a
g di dunia Bra
t seperti ini. Jujur Agni tidak tahu siapa Bram, ia juga tidak pernah mencari tahu apa pekerjaan Bram sebenarnya. Laki-laki itu tiba-tiba datang kepadanya, perlahan mulai mendekatinya. Agni tidak tahu, apa maksud Bram mendekatinya. Ia juga bukan jenis wanita populer, ia hanya wanita biasa
n piano itu terdengar ke segala penjuru ruangan. Bram menegakkan
ya ke arah Agni, "Mari k
" ucap Agni jujur, ia mem
engajari kam
kkan tubuhnya dan menatap wajah tampan Bram. Hembusan nafas Bram terasa di permukaan wajahnya. Bram
mengikuti langka
lah memeluknya. Agni dengan berani, mengalungkan tangannya
belumnya?" Tanya Agni, memecahkan
Bram, ia menatap iris
eperti kamu mengajak saya ketempat seperti ini,
ang ia pikirkan, wanita itu cerdas
k boleh berkenalan dengan kamu dan m
Tapi saya meras
gni, "apakah saya tidak boleh
tarik den
ya
tertarik terhadap saya?
aru saja mengenal kamu. Jika saya laki-laki yang ahli dalam berkata-kata, bisa jadi saya mengatakan kamu, wanita yang baik, cantik, sexy, dan bahkan kamu wanita itu idaman
ernah berkata-kata gombal kepadanya. Bram bukan jenis laki-laki berm
ka Agni menyentuh rahangnya. Bram memperhatikan setiap setiap inchi wajah Agni. Wajah itu sangat simetris, hidungnya tida
lahan. Hatinya tiba-tiba berdesir, tidak perna
Bram, kata-kata itu meluncur
epada saya. Saya adalah wanita paling beruntung di d
emegang dagu Agni, "
apa yang kamu mak
yang tepat. Saya pikir kamu sudah dewasa menanggapi ucapan saya, tertarik dengan seseorang tidak memandang umu
ng menyatakan cin
tentu
Bram. Kata-kata Bram membuatnya hanyut dan ia bukan wanita munaf
at dan merapatkan tubuhnya, "Apak
ucap
secara halus, ia tidak langsung melumat bibir tipis Agni, karena ia tidak
elah menerima s
*