a
yang sangat pas di tubuhnya. Agni melirik jam melingkar di tangannya, menunjukkan pukul 07.32 menit. Jam 09.00 nanti, ia ada M
m kerena nasi goreng favoritnya telah tersedia
dan diteguknya air mineral itu, lalu disimpannya kembali gelas di meja. Agni mengambil
alam, setelah dari kampus
ucap
dewasa. Ibu percaya bahwa anak-anaknya tumbuh kua
ing tulang, sebagai buruh lepas dipasar, untuk membiayai pendidikan anak. Makan hanya sekedarnya saja, bahkan hanya makan nasi dengan sayur saja itu sudah cukup, jarang sekali makan ikan atau dagin
sianya tidak muda lagi, rambu
" ucap Agni lalu meng
hati
ang ibu, dan ia lalu melepaskan pelukkanya,
iya, ibu selalu
a,
gi menoleh menatap sang ibu yang memandangnya dari
***
Gani memang tidak ingin mengikuti organisasi kampus, ia hanya ingin fokus kuliah dan menyelesaikan mata kuliahnya de
ribadi, Agni lebih baik mencari uang sendiri. Bermodal wajah cantik serta tubuh ideal, Agni di terima sebagai pramuniaga di salah satu butik terkenal. Bosnya tidak mempermasalahkan ia berstatus mahas
apalagi untuk berbagi dengan pacar. Ada beberapa teman kampus mencoba mendekatinya, tapi Agni sama seka
dalam pikirannya. Agni tidak ingin berlama-lama di dunia kampus. Ia akan mengikuti jejak Adam, Adam sudah menasehatinya berkali-kali
lu menuju satu tujuan dan lalu meraihnya. Bukan seperti kap
***
pas tubuhnya, inilah pakaian kerjanya sehari-hari yang disiapkan oleh tempatnya bekerja. Agni menatap penampilan
perusahaan agar konsumen yang berbelanja puas dan kembali ke tempat itu kembali. Setelah mel
ekin itu. Semua aksesoris di menekin, telah terpasang sempurna. Agni tersenyum apa yang ia lakukan. Mane
di sisi matanya. Laki-laki itu membuka kaca mata dan lalu menatapnya. Agni terdiam sesaat, karena sepasang
el telah melayaninya. Agni lalu kembali mencatat FIFO
a saat
ncarikan kemeja
ludah menatap wajah tampan, dan berahang tegas itu. Mata tajam itu menatapnya, jantung Agni meraton iris
u saja di counter meja. Ia lalu
u saja" u
ya menuju pakaian laki-laki,
***