b
yangi kamu"
epadanya. Agni memandang iris mata Bram. Bram menyayanginya
tangan Agni. Bram menye
ngingink
kata-kata cinta yang barusan ia dengar. Menginginkan dalam konteks lain, s
dada kirinya. "Kamu bisa merasaka
am, berdetak seirama. Agni tida
iap menemani hari-hari indah kamu. Saya akan menjadi pelangi, memberi warna di ke
a-kata Bram membuatnya sadar akan cinta. Ia akan memilih orang yang mencintainya
ya tangan Bram, ia lalu men
ntai saya. Saya memilih kamu, dan saya yakin kamu laki-lak
a Agni, "Terima kasih kare
ntai saya"
ya
hagia, "Saya juga
ngi langkah Bram, ia memandang Bram membuka hendel pintu. Bram memperlebar daun pintu untu
inasi warna abu-abu gelap. Ruangan kamar Bram begitu luas, berbeda sekali dengan kamar miliknya yang
r saya" u
ta, yang saya ajak masu
m melangkah mendekatinya, ia mengelus wajah cantik
kamu tidak mau, kamu bisa keluar dari kamar saya. Saya hanya ingin k
atkan wajahnya, hingga hembusan nafas itu terasa dipermukaan wajahnya. Bram maraih tengkuk
rapa detik Bram menunggu, Agni tidak ada tanda-tanda untuk menolaknya. Agni j
kamu" ucap Bram dis
****
am ke
sempurna dipinggangnya. Agni melihat tubuh bidang Bram, tubuh itulah
kepala Agni. Agni senang ketika setiap kali Bram men
lembab Agni. "Terima
sama-
uatu untuk ka
a i
disini s
ya
mbuka lemari otomatis. Bram membuka brankas dengan nomor kombinasi. Bram mengambil uang
n lalu duduk di samping Agni. "S
a ju
am, menyerahkan sebuah a
hi, ia seakan tidak
ah" uca
coklat itu, ia tidak pe
karena kamu telah mela
ya apa yang Bram katakan. Melayaninya dengan baik? Oh Tuha
a Bram telah menjebaknya dengan rayu-rayuanya. Agni baru menyadari bahwa Bram benar-benar merendahkannya. Agni ingin menangis mendengar ucapan Bram. Bram mempermainkkanya, Bram mengangga
tap Agni, ia melang
ng. Saya akan memanggil kamu, ji
l
ya bergetar penuh emosi, ingin sekali m
**