A
ti. Rafa terpana menatap penampilan Arin, bukan pakaian itu yang membuatnya terpana, tetapi kulit pucat s
n kotornya. Ia tersenyum menat
saja" Arin
, diiringi oleh Arin menuju li
n kaki saja ya, mungkin daerah
ma disini hidup saya tergantung pada kamu. Kamu tahu
, sudah seharusnya
a kasih ya" ucap A
a, tapi kulinernya juga sangat terkenal akan jajanan kaki li
erkenal dengan jajanan. Lokasinya memang tida
rin untuk berjalan kaki merupakan ide yang bagus. Arin menunjuk salah satu g
deh, kayaknya e
tersenyum lalu melangkah mendekati
ngunjung lainnya. Makanan tersebut adal
Tanya Rafa, ia membuk
ingga tidak begitu nyambung di ajak berbicara dan bercanda. Ia hanya mengenal Dea, Dea lah menjadi pusat p
, ma
imana?" T
, manajemen bisnis, s
disana?" Rafa
ucap Arin
menikah?" Tany
ikah dengan saudara kandungnya sendiri. Jangan bilang bahwa Arin tidak tahu apa-apa tentang pernikahan ini. Mungkin sediki
i-laki yang sudah menikah?" Raf
ak ada cincin melingkar di ja
ncak kepala Arin, "Dari mana kam
ada cincin
laki ketika menika
natap Rafa, "Jadi k
rtawa,
n dua porsi Pad Thai menggunakan bahasa inggris, dibantu dengan gerakan tubu
menatap Arin, Arin mengikat rambut sebahunya seperti ekor kuda. Sehi
amu tidak pulang ke
ang semenjak pind
dak ingin tinggal
ggu selesai kuliah. Lagian saya masih warga negara
karang?" Tanya Rafa, ia jujur semakin penasa
saya memutuskan tinggal di Jakarta
ya tanya saja"
nikah" ucap Arin, ia memasukan mie
coba dengan aksen terkejut dan
adalah calon suami dari sang kakak. Apa yang ada di dalam pikirannya selama ini. Ia tidak tahu, kenapa ia s
g. Eh malah kabur ke Bangkok. Saya pikir hanya lamaran bia
on suami kakak kandungnya sendiri. Dan semakin heran, apakah ada saudara kandung tidak mengenal satu sama lain, tidak berbagi cerita. Mungkin mereka su
jadi tid
"Kamu sudah punya
cap Rafa
rsilat lidah. Entah kenapa, ia tidak
ki-laki tampan seperti kamu, tidak mem
tampan harus mem
enatap Rafa, "Ya,
dah puny
um j
alau begitu" ucap Rafa. Kata-kata it
ar ucapan Rafa. Ia seperti tida
*