a
embatan Chanel, sambil menikm
a kita sepasang pengantin bar
"mereka tidak mengenal kita
sekali berboh
ereka semua tida
kamu mengataka
mpan, rambut gondrongnya sangat pas.
ya menyentuh
atkan tubuhnya ke arah wanita
mbuka topi hitam yang dikenakan Ali. Ali hanya diam,
ama saling menatap, dengan tatapan yang sulit di artikan. Ali meraih pinggang rampi
a itu sederhana"
ti apa yang kamu
dan tawa kamu seperti ini,
ng dikenakan Ela, dan ia biarkan jatuh ke lantai. Ali sepertinya tidak peduli l
tang David Beckham,
ereka aktor
mana penda
a berpikir, "menurut saya, merek
mpan, seluruh dunia m
dak sebebas kita. Mereka mungkin berpikiran betapa nyamannya menjadi kehidupan seperti kita, kita bisa melakukan apa saja, kemanapun kita pergi, dan kita tidak perlu berpura-pura menjadi o
ukankah banyak orang yang berlomba-lomba untuk menj
ah kita dan ini lah kehidupan kita. Hanya kamu dan saya menikmatinya. Bagi saya itu sudah cukup, tid
a yang Ela katakan. Apa yang
ersenyum, ia tidak bi
i bibir tipis itu. Ali memberanikan diri mendekatkan
a. Ela tidak percaya bahwa Ali mengecup bibirnya,
cium saya
kah tida
ciumnya seperti
utkan dahi
sedikit sekali, itu sama
ak sopannya, dan akan menamparnya ketika ia melakukan itu. Karena ia tahu, ini adalah awal pertemuannya dan ia tidak
r, jika ia mau sudah dari tadi ia mencium wanita itu hingga kehabisan nafas. Ali kembali
Sebelum wanita itu merubah pikirannya. Ali lalu meraih tengkuk E
sal bibir Ela, ia memberi akses agar menciumnya lebih dalam. Eka membalas kecupan-kecupan Ali. Ia sudah lama sekali tidak merasakan hal se
lepaskan pangutannya, ia mengatur nafas. Begitu
ati dan perasannya. Ali melepaskan kecupannya dan ia beralih ke kening E
h ia hanya menginginkan sebuah ciuman di kota romantis itu, ia hanya menikmatinya saja. Ta
***