir kopi ke hadapan
n ke rumah adek sendiri." Li
sembarangan." Timpal Diko. Russel diam, ia men
gatel mau remas." Vulgar, kata-kata itu
o meraih tangan istrinya, ia beranjak, dengan santai mencium bi
i Sarah. Wanita itu melangkah dengan cepat. Hingga terdenga
kemarin. Di saat dia baru gugurin kandungan dan Tyo maki-maki gue di telepon. Mau lo apa, Russel!" Di
hnya tegang, rahangnya mengetat. Bahkan, saat d
h Sarah ke Diko. B
lam k
enatap Sarah lekat. "Bisa antar makan siang ke kantorku? Aku
kretaris kamu?" Sarah masi
ku mau kamu
akan siang kamu. Bukannya nanti muak lihat aku terus. Lebih baik
r hidupku." Diko beranjak, membuka pi
k-capek." Lanjutnya. Sarah diam, ia berjalan keluar k
*
ginya, hingga jam makan siang berakhir, Sarah tak muncul. Ia me
am saat melihat Sarah sedang membuat sesuatu di dalur, memakai celemek di pinggang, den
napa nggak kamu ant
ntang. Di panci lain, sudah ada soto ayam. Perut Diko ke
ak?" tany
ah menjaw
?" Diko menatap ke a
ban Sarah
kursi, ia duduk sembari melipat kemejanya hingga ke siku. Sarah tak bicar
siram ke kaki aku, cukup sop yang Mama kamu bua
ra, nggak diam terus," uja
iko, mendadak uring-uringan sendiri, karena setiap ia m
yo mendadak muncul, untuk mengantarkan obat penenang seusia janji,
g?!" tanya Diko tak san
arah. Wanita itu berjalan ke dapur, mengambil air minu
puk ruang TV, meraih botol obat yang b
dara segar? Jangan di kurung terus di rumah ini."
mbaca botol obat itu. Tyo tersenyum kecut, ia mengan
rinya, tangan Diko meraih jemari Sarah, kembali
Sarah mencoba protes dan menol
ita hanya ti
sam