n cerita itu series." Gumam Pandu yang sudah merebahkan diri sembari memeluk guling. Sedangkan Zita,
ntai. Pandu berdecak seraya memejamkan mata. Ta
justru melempar guling lalu merapatkan diri ke
emejamkan mata. Zita yang susah payah menghindar, kalah juga, karena tak lama justru
i h
an motor milik Pandu, ia membeli sarapan di dekat rum
membeli sarapan ketupat sayur padang
penjual yan
ebelah rumahnya - Maya - dia
aya, beli
berangkat juga hari ini kan? Baren
ak tanya-tanya, K
h ikut arisan grup kita belum? Kalau belum daftar ya
deh, Kak, nanti daftarn
Kamu nanti kalau butuh apa-apa, ke rumah aja ya, ditingg
erikan uang lalu pamit duluan ke Maya yang masih mengantri. Ja
Pandu tidur sama aja kayak bangunin orang pingsan. Zita menyiapkan sarapan untuk keduanya, tak lama, Pandu keluar dari kam
arapan udah siap." Celetuknya sembar
dalam dadanya. Berbeda dengan Pandu yang sudah bercukur sehingga wa
nya, lalu duduk di kursi, menyesap teh hangat lalu makan. Zita d
e celana pendek doang juga, hih." Zita kesal, ia berjalan ke kamar. Menghentakan kaki ke l
akaikan kaos ke suaminya yang masih diam
mi Kak Maya? Nanti tuh ke ka
Zita ngalah, ia menikmati sarapannya, hingga
al. Pandu masuk ke kamar sembari berbicara dengan seseorany di telpon. "
Keluarin seragam warna orange. Perintah Pandu begitu pelan. Zita m
panik, ia dengan santai melepaskan kaos dan celana pendek, membuat Zi
ra dengan rekannya di ponsel. Pandu mendekat, Zita mengerjap pelan. Suaminya
elempar ponsel ke ranjang, lalu memeluk Zita erat. Wanita
ona C, doain semu
e
k berkata apa pun. Pandu melepaskan pelukannya. Ia kini duduk di tepi r
selesai aku urus. Ada kesalahan pemasangan beberapa pipa, anak baru di minta koo
kalau naik motor jangan ngebut-ngebut, nanti aku ajarin setir mobil juga. Sori, kam
membalas dengan seny
atu dari kamu, Zi
pa
ta diam sejenak, men
g hati-hati juga, jangan bercanda terus, jangan galak-galak sama anak buah.
ya itu yang begitu erat memeluk pinggangnya dengan mata terpejam. "Tapi, r
ak
aduh tapi tidak melepaskan pelukannya. "Le
mendongak. Zita hanya berdecak sembari manyun-manyun. Pelukan terlepas, Zita melesat berjalan ke
anggilnya. Ia buru-buru menyelesaikan member
-teriak, kayak di
emputanku udah dateng, aku berangkat, ya." Ia berdiri, Zita mengangguk.
eluk Zita sembari menghirup aroma wangi istrinya itu. Diciumnya ken
lagi, ya. Hati-hati di
a dengan adanya Pandu. Setelah menikah, Pandu meninggalkannya sepuluh hari, dan di rumah lima hari. Tapi sekarang, s
Pandu tersenyum, Zita menjulurkan lidah mel