A
go taxi kepada supir. Setelah itu taxi pergi dari hadapannya, Rafa menarik koper
u lift yang tidak jauh darinya. Arin memperhatikan Rafa, ia menekan tombol 4. Arin tidak bersuara, ia hanya memp
embuka satu kamar. "Kok hanya satu
kamar, dan memper
u, kamar saya
ndapat tempat menginap geratis, di hotel bintang em
a kasi
" Rafa membala
kembali menatap Rafa, "Setelah
id
ok hanya mau tidur?
"saya kesini hanya untuk kerj
sudah, selam
a. Oiya, kamu
lan lah, mau
dphone kamu mungkin nanti sore sa
terima
ya
miliknya, dan lalu di bukanya koper itu. Rafa menyusun
**
tubuhnya, dan ia berjalan menuangkan air mineral di dalam gelas, ia lalu meneguk ai
liknya di nakas, dan mulai
o sa
kamu ada dimana sekarang?" Tanya De
hotel, tadi s
aya baru hubungi ka
an pihak wedding organizer, semua sudah di serah
n lagi ia memang akan menikah, "Iya sayang, ma
adi mama kamu yan
menatap awan yang masih cerah. "Benarkah? Mam
juga, enak pokoknya. Mama kayaknya
tinya
mendapati istri yang tidak
i calon istri, untuk menjadi ibu dari anak
asa makan masakan ibu k
au kamu berniat untuk belajar masak sama mama, s
hati-hati ya disan
ulu, sebentar lagi say
ya
ucap Rafa mengakh
**
am menjadi pilihanya kali ini. Rafa lalu membawa tas yang telah ia s
jalananya ke Bangkok tidak sia-sia. Rafa sudah mempersiapkan bahan presentasi, semoga saja kali ini ia
berjalan menuju lobby hotel. Rafa me
onis menunjukkan arah ruangan itu. Sepertinya receptionis itu sudah tahu, bahwa ia akan bertemu
tapi tidak untuk bahasa Thai. Sejujurnya ia sama sekali tidak tertarik mempelajari bahasa Thai menurutnya tidak enak di dengar. Tapi setelah ini ia pasti
tersenyum, ia sejujurnya tidak enak jika berbicara lalu di terjemahkan lagi, rasanya seperti ada yang mengganjal dan tidak leluasa berbicara. Ia men
n. Besok mr. Sun mengajaknya bertemu
*