bunyi. Ia beranjak dari jongkoknya, berjalan ke dalam rumah. Nama Pandu t
ta sebelum Pa
ain?" Sapa
uara itu lagi setelah tig
di sofa ruang TV plus ruang tamu. Semua jadi satu pokoknya. Maklum, r
annya? Rusak? Ada b
semalam pad
aan sama tanaman kam
asih tau kamu aja sema
ing
gga
a Mas Pandu, hm?" Lalu terdengar tawa Pandu yang begitu puas
Pandu setiap hari walau ngobrol lewat video call aja. Menurut Zita gitu, tapi
lanjut berkebun." Ambekannya kumat. Dasar masih kecil
amu rindu suamimu, kan?" Pandu tertawa lagi
a A, ada kru kepeleset segala, kepalanya bocor. Aku mesti kencengin kaitannya, eh maksudnya baut, yang u
ali ini Zit
g pengaman yang di ikat ke pagar besi, biar pas ombak
gkan bahaya yang akan
li kamu rasain, kan, Mas? Kamu
i kali in
kan kening. "
awab kalau kamu sampai kenapa-kenapa di sana, misalnya aku nggak bisa fokus jaga diri dan fok
mat karena istriku nungguin aku di rumah. Aku juga berdoa
pat. Jantungnya berdebar tak karu
-lagi Pandu meledek. Decakan Z
beli?" Pandu mencoba
di sini. Aku jadi kayak anak ilang yang diurusin orang lain,"
mereka. Terus, ikut kegiatan mereka, n
-catat logistik, besok ada santunan anak yat
rcerita, membuat kerinduannya pada Zita dan rumah semakin menjadi-jadi. Mereka seperti orang yang PDKT pada umumnya, P
Zita mengakhi
sibuk, Kan? Nggak perlu
a sempat bahas tentang pangkat-pangkat kerja, apaan sih maksudnya?" tan
pemula yang belum tau banyak tentang Rig dan semua tentang life at s
a mencoba paham. Sisanya ak
Mas? Tidur aja kalau ngantuk." ujar Zita. Ia tak mau Pa
h bangun dari j
gan nada bicara Pand
dari nada bicaranya, beda ban
u. Pandu duduk di atas ranjang, memeluk guling sambil menata
am hati dan pikiran rasanya campur aduk. Aku mau pulang saat itu juga, takut kamu ketakutan karena mati listrik, hujan juga lebat
nangis? Kok diem aja?" tanya Pandu khawatir. Kemudian tawa
idur, sampai akhirnya listrik nyala lagi. Aku nggak pa-pa, cuma sepi aja ka
nya istri yang juga harus aku aja, bukan cuma jaga Rig dan diri aku juga. Tapi
ti itu, ia menghargai kerja keras Pandu, hingga rasa khawatir s
n awan gelap. Zita melihat ke tanaman-ta
lang? Sesuai jadwal
juga tak karuan ia rasakan. "Mudah-mudahan sesuai j
lagi, udah nggak ada ba
ta ditemenin tidurnya
duanya kembali saling bercerita, membahas banyak hal hingga berakhir satu jam kemudian, itu
sabar ingin pulang, ia ingin mengajak Zita jalan-jalan atau sekedar makan diluar, m
ggil ke anjungan oleh atasannya. Ada hal penting yang akan dibahas. Suami Zita segera m
siap, berjalan ke arah anjuangan utam
ya bahas sama kamu," ajak Pak Ahmad, yang saat itu be
ruangan Pak Ahmad, pria itu
api mudah-mudahan istri kamu nanti paham dan
ambu
a apa
__
au iklan
nt
lipir ke karya Buthor di sana,
njang, ini diperpanj
KAFKA & RAMONA itu berlanjut sampai
h dong-dong, biki
link
om/novel/9e5YzNczY
an pa
. Kafka menoleh, menatap
?" tanya Kalula
, ada apa ini? Maka Mona-lah yang mulai menatap
n, Mual,"
demam?" tanyanya. Kafka mengangguk. Lalu bergan
embuh, nggak boleh sakit, Papa..." Kalula kembal
a?" pelotot Mona. Kafka diam, mendapati istrinya bertany
, pagi tadi aku makan
dah tau punya kolesterol tinggi, itu makanan nggak bisa kamu ma
g si dongdong ini ngeyel." K
no masa bodoh. Ia kesal, karena Kafka ngeyel dan akan b
. Cuma takut kamu sakit parah. Kamu nggak takut kena serangan stroke! Kafka, susah banget dibilangin
enapa-kenapa sekarang." Sontak semua mata menatap ke arah si
a. "Ayo anak-anak, temenin Om makan," ajak Devano. Mereka berjalan keluar kamar, setelah pintu tertutup, Mona mulai mel
basahi wajah Mona. Kafka yang pusing semakin pu
afka terulur. Mona sesengg
ergetar naik turun, Kafka berusaha bangun, tapi tak kuat karena rasa pusing di tengkuk juga kep
ak sampai panik. Maaf sayang," ucap Kafka s
, menghapus air matanya lalu membantu Kafka
pai sesuatu yang buruk terjadi, aku juga nggak mau, Kaf," Mode manja
siang, Mon." lanjutnya, Mona mengangguk. Wajahnya mendekat, menge
sakit apa?" tanya
aku kurang istirahat, jadi vertigoku
h." Mona duduk di pinggir ranjang, menggenggam
___
n part
komunikasi dengan keluarga besar baik mendiang papa atau mama Ramona. Ia tak peduli dengan mereka,
ah suasana mereka makan, datang remaja seusia Kalandra. Ber
Remaja itu mengangguk, gad
Kalandra hanya mengangguk. Ia jengah, karena merasa sikap remaja itu tak sop
gue dan lo ganggu dengan hal kayak gini." Ucapnya ke
mit, duluan Kal," pamitnya. Kalandra mendengk
ng-mentang ganteng, Mas, sekalinya di
, deh
mel ke gerombolan cewek-cewek yang bisik-bisik nyebut Mas Kal,
Mas Kal, Dek
anjen, suka tebar pesona gini-giniin rambut
ada jejeritan. Katanya, 'aduh...sama Adeknya gemes banget, gimana sam
a jejeritan kesal, dan, di meja tempat mereka berempatlah semua keributan itu terjadi. Tampak saling terbuka, tertawa saat bercerita. Membuat semua karyawan restoran