A
fon. Arin berani bersumpah ia tidak bisa tidur, atas pernyataan Rafa tadi. Arin masih berpikir berulang kali, dan masih menduga bahwa laki-laki itu hanya bercanda. Tapi
terlalu dini memikirkan kata-kata absurd laki-laki dewasa seperti Rafa. Rafa terlalu dewasa untuk dirinya, perbedaan umur me
an wajahnya. Oh tidak, hari ini ia tidak bisa tidur, ia pastikan mata pandanya terlihat jelas. Arin bangkit dari
mpilannya, ia memilih dress berwarna kuning, berleher sabrina. Ia membiarkan rambutnya t
Arin memilih duduk disudut ruangan, menghadap kolam renang.
atinya. Pakaian yang ia kenakan begitu simpel, hanya kaos putih dan celana adidas hi
hadapan Arin membawa trey beris
dahal saya sudah menunggu kamu u
ucap Arin, padahal ia sama sekali tid
pilan Arin yang begitu fresh dan cantik. Ditambah d
ucap Rafa lalu menyesap secangkir
mengalihkan tatapa
amu mau kemana
mana. Tahu sendiri, saya tidak punya pasp
s paspor Arin yang hilang, "Saya hampir lu
ucap
salnya ke Royal Grand Place , atau kamu punya ide l
ja, saya juga penasaran denga
juga" Rafa
aan kamu? Apa s
n saya mengundurkan pertemuannya hingga besok
o kita bersiap-siap untuk ke
ah Rafa, meninggalkan sar
**
ang, ia harus melampirkan surat kehilangan dari kantor polisi terdekat dan
wajib mengunjungi tempat ini. Ini merupakan tempat terindah di B
upa Arin dan Rafa mengabadikan foto mereka berdua di ruan
Rafa dapat merasakan tangan lembut Arin. Rafa sengaja menyentuh tangan lembut Arin
an itu. Bersama ratusan turis lainnya. Arin merasakan
a Rafa, ia menatap
h keturunan pakistan, dan kulit putihnya di turunkan oleh sang ibu.
empunyai sifat serakah seperti ini. Ingin mendapatkan kedua
yang tidak senang l
amu suka traveli
malah" ucap A
masih menggenggam erat jemari Arin,
India paling jauh L
uga ternyata, kamu a
ngannya, dan kembali melirik Rafa
negri, hanya untuk urusan kerja, saya sering bolak balik Dubai, New Y
salah satu negara yang ingin saya kunjungi. S
an untuk liburan seperti impian kamu. Saya hanya tidur di kamar hotel selebihnya d
hanya tidur dikamar hotel. Ckckckc saya tidak
ertawa, "Kamu
tidak akan mikir dua k
ana" Rafa mengedipkan
k, ia terpana, menatap Ra
**