a
ah, biasanya ia minum suplemen vitamin c, agar mengembalikan kondisi tubuhnya agar tidak ngdrop sewaktu-waktu. Agni berjalan di trotoar sambil menatap lampu-lampu
a tahu siapa pemilik mobil mewah itu. Pemilik mobil itu adalah
gn
ra
an mengantar kamu
aik bus way sa
hati terhadap semua orang yang baru dikenalnya, apalagi l
saya, saya hanya ingin membantu kamu, kebetul
jakan Bram, hatinya seperti terhipnotis, padahal ia tidak pern
ucap
i. Agni memasang sabuk pengaman sementara Bram kembali menjalankan mesin mobilnya.
na baju kakunya yang tadi sore yang ia lih
ya
lihat san
saja. Saya percaya bahwa dibalik kelelahan saya, ada orang yang berdoa sep
p, ia lalu menoleh menatap Agni. Kata-
am, ia mengalihkan pern
iap pulang kuliah saya langsung ke
kepada Agni. Bram ingin Agni nyaman di dekatnya, jujur ba
ud
dimana rumah Adam. Bram pernah adu tinju tepat di depan
karena saya hanya perlu jalan kaki saja dari
ti tepat di pinggir jalan. Agni melirik B
kasih" u
sama, isti
ya
menelfon kam
ehingga wajah tampan Bram terlihat jelas. Agni menoleh kear
erima kasih member
sama
sedetik kemudian mobil itu menjauhinya. A
***
rti teriris melihat kebahagiaan itu. Ini tepat seminggu berlalu, pesta pernikahan Adam dan Melisa.
g di alaminya. Bibir Bram terangkat, ia akan membalas dendam perbuatan Adam. Bram mengepalkan tangannya, ia melempar gelas kaca itu dengan penu
mbiarkan kalian bah
tidak akan bahagia, me
arkan kalian bahagia" ucap Bram, s
h ...
a lalu melemparnya ke di
hubungan Adam dan Melisa. Mulai dari menjatuhkan posisi jabatan Adam, menghasut orang tua Me
mpat Bram, raha
er ponselnya, ia mencari kontak Agni. Jujur ia tidak pernah menghubungkan wanita itu sejak, mengantar Agni pulang kerja. Kini ia tahu
am masih menunggu sang pemili
a h
lik suara lembut itu
apa kabar" u
ni?" Tanya Bram berusaha tenang, pa
k ju
u bekerja?"
aja. Saya ma
kamu pulang?
jam
saya akan menjemput kamu" ucap Br
annya. Bram menegakkan tubuhnya, mengambil jaket kulit di lemari. Bram mengambil kunci mobil di nakas dan mel
**