A
jatuh di tubuhnya. Setelah berlama-lama menikmati air itu, ia lalu menyudahi ritual mandinya. Rafa lalu mengambil hand
k memesan makanan. Rafa semakin penasaran lalu berjalan menuju pintu utama. Rafa membuka hendel pintu, dan ia terdiam sesaat, ia menatap Arin te
melangkah semakin mendekat. Ia tidak tahu harus ber
l sesugukkan, tangisnya sep
fa lalu menarik tangan kuru
stabil seperti ini. Di tambah ia tidak mengenakan pakaian, hanya handuk yang menutupi tub
terjadi" tanya
jemarinya, lalu menatap Rafa. Terliha
tas saya hil
g. Paspor dan, visa pelajar saya hilang sem
in panik karena kehilangan kartu-kartu penting miliknya. Rafa lalu duduk disam
ap Rafa, mencoba
m tas saya itu penuh dengan surat-s
saya, bagaimana kronolog
, tiba-tiba saya menyadari tas saya lenyap tidak ada. Saya seharian mencarinya h
lbourne bukan berarti saya bilang disana tidak ada kriminalitas loh, tapi disana sedikit. Dan jangan samakan disini dengan di tempat kamu berada, ini
Bagaimana nasib saya"
a membiarkan Arin menangis, reflek ia lalu me
Besok kita urus ke kantor KBRI" u
rus". Tanya Arin, Arin dapat merasakan tubuh h
at menggoda, tubuhnya begitu bidang, perutnya rata ia yakini hasil olah raga teratur. Arin tertegun menatap tato di dada bidang Rafa. Tato itu bergambar
BRI, minta SPLP" ucap
a Arin, ia lalu men
alanan Laks
an rambutnya ditelinga. Lalu berjalan mengambil tisu di meja. Ia mengelap
ya. Saya tidak tahu harus bagaiman
selalu ada dalam pikirannya dari tadi. Entahlah apa yang ia pikirk
apa. Kamu s
lengkan kep
rjalan menuju lemari. Ia mengambil kaos
n Arin. Sementara ia sama sekali tidak mengenakan apa-apa, hanya handuk yang melingkar disisi pinggang yang me
bali menatap Arin, "Yasudah, kamu mandi dulu. Setelah
yum dan melangkah
melangkah mengejar Ar
angkahnya, kembali
ngambil kotak berwarna putih d
saya sudah membe
agia, "Terima kasi
sama-
**